Wamentan Pastikan Pemulihan Sawah Terdampak Bencana Sumatera di 3 Provinsi

Indonesian Govt to Overcome the Rice Fields Affected by the Sumatra Disaster

Editor : M. Achsan Atjo
Translator : Dhelia Gani


Wamentan Pastikan Pemulihan Sawah Terdampak Bencana Sumatera di 3 Provinsi
BPPSDMP KEMENTAN: Wamentan Sudaryono menegaskan, prioritas utama pemerintah adalah menangani lahan yang rusak parah akibat banjir, sekitar 40 ribu hektar lahan pertanian terdampak banjir pada tiga provinsi di Sumatera.

Jakarta (B2B) - Wakil Menteri Pertanian RI (Wamentan) Sudaryono menegaskan bahwa Kementerian Pertanian RI (Kementan) bergerak cepat memulihkan lahan pertanian yang terdampak bencana di Sumatera yakni Provinsi Aceh, Sumatera Utara dan Sumatera Barat. 

Wamentan Sudaryono atau yang akrab disapa Mas Dar menyampaikan bahwa pemerintah telah menyiapkan langkah tanggap darurat sekaligus program rehabilitasi agar petani bisa segera kembali berproduksi.

“Kita sangat berduka dengan bencana yang menimpa saudara-saudara kita di Sumatra. Tetapi yakinlah bahwa pemerintah itu gercep. Tugas kita di Kementan adalah merehabilitasi lahan-lahan pertanian dan memastikan petani tidak boleh dirugikan," kata Wamentan Sudaryono usai menghadiri Peringatan Hari Antikorupsi Sedunia 2025 (Hakordia) di Kantor Pusat Kementan, Jakarta, Rabu (10/12).

Wamentan menambahkan, mereka mendapatkan bantuan yang semestinya. Tanah mereka kemudian diolah lagi, mereka bisa tanam dan panen lagi, dan mereka dapat melanjutkan hidupnya lagi,” 

Wamentan Sudaryono menyatakan bahwa sesuai arahan Presiden RI Prabowo Subianto, berbagai bantuan dikerahkan untuk memulihkan pertanian di wilayah terdampak bencana. Bantuan itu tidak hanya komoditas padi, tetapi juga pada komoditas pertanian lainnya.

“Sesuai dengan instruksi Presiden Prabowo waktu kunjungan ke sana bahwa petani tidak boleh khawatir. Benih, alat mesin pertanian, bahkan KUR kalau ada pinjaman, dan lain-lain, pemerintah cover itu semua. Termasuk komoditas lain, jagung, termasuk ternak ya,” kata Wamentan Sudaryono, anak petani asal Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah.

Atasi Sawah Puso
Wamentan Sudaryono juga menjelaskan bahwa prioritas utama pemerintah adalah menangani lahan yang rusak parah akibat banjir. Dia mengungkapkan bahwa sekitar 40 ribu hektar lahan pertanian terdampak banjir di tiga provinsi.

Data sementara menunjukkan sekitar 40 ribu hektare lahan terdampak banjir di tiga provinsi, yaitu Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat. 

Dari jumlah tersebut, yang mengalami puso sekitar 4.500 hingga 5.000 hektar. Yang jelas kita hitung mana yang terdampak, khususnya puso yang paling prioritas karena petani sudah mau panen tetapi gagal panen. Itu harus kita tangani,” jelasnya.

Oleh karena itu, jajaran Kementan telah dikerahkan untuk memastikan bantuan dan program rehabilitasi dapat berjalan optimal di lapangan. 

”Tentu saja akan kita cek terus, kita betul-betul mendayagunakan jajaran, baik penyuluh tentunya bersama Dinas Pertanian,” ungkapnya.

Tanggap Bencana
Sebelumnya, Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman meninjau wilayah terdampak bencana di Tapanuli Tengah, Sumatera Utara, pada Rabu (3/12/2025) lalu. Dalam kesempatan itu, Mentan Amran melihat langsung sawah terdampak dan berdialog dengan petani.

Mentan Amran menegaskan bahwa pemerintah pusat megambil alih seluruh proses pemulihan. Ia menjelaskan bahwa dukungan disesuaikan dengan kondisi sawah di setiap lokasi, termasuk bagi petani yang gagal panen akibat banjir. 

Untuk lahan yang rata karena banjir, pemerintah akan bangun kembali sawahnya dan dilengkapi dengan bantuan benih serta alat pertanian lainnya. 

Untuk lahan yang tidak mengalami kerusakan berat, pemerintah tetap menyalurkan bantuan sarana-prasarana produksi dan alsintan sesuai kebutuhan. 

“Pemerintah ambil alih bangun sampai kembali jadi sawah dan kami kirim peralatan serta bantuan benih gratis. Kami akan bangun seperti semula dan kami akan tanami sampai serah terima kepada pemiliknya,” ungkap Mentan Amran pada Rabu (3/12/2025) lalu.

Langkah tanggap bencana dan pemulihan yang dilakukan Kementan menjadi bukti nyata komitmen pemerintah dalam melindungi petani. 

Kementan berkomitmen agar seluruh upaya tersebut tidak hanya berfokus pada rehabilitasi lahan, tetapi juga memastikan keberlanjutan produksi pangan. [esap/timhumas bppsdmpkementan]

 

Jakarta [B2B] - The objective of the Indonesia Agriculture Ministry is to increase production and productivity, increasing farmers  knowledge and skills in implementing climate smart agriculture, reducing the risk of crop failure, reduce the effect of greenhouse gases, and increase the income of farmers in irrigated areas and swamp areas.

The target is to increase cropping intensity through irrigation rehabilitation, revitalization and modernization activities, the realization of a sustainable irrigation system through the revitalization of irrigation management, increasing institutional strengthening, as well as increasing the capacity and competence of human resources in irrigation management and increasing production and productivity.

Increasing farmers  knowledge and skills in implementing climate smart agriculture, reducing the risk of crop failure, reducing the greenhouse gas effect and increasing farmers  income in irrigated areas and swamp areas.

The main objective is to increase motivation for agricultural extension workers, agricultural extension centers, farmer groups, women farmer groups and farmer economic groups in agribusiness-oriented farming.

After that, the meeting continued via hybrid to evaluate agricultural land optimization, pumping, and additional agricultural area. 

The meeting participants agreed to increase cooperation between various parties to ensure efficient and strategic land use.