Rp855,8 Miliar, Ekspor 252 ton Cangkang Sawit Riau hingga Juli 2019

Indonesia`s Palm Kernel Shells Exports from Riau reached IDR855.8 billion

Reporter : Gusmiati Waris
Editor : Cahyani Harzi
Translator : Dhelia Gani


Rp855,8 Miliar, Ekspor 252 ton Cangkang Sawit Riau hingga Juli 2019
PAD RIAU: Kepala Barantan, Ali Jamil [topi hitam] berbincang dengan Asisten I Kabupaten Siak Sri Indrapura, Budiyuono [baju merah] didampingi Kepala Karantina Pekanbaru, Rina Delfi [hijab] Foto: Barantan

Siak Sri Indrapura, Riau [B2B] - Cangkang kelapa sawit sebagai limbah pabrik [palm kernel shell] ternyata bermanfaat sebagai alternatif energi berkelanjutan pengganti energi fosil yang diminati Jepang. Hingga Juli 2019, ekspor cangkang sawit dari Provinsi Riau mencapai 252 ton senilai Rp855,8 miliar sementara pada 2018 sekitar 227 ton senilai Rp770 miliar, berdasarkan data IQFAST di Karantina Pertanian Pekanbaru, Riau.

Dari sisi sertifikasi SPS, ekspor komoditas pertanian yang mendapat sertifikasi dari Karantina Pertanian Pekanbaru mencapai Rp35 triliun, sementara nilai ekspor pada Januari hingga Juni 2019 mencapai Rp31,4 triliun, yang diprediksi mencapai Rp60 triliun hingga akhir 2019.

"Hingga akhir 2019 dipastikan jumlah tonase cangkang sawit yang dibukukan lebih meningkat, kami siap mengawal persyaratan kesehatan karantina tumbuhan atau SPS-nya," kata Ali Jamil, Kepala Badan Karantina Pertanian - Kementerian Pertanian RI [Barantan] di Pelabuhan Industri Buton, Kabupaten Siak Sri Indrapura, akhir pekan lalu.

Mengacu pada catatan lalu lintas ekspor Barantan, katanya, pertumbuhan ekspor cangkang sawit diprediksi sekitar 40% dibandingkan 2018, dan Kementan akan terus mendukung ekspor cangkang sawit agar volume dan nilai ekspor terus meningkat.

"Indonesia sebagai negara penghasil kelapa sawit terbesar di dunia, Kementan melalui seluruh direktorat teknis akan mendorong peningkatan produksi dan mendorong ekspor dari sisi keragaman produk kelapa sawit, dan cangkang sawit adalah salah satunya," kata Ali Jamil.

Selain cangkang sawit, turut diekspor produk turunan kelapa sawit berupa RBD Palm Olein, RBD Palm Stearin, RBD Palm Kernel Oil dan RBD Coconut Oil melalui Pelabuhan Dumai dengan volume 77 ribu ton senilai Rp788 miliar ke Rusia, Aljazair dan Turki.

Pada saat yang bersamaan, juga dilakukan pelepasan ekspor turunan kelapa: air kelapa, kelapa parut, tepung kelapa dan santan kelapa tujuan Amerika Serikat [AS], Selandia Baru, Brazil dan Hongkong melalui Pelabuhan Sungai Guntung dengan volume 1.200 ton senilai Rp18 miliar.

"Kelapa dan kelapa sawit dari Riau memiliki kualitas terbaik yang diakui pasar global. Hal ini menjadikan Indonesia sebagai produsen kelapa dan kelapa sawit terbesar di dunia. Hal itu diinstruksikan Presiden Joko Widodo, kita harus menggencarkan ekspor nonmigas untuk mendukung neraca perdagangan seperti arahan Mentan Amran Sulaiman," kata Ali Jamil.

Primadona Ekspor
Produk kelapa dan kelapa sawit merupakan primadona ekspor Provinsi Riau, sepanjang 201 volume ekspor kelapa dan kelapa sawit mencapai 4,3 juta ton bernilai Rp34 triliun. Sementara pada Januari hingga Juni 2019, volume ekspor mencapai 1,9 juta ton senilai Rp19,5 triliun.

Kepala Karantina Pekanbaru, Rina Delfi mengatakan pada 2019 ada primadona baru komoditas ekspor Riau yakni talas dan gula kelapa, diikuti oleh kencur, alpukat dan pinang. Talas dan gula kelapa dari Riau memiliki cita rasa yang khas yang diminati Malaysia dengan total ekspor talas mencapai 631 ton senilai Rp3 miliar dan volume ekspor gula kelapa mencapai 199 ton senilai Rp1,4 miliar.

Ekspor turunan kelapa dan kelapa sawit telah memenuhi persyaratan ekspor negara tujuan, Karantina Pertanian Pekanbaru melakukan serangkaian tindakan pemeriksaan karantina mulai dari pengajuan permohonan pemeriksaan karantina (PPK) online oleh eksportir, pemeriksaan fisik dan perlakuan fumigasi untuk memenuhi persyaratan teknis negara tujuan.

Asisten I Bidang Pemerintahan Kabupaten Siak Sri Indrapura, Budiyuono, menyambut baik peran  Barantan dalam mendorong ekspor komoditas pertanian Provinsi Riau, yang mengharapkan makin banyak produk pertanian yang diekspor sehingga menambah devisa bagi masyarakat Riau.

Apresiasi juga disampaikan Ali Jamil untuk sinegisitas pemerintah daerah dan berharap OKKPD Provinsi Riau dapat meningkatkan pengawasan terhadap keamanan pangan untuk memastikan produk yang di ekspor bebas dari cemaran seperti salmonella dan E. colli.

"Jepang adalah salah satu negara tujuan ekspor yang sangat ketat dengan persyaratan keamanan pangan selain hama dan penyakit tumbuhan. Kita patuhi, lolos di Jepang, bisa dipastikan dapat aman diterima di negara mitra dagang lain," kata Ali Jamil.

Siak Sri Indrapura of Riau [B2B] - Palm kernel shells as factory waste turned out to be useful as an alternative sustainable energy substitute for fossil energy that demanded by Japan. Until July 2019, exports of palm shells from Riau province reached 252 tons worth IDR855.8 billion, while in 2018 around 227 tons worth Rp770 billion, based on IQFAST data in the Agricultural Quarantine in Pekanbaru, Riau provincial capital.