BBPP Kementan Dorong Peningkatan Ekspor Bungkil Sawit ke Mancanegara

Indonesia Binuang`s Agricultural Training Center Support Borneo Farmers

Editor : M. Achsan Atjo
Translator : Dhelia Gani


BBPP Kementan Dorong Peningkatan Ekspor Bungkil Sawit ke Mancanegara
BBPP BINUANG: Peluang ekspor bungkil sawit sangat luas, karena banyak negara yang membutuhkan bungkil sawit untuk bahan baku pakan ternak seperti Korea Selatan, Australia, Selandia Baru, Amerika Serikat dan sejumlah negara Eropa.

Tapin, Kalsel [B2B] - Limbah kelapa sawit berupa bungkil sawit atau palm kernel expeller [PKE] yang dihasilkan dari pengolahan biji kelapa sawit di Provinsi Kalimantan Selatan [Kalsel] memiliki peluang ekspor ke mancanegara, nilainya mencapai Rp15,03 miliar pada 2022 seperti dilansir Balai Karantina Pertanian Kalsel.

Peluang ekspor PKE tersebut mendorong Balai Besar Pelatihan Pertanian [BBPP] selaku unit pelaksana teknis [UPT] Pelatihan dari Kementerian Pertanian RI di wilayah Kalimantan, BBPP Binuang, berupaya mendukung peningkatan produktivitas PKE kualitas ekspor.

Sebagaimana diberitakan, Kepala Balai Karantina Pertanian Kalsel, Nur Hartanto menyatakan produk PKE yang diekspor pada 2022 mencapai 6.300 ton, senilai Rp15,03 miliar dengan tujuan China.

Peluang ekspor PKE bukan hanya ke China, banyak negara yang membutuhkan PKE untuk bahan baku pakan ternak seperti Korea Selatan, Australia, Selandia Baru, Amerika Serikat dan sejumlah negara Eropa.

Hal itu sejalan arahan Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo bahwa bahwa gerakan ekspor harus dimulai dengan kehadiran eksportir ditengah-tengah rakyat. Lebih dari itu, peranan eksportir harus bisa membuka lapangan pekerjaan secara luas.

"Indonesia merupakan negara subur yang seluruh kekayaan alamnya selalu dibutuhkan penduduk dunia. Sektor pertanian menjadi bagian penting meningkatkan ekonomi bangsa dan menekan kemiskinan," katanya.

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian Kementan [BPPSDMP] Dedi Nursyamsi mengatakan Kementan memiliki dua program kerja yang fokus pada pengembangan produk perkebunan, dengan meningkatkan kapasitas dan kompetensi SDM pertanian guna memperkuat hilirisasi dan peranan industri.

"Hilirisasi harus makin kuat, misalnya kelapa kita tidak hanya dijual kopra tetapi juga sudah harus dijadikan santan dan berbagai turunan lain terhadap kelapa itu contohnya ya demikian," kata Dedi Nursyamsi.

Kepala BBPP Binuang, Bambang Haryanto mengatakan produk ekspor seperti PKE harus dipastikan terbebas dari organisme pengganggu tumbuhan/organisme pengganggu tumbuhan karantina (OPT/OPTK) berupa serangga hidup.

"BBPP Binuang sesuai tupoksinya akan berupaya meningkatkan kapasitas dan kompetensi SDM pertanian khususnya dari perkebunan, untuk memanfaatkan bungkil sawit sebagai komoditas ekspor, yang memenuhi syarat produk ekspor," katanya.

Untuk diketahui, produk PKE berupa bungkil sawit harus dipanaskan hingga hingga temperatur 85 derajat Celcius untuk mematikan virus berbahaya, gudang penyimpanan PKE harus steril, dan higienis, proses pengolahan dan penyimpanan di gudang tidak terkontaminasi kotoran hewan seperti burung dan tikus, dan tidak ada batu. [agus/jeka/timhumasbbppbinuang]

Tapin of South Borneo [B2B] - The role of agricultural training in Indonesia such as the Agricultural Training Center of Indonesia Agriculture Ministry across the country so the ministry seeks to maximize its efforts to produce millennial entrepreneur.

Indonesian Agriculture Minister Syahrul Indonesia Yasin Limpo stated that the government´s commitment to developing agriculture, especially in the development of advanced, independent and modern agricultural human resources.

“The goal is to increase the income of farming families and ensure national food security. Farmer regeneration is a commitment that we must immediately realize," Minister Limpo said.

He reminded about the important role of agricultural training, to produce millennial farmers who have an entrepreneurial spirit.

"Through agricultural training, we connect farmers with technology and innovation so that BBPP meet their needs and are ready for new things," Limpo said.