BMKG: Petani Bakal Diuntungkan karena Kemarau Terlambat

BMKG: Farmers Will Benefit for Late Drought

Reporter : Gusmiati Waris
Editor : Cahyani Harzi
Translator : Novita Cahyadi


BMKG: Petani Bakal Diuntungkan karena Kemarau Terlambat
Pantauan BMKG terhadap prakiraan musim kemarau (Foto: tempo.co)

Jakarta (B2B) - Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbang) Kementerian Pertanian diperkirakan telah mengantisipasi potensi ancaman kekeringan, melalui kalender tanam yang selalu diperbarui setiap tiga bulan.

Deputi Bidang Klimatologi di Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofosika (BMKG) Widada Sulistia mengatakan kalender tanam Balitbang Kementan bermanfaat bagi petani untuk mengantisipasi ancaman kekeringan.

"BMKG memerkirakan sekitar 22,8% daerah di Indonesia terancam mengalami kekeringan karena musim kemarau datang lebih awal. Namun di sisi lain, masih banyak daerah di Indonesia yang belum memasuki musim kemarau," kata Widada Sulistia ketika dihubungi di Jakarta, Jumat (1/3).

Menurut Widada, mundurnya musim kemarau di 117 zona musim (ZOM) dari 342 ZOM yang ada, akan memberikan keuntungan tersendiri bagi sektor pertanian. "Pasalnya, persediaan air di daerah tersebut masih banyak."

"Sebetulnya, kemaraunya yang datang lebih awal, hanya 22,8 persen dari 342 ZOM. Tapi di 117 ZOM, waktu kemarau mundur, dan di 147 ZOM waktu kemarau normal. Cadangan air masih banyak, justru ini akan menguntungkan bagi pertanian."

Meskipun begitu, katanya lagi, daerah dengan musim kemarau yang datang lebih awal tetap harus diperhatikan karena potensi ancaman kekeringan.

Jakarta (B2B) - Agency for Agricultural Research and Development (R&D) of the Ministry of Agriculture is expected to have anticipated the potential threat of drought, through planting calendar which is updated every three months.

Deputy Climatology at the Meteorology, Climatology and Geofosika (BMKG) Widada Sulistia said planting calendar of R&D Kementan beneficial for farmers to anticipate the threat of drought.
 
"BMKG estimates that about 22.8% area in Indonesia threatened by drought, the drought came early. Yet on the other hand, there are many regions in Indonesia that have not entered the dry season," said Widada Sulistia when contacted in Jakarta, Friday (1/3).

According Widada, a pullback dry season in the 117 zone (Zom) of 342 existing Zom, will provide benefits for the agricultural sector. "Because the water supply in the area is still a lot."

"Actually, kemaraunya who arrive early, only 22.8 percent of 342 Zom. Zom But in 117, when drought backwards, and in 147 Zom normal dry time. Reserves are still plenty of water, it will be beneficial for agriculture."

However, he said, the area with a dry season came earlier still must be considered because of the potential threat of drought.