Tingkatkan Kapasitas Akademis, Kementan Gandeng Unpad & IPB

Indonesian Govt Invites Young Entrepreneurs to Developing Agriculture

Editor : M. Achsan Atjo
Translator : Dhelia Gani


Tingkatkan Kapasitas Akademis, Kementan Gandeng Unpad & IPB
GANDENG UNIVERSITAS: Kepala BPPSDMP Kementan Dedi Nursyamsi diwakili Sekretaris BPPSDMP Siti Munifah menandatangani PKS dengan Unpad dan IPB (Foto: BPPSDMP)

Lembang, Jabar [B2B] - Guna meningkatkan kompetensi SDM Pertanian, diperlukan kerjasama, sinergi dan kolaborasi antar lembaga termasuk pihak akademisi guna menunjang agribisnis yang berdaya saing dan berkelanjutan.

Mendukung hal itu, Kementerian Pertanian RI melalui Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian [BPPSDMP] menandatangani Perjanjian Kerja Sama [PKS] dengan Universitas Padjadjaran [Unpad] Fakultas Teknologi Industri Pertanian serta Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat - Institut Pertanian Bogor [LPPM IPB].

"Kerjasama ini bertujuan meningkatkan profesionalisme SDM pertanian melalui pendidikan, penelitian dan pengabdian masyarakat. Perjanjian kerjasama antara BPPSDMP dengan IPB dan UNPAD berlangsung selama 2 tahun," kata Kepala BPPSDMP Kementan, Dedi Nursyamsi dalam sambutannya yang dikutip Sekretaris BPPSDMP Siti Munifah di BBPP Lembang, Jabar pada Rabu pagi [1/12].

Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo, mengatakan pertanian memiliki peran penting dan strategis dalam menopang pertumbuhan ekonomi Indonesia. 

"Di masa pandemi covid-19, hanya sektor pertanian yang tumbuh positif, ditunjukkan dengan meningkatnya produktivitas dan ekspor produksi pertanian serta penyerapan tenaga kerja di sektor pertanian,” kata Mentan Syahrul.

Dedi Nursyamsi menambahkan kunci keberhasilan peningkatan produksi komoditas pertanian adalah peningkatan produktivitas melalui dukungan sarana, prasarana, inovasi teknologi, regulasi dan SDM Pertanian yang kompeten,” kata Dedi. 

Menurutnya, teknologi pertanian dan SDM pertanian merupakan dua sisi yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Teknologi pertanian modern dicirikan lebih cepat, produktivitas tinggi dan memanfaatkan teknologi Informasi.

Kegiatan ini dilaksanakan bersamaan dengan kegiatan Handover Project BBPP Lembang dan Taiwan Technical Mission dan Penutupan Pelatihan Smart Farming bagi Petani Milenial yang dihadiri Kepala Pusat Pelatihan Pertanian [Puslatan] Leli Nuryati, Kepala BBPP Lembang, Ajat Jatnika, Direktur Riset dan Pengabdian kepada Masyarakat UNPAD, Prof. Rizky Abdullah, Dekan Fakultas Teknologi Industri Pertanian, Sarifah Nurjanah, dan Kepala Pusat Kajian Hortikultura Tropika LPPM IPB, Awang Maharijaya. 

Sekretaris BPPSDMP Siti Munifah menambahkan bahwa pada kegiatan serah terima Strengthening Incubator Agribusiness with Human Development Project, teknologi yang dikenalkan adalah pertanian presisi atau smart farming.

"Pertanian rendah biaya namun berpotensi meningkatkan margin keuntungan petani, dan efisiensi dalam penggunaan air, pupuk dan pestisida yang memungkinkan keberlanjutan produksi hasil pertanian yang aman dan sehat,” kata Siti Munifah.

“Fasilitas project berupa Smart Automatic Green House dan Modern Packing House ini telah menjadi ikon yang menarik minat peserta pelatihan, mahasiswa, dosen, petani dan pengusaha milenial serta masyarakat sebagai sarana pembelajaran/pelatihan berbasis inovasi dan teknologi masa kini.

"Bagaimana seharusnya tahapan budidaya, pascapanen dan pengolahan hasil pertanian itu dilakukan, sesuai dengan SOP dan standar internasional guna mendukung pertanian yang Maju, Mandiri dan Modern,” ungkap Dedi.

Dalam kesempatan ini, Siti Munifah mewakili Kabadan Dedi Nursyamsi mengucapkan terima kasih pada TETO dan IETO atas dukungannya terhadap para petani dan pelaku usaha melalui kerja sama teknis ini. 

"Saya berharap di masa mendatang kita dapat tetap memperkuat kerja sama dan kolaborasi dalam pembangunan SDM Pertanian melalui penggunaan teknologi pertanian modern yang saling menguntungkan,” kata Siti Munifah.

Sekretaris BPPSDMP Kementan, Siti Munifah dalam penandatanganan menjelaskan kerjasama ini sangat strategis.

"Khususnya untuk mendukung peningkatan kapasitas petani milenial. Kita ingin ada peningkatan kualitas dan ilmu pengetahuan bagi para petani milenial," katanya.

Sementara Dekan Fakultas Teknologi Industri Pertanian, Sarifah Nurjanah, menyampaikan apresiasinya, untuk menindaklanjuti nota kesepahaman antara Menteri Pertanian dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan. 

“Program MBKM [Merdeka Belajar Kampus Merdeka] durasinya maksimal 6 bulan. Kami berharap nantinya mahasiswa tidak hanya melihat proses kegiatan di institusi, namun terjun langsung sesuai kompetensi yang dimiliki. Fasilitas yang dimiliki berkaitan dengan smart farming ini kami rasakan sesuai dengan visi misi kami mendidik dan menghasilkan SDM yang unggul dan mampu berdaya saing,” ungkap Sarifah.

Lembang of West Java [B2B] - Indonesian government in the next five years prioritizes the development of human resources that are ready to face globalization in the era of industrialization 4.0, the Agriculture Ministry in particular the Directorate General of Extension and Agricultural HR Development [BPPSDMP] carry out its role to develop millennial farmers who understand information and communication technology, according to the senior official of the agriculture ministry.