SDM Pertanian, Pemprov Jateng Dukung Kementan

Indonesian Govt Increase Capacity Building of Agriculture HR

Reporter : Kemal Agus Praghotsa
Editor : Cahyani Harzi
Translator : Dhelia Gani


SDM Pertanian, Pemprov Jateng Dukung Kementan
GERAKAN KOSTRATANI: Kepala BPPSDMP Dedi Nusyamsi saat kunjungan kerja di Semarang. [Foto: BPPSDMP]

Semarang, Jateng [B2B] - Kementerian Pertanian RI [Kementan] mendapat dukungan penuh dari Pemerintah Provinsi Jawa Tengah [Pemprov Jateng] untuk mengembangkan SDM pertanian di sana, melalui Komando Strategi Pembangunan Pertanian [KostraTani].

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo menegaskan pertanian akan lebih maju jika didukung SDM berkualitas. "Oleh karena itu, Kementan tidak pernah berhenti berupaya meningkatkan kualitas SDM pertanian. BPP kita perkuat, pelatihan dan bimtek pun terus kita gulirkan untuk mendukung hal tersebut."

Wakil Gubernur Jateng, Taj Yasin Maimoen, menegaskan salah satu faktor penting untuk mengungkit produktivitas pertanian adalah peningkatan kapasitas SDM pertanian, dalam hal ini petani dan penyuluh pertanian.

Di Jawa Tengah, Taj Yasin melanjutkan, memiliki Balai Penyuluhan Pertanian [BPP] sebanyak 553 dari 576 kecamatan. 

"Ada beberapa daerah yang tidak memiliki areal persawahan, makanya jumlah BPP tak sebanding dengn jumlah kecamatan di Jawa Tengah ini," papar Taj Yasin saat menerima audiensi Kepala Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian [BPPSDMP] Dedi Nursyamsi dan jajaran, Kamis [10/6].

Secara keseluruhan, Taj Yasin menjelaskan jika jumlah penyuluh di Jawa Tengah sebanyak 1.779 orang. "Kalau di provinsi jumlah penyuluhnya sebanyak 34 orang, sisanya dari kabupaten/kota."

Ia berharap ke depan tingkat kesejahteraan penyuluh terus dapat ditingkatkan seperti pemberian penghargaan dan jenjang karir, termasuk fasilitasnya. 

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian [BPPSDMP], Dedi Nursyamsi menuturkan, salah satu upaya peningkatan kapasitas SDM pertanian dilakukan melalui KostraTani yang merupakan gerakan pembangunan pertanian tingkat kecamatan.

"Di Kostratani nantinya petani dan penyuluh akan dibuatkan pelatihan-pelatihan untuk meningkatkan kapasitas berdasaran tematik tertentu," katanya.

Dijelaskannya, ada tiga faktor pengungkit produktivitas pertanian yakni alat mesin pertanian [alsintan], peraturan perundangan dan SDM. 

"SDM merupakan faktor pengungkit produktivitas pertanian terbesar yakni 50 persen. Dalam rangka itu kami ke Jawa Tengah untuk bekerjasama membangun SDM pertanian kita," katanya.

Dahulu, Dedi melanjutkan, BPP terbukti menjadi faktor pendorong peningkatan produktivitas pertanian hingga Indonesia swasembada beras.

Berkac dari pengalaman tersebut, peningkatan produktivitas ternyata dimulai dari pemberdayaan petani dan penyuluh yang dimulai dari BPP," katanya.

Untuk mendukung hal tersebut, Dedi menegaskan jika pada tahun ini seluruh BPP di Jawa Tengah akan dilengkapi dengan sarana IT [Informasi Teknologi], seperti komputer, modem, internet dan fasilitas lainnya; agar bisa terkoneksi dengan daerah lain untuk berbagi ilmu, penggunaan jaringan internet dalam sistem pertanian kita juga berfungsi untuk bisa mengontrol pertanian di berbagai daerah. 

"Sarana IT juga selain untuk pelatihan juga bisa digunakan sebagai sarana monitoring dan evaluasi. Bahkan kita bisa memantau pertanian di suatu daerah melalui jaringan internet, misal terjadi serangan hama atau kekeringan," kata Dedi. [Cha]

Semarang of Central Java [B2B] - Indonesian government in the next five years prioritizes the development of human resources that are ready to face globalization in the era of industrialization 4.0, carry out its role to develop millennial farmers who understand information and communication technology, according to the senior official of the agriculture ministry.