Polbangtan Kementan Siap Manfaatkan Teknologi, Wujudkan Swasembada Pangan
Millennial Farmers Development are the Target of Indonesia`s Polbangtan Bogor
Editor : Cahyani Harzi
Translator : Dhelia Gani

Bogor, Jabar [B2B] - Swasembada pangan adalah kemampuan dan pengetahuan yang lebih besar untuk melaksanakan kegiatan, terutama di bidang pangan, sehingga memungkinkan kita untuk menyediakan kebutuhan pangan sendiri melalui berbagai kegiatan untuk memenuhi kebutuhan yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat Indonesia.
Teknologi modern yang digunakan dalam bidang pertanian memudahkan petani berbudidaya sehingga kegiatan berusahatani berjalan lebih efisien. Selain itu, teknologi tersebut menjadi salah satu daya tarik bagi petani milenial agar mau terjun ke dunia pertanian.
Dalam rangkaian Dies Natalis yang ke-6, Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) Bogor menggelar Seminar Nasional pada Rabu (31/7) secara hybrid di Aula Kampus Cibalagung.
Seminar yang mengusung tema Pertanian Modern Mendukung Swasembada Pangan menghadirkan para ahli di bidang pangan, baik akademisi maupun praktisi. Diantaranya Prof. Dr. Ir. Muhammad Syakir, MS; Prof. Dr. Ir. Hadi Susilo Arifin, PhD; Dr. nat. techn. Rizki Maftukhah; drh. Ismau Alim; dan Prof. Dr. Lukman Effendy, M.Si.
Menteri Pertanian RI Andi Amran Sulaiman, dalam berbagai kesempatan, menyampaikan bahwa sumber daya manusia (SDM) menjadi tulang punggung penggerak pembangunan pertanian. Karenanya, kata Mentan Amran, sudah seharusnya SDM pertanian memiliki kualitas yang mumpuni.
"Empat kunci yang perlu dipegang teguh agar SDM kita menjadi mumpuni. Di antaranya ialah bekerja yang terbaik, fokus, cepat dan berorientasi hasil,” ujar Amran.
Sementara itu, Plt. Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi mengatakan, sistem pertanian dapat dibuat lebih tangguh, dengan menerapkan langkah-langkah yang sangat spesifik untuk sistem dan lokal.
"Petani, penghuni hutan, nelayan, dan mereka yang berada di sepanjang rantai pasok perlu mengadopsi serangkaian tindakan, yang rinciannya akan bergantung pada keadaan masing-masing," katanya.
Hadi Susilo, Guru Besar IPB mengatakan, bahwa Internet of Things bisa menjadi solusi untuk masalah pertanian, diantaranya: dua bidang utama pertanian yang dapat direvaluasi IoT Pertanian Presisi: konsep pendekatan berbasis IoT yang membuat pertanian lebih terkontrol dan akurat.
Peternakan Ternak Presisi: teknik pertanian cerdas memungkinkan peternak lebih baik dalam memantau kebutuhan individu hewan dan menyesuaikan nutrisi mereka, sehingga mencegah penyakit dan meningkatkan kesehatan kawanan.
Dengan teknologi modern, diharapkan Indonesia dapat mewujudkan cita-citanya menjadi lumbung pangan dunia di tahun 2045 dan bisa melakukan swasembada pangan untuk mencukupi kebutuhan pangan seluruh rakyat Indonesia. [wisda/timhumas polbangtanbogor]
Bogor of West Java [B2B] - The role of agricultural vocational education in Indonesia such as the the Agricultural Development Polytechnic or the SMKPPN to support Indonesian Agriculture Ministry seeks to maximize its efforts to produce millennial entrepreneur.
Youth Enterpreneurship And Employment Support Services Program or the YESS, to support Indonesian Agriculture Ministry seeks to maximize its efforts for the millennial entrepreneur.
Indonesian Agriculture Minister Andi Amran Sulaiman stated that the government´s commitment to developing agriculture, especially in the development of advanced, independent and modern agricultural human resources.
“The goal is to increase the income of farming families and ensure national food security. Farmer regeneration is a commitment that we must immediately realize," Minister Sulaiman said.
He reminded about the important role of vocational education, to produce millennial farmers who have an entrepreneurial spirit.
"Through vocational education, we connect campuses with industry so that Polbangtan graduates meet their needs and are ready for new things," Sulaiman said.