Mentan Dorong Petani Adaptasi dengan Tantangan Alam
Millennial Farmers Development are the Target of Indonesia`s Polbangtan Bogor
Editor : Kemal A Praghotsa
Translator : Dhelia Gani
Lampung [B2B] – Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan pertanian saat ini sedang menghadapi tantangan besar, salah satunya adalah perubahan iklim. Petani dan semua pelaku pertanian pun harus bisa beradaptasi dengan tantangan alam tersebut.
"Kita dihadapkan pada situasi bagaimana membuat pertanian ramah lingkungan dan cara kita beradaptasi dengan tantangan alam," ungkap Mentan Syahrul saat memberikan arahan pada pembukaan Training of Trainers [TOT] di Lampung pada Selasa, [28/6].
Oleh sebab itu, Mentan Syahrul menyambut positif penyelenggaraan TOT. Menurutnya, TOT mengenai praktik pertanian ramah lingkungan seharusnya bisa menghasilkan sesuatu yang bisa diimplementasikan di lapangan.
“TOT adalah starting point dari perjalanan yang panjang. Saya ingin TOT ini ada targetnya, setiap peserta tahu apa yang didapatkan setelah TOT dan ending apa yang diharapkan,” katanya.
Untuk menghadapi perubahan iklim, Mentan Syahrul menyebutkan kemampuan petani harus ditingkatkan. Peningkatan produksi harus disertai sustainability dengan menjaga ekosistem agar tetap sehat.
"Kemampuan petani bisa terus kita kembangkan dan peningkatan produksi komoditas pangan bisa kita capai. Pertanian besok bisa menjadi kekuatan bangsa ini, minimal untuk kebutuhan kita sendiri. Bahkan, kami harapkan kita bisa mengisi ruang ekspor,” sebut Mentan Syahrul.
Pada kesempatan yang sama, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian [BPPSDMP] Kementan, Dedi Nursyamsi mengungkapkan pertanian ramah lingkungan sejalan dengan pertanian berkelanjutan yang merupakan implementasi dari RPJMN Prioritas Nasional [PN] 6 tentang membangun lingkungan hidup, meningkatkan ketahanan bencana dan perubahan iklim, serta pembangunan rendah karbon.
"Untuk memajukan pertanian, dibutuhkan kemauan yang kuat dengan tidak mengandalkan anggaran. Dalam hal ini perlu diterapkan mindsetting agenda dan agenda intellectual. Untuk itu, widyaiswara, dosen, guru, penyuluh pertanian, dan insan lainnya harus terus mengupgrade wawasan, kapasitas dan kemampuan untuk menjawab tantangan perkembangan dunia pertanian, terutama terkait teknologi untuk beradaptasi dan melakukan mitigasi perubahan iklim”, jelas Dedi.
Dedi menambahkan, ketahanan pangan saat ini tidak hanya terkendala oleh karena adanya perang antar negara namun climate change yang ditandai dengan meningkatnya suhu permukaan bumi yang berpengaruh secara signifikan terhadap seluruh ekosistem yang ada termasuk ekosistem pertanian.
“Solusi dari pemanasan global dan cuaca ekstrim adalah pertanian ramah lingkungan dan pertanian bersahabat. Konsep pertanian yang betul-betul memperhatikan penyebab pemanasan global harus kita segera terapkan,” tambanya.
Dedi menyebutkan kegiatan TOT ini dapat diakses melalui aplikasi Learning management System [LMS] di seluruh UPT Pelatihan Pertanian, Kementerian Pertanian. Jumlah peserta yang mengikuti pelatihan ini melebihi 10.000 orang.
Anggota Komisi IV DPR RI Dwita Ria Gunadi mengatakan masyarakat Provinsi Lampung sangat menyambut baik penyelenggaraan TOT ini yang secara khusus membahas pertanian ramah lingkungan. Diharapkan keluaran dari kegiatan TOT mampu menjawab tantangan dalam meningkatkan produksi pangan di tengah ancaman pemanasan global dan krisis lahan.
“Tugas besar kita adalah berdaulatnya pangan dan sejahteranya masyarakat khususnya petani, serta tercapainya visi Indonesia menjadi lumbung pangan dunia,” kata Dwita.
Dwita menilai visi Indonesia untuk menjadi lumbung pangan dunia bukan visi yang mudah namun bukan sesuatu yang mustahil untuk dicapai. Menurutnya, perlu adanya gerakan dan terobosan dalam sektor pertanian yang dilakukan secara bersama-sama.
Lampung [B2B] - Minister of Agriculture Syahrul Yasin Limpo said that agriculture is currently facing big challenges, one of which is climate change. Farmers and all agricultural actors must also be able to adapt to these natural challenges.
"We are faced with the situation of how to make agriculture environmentally friendly and how we adapt to natural challenges," said Minister of Agriculture Syahrul when giving directions at the opening of the Training of Trainers [TOT] in Lampung on Tuesday, [28/6].
Therefore, Minister of Agriculture Syahrul positively welcomed the implementation of the TOT. According to him, TOT regarding environmentally friendly agricultural practices should be able to produce something that can be implemented in the field.
“TOT is the starting point of a long journey. I want this TOT to have a target, every participant knows what they get after the TOT and what ending is expected," he said.
