Mentan Dorong Regenerasi Petani dengan Program `Smart Farming`

Millennial Farmers are the Target of Developing Indonesian Agricultural HR

Reporter : Kemal Agus Praghotsa
Editor : Cahyani Harzi
Translator : Dhelia Gani


Mentan Dorong Regenerasi Petani dengan Program `Smart Farming`
REGENERASI PETANI: Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo dalam acara Program Milenial Smart Farming di Bali. [Foto: Kementan]

Buleleng, Bali [B2B] - Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo berupaya memperkuat regenerasi petani, dengan mengajak petani muda bergiat menerapkan smart farming dalam pengembangan budidaya pertanian. Pasalnya, pertanian berbasis teknologi memudahkan petani dalam berbudi daya yang lebih efisien sekaligus modern dalam hal akselerasi produksi petani.

"Petani Bali dan petani muda keren Bali adalah sesuatu lompatan yang kita coba lakukan untuk tidak saja membiarkan pertanian itu berjalan apa adanya sama dengan yang kemaren tidak berarti yang kemaren jelek tetapi kita harus ada loncatan untuk naik kelas dimasa pandemi ini," kata Mentan Syahrul pada acara Program Millenial Smart Farming di Kabupaten Buleleng, Bali, Jumat [11/6].

Mentan mengatakan Kementerian Pertanian [Kementan] berkomitmen menyiapkan SDM pertanian yang berjiwa wirausaha, oleh karenanya salah satu program utama Kementan dalam menjamin produktifitas, kontinuitas dan ketahanan pangan adalah penumbuhan 2,5 juta pengusaha pertanian milenial sampai dengan tahun 2024. 

"Hari ini pemuda millenial kita di Buleleng ini mencoba aplikasi bersama BNI yang kita support bersama dan ini sesuai arahan Bapak Presiden membangkitkan petani petani muda kita untuk bisa tertarik pada dunia pertanian, kita akan dorong ini," katanya.

Bupati Buleleng, Putu Agus Suradnyana mengatakan pendapatan Buleleng 64 persen bersumber dari sektor pertanian sehingga perlu terus di lakukan perbaikan tata guna pertanian yang baik sehingga pembagian lahan untuk pengembangan khusus hortikultura atau pertanian jelas dan menciptakan pertanian berkelanjutan. 

"Terima kasih Pak Menteri sudah sampai ke Buleleng dalam mendukung petani petani muda yang memiliki kapasitas dalam mengelola aktivitas proses bisnis pertanian dengan memanfatkan teknologi," kata Agus.

Bersamaan, Ketua Komunitas Petani Muda Keren [PMK], Gede Agung Wedhatama mengaku penggunaan smartfarming dengan Internet of Things [IoT] mensupport pertanian  dari hulu sampai ke hilir. "Terkait smart farming ini kami memang dari petani muda keren mengempower, menstimulus teman teman kita untuk menggunakan IoT sebagai supporting aktivitas pertaniannya," kata Agung.

Agung mengaku efisiensi bertani dengan penerapan smartfarming hampir 90 persen. Tidak hanya itu, aktivitas menyiram, memupuk, menyemprot biopestisida maupun hayati menjadi lebih murah dan efisien karena bisa dilakukan dari jarak jauh dan bisa lebih tepat sasaran.

"Harapannya smart farming ini benar benar bisa menjadi solusi bagi petani kita, petani muda sehingga semakin banyak anak anak Bali yang semangat menjadi petani,"tutup Agung.

Turut hadir dalam acara ini Deputi 4 Bidang Koordinasi Ekonomi Digital, Ketenagakerjaan dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah, Mohammad Rudy Salahuddin, Deputi II Bidang Koordinasi Pangan dan Agribisnis Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Musdhalifah Machmud beserta jajaran eselon 1 Kementan.

Buleleng of Bali [B2B] - Indonesian government in the next five years prioritizes the development of human resources that are ready to face globalization in the era of industrialization 4.0, carry out its role to develop millennial farmers who understand information and communication technology, according to the senior official of the agriculture ministry.