Pokja Pertanian G20, RI Berupaya Jembatani Kesenjangan Kinerja Pertanian Global

The G20 Global Forum Agriculture Working Group Opened by Indonesian Minister

Editor : M. Achsan Atjo
Translator : Dhelia Gani


Pokja Pertanian G20, RI Berupaya Jembatani Kesenjangan Kinerja Pertanian Global
BPPSDMP KEMENTAN: Kepala BPPSDMP Kementan, Dedi Nursyamsi memberikan opening speech pada pembukaan Global Forum - Agriculture Ministers Meeting [AMM] G20 Indonesia, yang dibuka oleh Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo.

Denpasar, Bali [B2B] - Semangat ´Pulih Lebih Cepat, Bangkit Lebih Kuat [Recover Together, Recover Stronger] diusung Indonesia untuk The G20 Presidency 2022, untuk mendorong negara anggota G20 bekerja sama mencapai pemulihan dunia yang lebih kuat dan berkelanjutan. 

Kelompok Kerja [Pokja] Pertanian berupaya untuk menjembatani kesenjangan yang mempengaruhi kinerja pertanian yang kurang baik di banyak negara [global].

Hal itu dikemukakan Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian - Kementerian Pertanian RI [BPPSDMP] Dedi Nursyamsi saat Introduksi kegiatan Global Forum di Hotel Intercontinental Jimbaran Bali, Selasa [27/09].

Global Forum merupakan bagian kegiatan Agriculture Ministers Meeting [AMM] G20 Indonesia yang akan dibuka oleh Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo hari ini, Rabu [28/09].

"Hari ini, dunia berada pada titik balik. Baru keluar dari krisis Covid-19, kami optimis dalam mengidentifikasi langkah-langkah pemulihan dan memperkuat sistem pertanian pangan kami di tengah perubahan iklim," kata Dedi Nursyamsi dalam Kata Pengantar Pembukaan AMM Global Forum, yang dihadiri lebih 100 peserta.

Menurutnya, Pokja Pertanian pada Global Forum tersebut akan membahas cara untuk pulih dari pandemi dan membangun sistem pangan pertanian yang lebih tangguh, melalui kegiatan Global Forum secara hybrid.

"Sistem pertanian dan pangan saat ini menghadapi serangkaian tantangan yang belum pernah terjadi sebelumnya, termasuk ketidakstabilan harga komoditas pangan dan pupuk, kerawanan pangan, kondisi pasar yang tidak dapat diprediksi, serta ketegangan geopolitik dan krisis yang berkepanjangan," kata Dedi Nursyamsi.

Guna mengatasi tantangan tersebut, katanya, Mentan Syahrul mengajak semua negara untuk membangun semangat untuk bekerja sama. Sesuai dengan tema besar G20 Presidensi Indonesia, yaitu “Recovery Together, Recovery Stronger”. 

“Kita tidak lagi bicara atas nama bangsa sendiri, tapi harus bicara atas nama bangsa-bangsa G20. Mari kita bicarakan hal-hal yang bisa mempersatukan. Semua perbedaan semestinya bisa kita satukan dalam waktu singkat,” katanya mengutip seruan Mentan Syahrul.

Dedi Nursyamsi menambahkan bahwa semua itu diperburuk oleh urbanisasi yang cepat, petani yang menua, perubahan pola makan dan sistem mata pencaharian, penipisan sumber daya alam dan krisis perubahan iklim jangka panjang. 

"Oleh karena itu, penting untuk melanjutkan upaya kita untuk menjembatani kesenjangan yang mempengaruhi kinerja pertanian yang kurang baik di banyak negara," katanya di hadapan peserta dari sejumlah stakeholders, termasuk delegasi negara-negara anggota G20, negara-negara undangan, organisasi internasional, dan pelaku usaha pertanian serta petani milenial dari seluruh dunia yang hadir secara online.

Dedi Nursyamsi pun mengucap selamat datang atas kehadiran Gubernur Bali I Wayan Koster dan Dirjen Badan Pangan Dunia [FAO] Qu Dongyu.

Dia pun mengurai tentang tiga acara utama Global Forum yakni Dialog Tingkat Menteri dilanjutkan dengan Sesi Panel I yang membahas ´Pemanfaatan Pertanian Digital dan Revitalisasi Peran Perempuan dan Pemuda Menuju Kewirausahaan Pertanian´.

Dilanjutkan Sesi Panel II membahas ´Berbagi Perspektif dan Inisiatif Saat Ini untuk Meningkatkan Partisipasi dan Kapasitas Perempuan dan Pemuda dalam Implementasi Pertanian Digital´. [Mac]

Denpasar, Bali [B2B] - The role of agricultural vocational education in Indonesia such as the the Agricultural Development Polytechnic or the Polbangtan, to support Indonesian Agriculture Ministry seeks to maximize its efforts to produce millennial entrepreneur.

Youth Enterpreneurship And Employment Support Services Program or the YESS, to support Indonesian Agriculture Ministry seeks to maximize its efforts for the millennial entrepreneur.

Indonesian Agriculture Minister Syahrul Indonesia Yasin Limpo stated that the government´s commitment to developing agriculture, especially in the development of advanced, independent and modern agricultural human resources.

“The goal is to increase the income of farming families and ensure national food security. Farmer regeneration is a commitment that we must immediately realize," Minister Limpo said.

He reminded about the important role of vocational education, to produce millennial farmers who have an entrepreneurial spirit.

"Through vocational education, we connect campuses with industry so that Polbangtan graduates meet their needs and are ready for new things," Limpo said.