Optimalkan Lahan Bera, Kementan Dongkrak Produktivitas Pertanian

Millennial Farmers Development are the Target of Indonesia`s Polbangtan Bogor

Editor : Cahyani Harzi
Translator : Novita Cahyadi


Optimalkan Lahan Bera, Kementan Dongkrak Produktivitas Pertanian
POLBANGTAN BOGOR: Kepala BPPSDMP Dedi Nursyamsi saat memberikan sambutan dalam Millennial Agriculture Forum [MAF] yang diselenggarakan Polbangtan Bogor secara online.

Bogor, Jabar [B2B] - Inovasi dan kolaborasi dalam meningkatkan produktivitas pertanian di Jawa Barat menjadi topik hangat pada Millennial Agriculture Forum [MAF] yang diselenggarakan Polbangtan Bogor pada Sabtu [16/3].

Dalam upaya mengatasi tantangan yang dihadapi pertanian di Indonesia, Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian [BPPSDMP] menyelenggarakan kegiatan MAF, yang bertujuan untuk menginspirasi dan memotivasi mahasiswa agar menjadi wirausaha mandiri.

Dengan fokus pada modernisasi pertanian, edisi MAF kali ini menghadirkan tiga pembicara terkemuka: Dede Sopyandi [Petani Milenial], Desrial [Dosen di IPB], dan Sostenes [Dinas Pertanian Kabupaten Sukabumi], serta menghadirkan lebih dari 600 peserta secara online.

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian [BPPSDMP], Dedi Nursyamsi,  turut memberikan sambutan yang penuh inspirasi kepada para peserta.

Dalam sambutannya, beliau menekankan pentingnya pertanian modern sebagai kunci untuk membawa pertanian Indonesia menuju arah kemajuan yang lebih baik.

Sambutan tersebut tidak hanya memberikan dorongan moral, tetapi juga menegaskan komitmen Badan PPSDMP untuk mendukung perubahan positif dalam sektor pertanian.

Dengan kolaborasi antara pemerintah, institusi pendidikan, dan para peserta.

Dalam sambutannya, beliau menekankan pentingnya pertanian modern sebagai kunci untuk membawa pertanian Indonesia menuju arah kemajuan yang lebih baik.

Sambutan tersebut tidak hanya memberikan dorongan moral, tetapi juga menegaskan komitmen Badan PPSDMP untuk mendukung perubahan positif dalam sektor pertanian.

Dengan kolaborasi antara pemerintah, institusi pendidikan, dan para pelaku industri pertanian, Kepala BPPSDMP percaya bahwa masa depan pertanian Indonesia akan dipenuhi dengan inovasi, kemandirian, dan kemakmuran.

"Pertanian modern lebih keren lagi disebut smart farming, pertanian cerdas, pertanian yang dilakukan dengan cara-cara yang cerdas, bukan cara-cara tradisional lagi. Pertanian modern itu memanfaatkan alat dan mesin pertanian dari hulu sampai ke hilir, mulai dari menyeleksi bibit sampai panen," pungkas Dedi.

Desrial selaku Dosen IPB mengemukakan pentingnya optimalisasi lahan bera dengan menggunakan Alsintan sebagai langkah strategis dalam menghadapi tantangan pertanian di tengah perubahan iklim yang kritis.

Desrial, yang merupakan pakar pertanian, menyoroti fakta bahwa suhu bumi terus meningkat dengan tingkat sekitar 1,5 derajat Celcius setiap tahunnya. 

"Dampak dari perubahan ini tidak hanya terasa pada pertanian, tetapi juga meningkatkan risiko kelaparan di banyak negara. Negara-negara yang biasanya menjadi eksportir beras, seperti India dan Bangladesh, mulai menghadapi kesulitan dalam memenuhi kebutuhan dalam negerinya dan bahkan terpaksa menutup pintu ekspornya," ujar Desrial.

Dalam konteks ini, Desrial menekankan perlunya mengoptimalkan penggunaan lahan bera, yang seringkali terbengkalai, dengan memanfaatkan Alsintan atau alat dan mesin pertanian. Alsintan memungkinkan pemanenan yang lebih efisien dan produktif, serta membantu petani menghadapi tantangan lingkungan yang semakin ekstrim.

Sementara, Sostenes selaku Dinas Pertanian Kabupaten Sukabumi, menjelaskan serangkaian upaya optimalisasi yang dilakukan untuk mengelola sawah tadah hujan. 

Upaya tersebut mencakup beberapa aspek utama, mulai dari penerapan pola tanam yang sesuai dengan kondisi lingkungan dan kebutuhan tanaman hingga percepatan dalam proses olah dan tanam dengan memanfaatkan teknologi modern.

"Penggunaan pompa air menjadi strategi penting dalam optimalisasi sawah tadah hujan, memungkinkan pengaturan pasokan air yang lebih baik terutama saat musim kemarau," kata Sostenes.

Menurutnya, penambahan bahan organik seperti kompos dan pupuk hijau juga menjadi langkah penting dalam meningkatkan kualitas tanah dan menjaga keseimbangan ekosistem pertanian secara alami.

Dalam penjelasannya, Dede Sopyandi, menyoroti tiga langkah kunci yang telah diterapkan dalam sebagai upaya meningkatkan produktivitas pertanian terus dilakukan dengan mengintegrasikan teknologi budidaya yang efektif

Pertama, penggunaan benih bermutu dan bersertifikat untuk memastikan hasil pertanian yang optimal.

Selanjutnya, upaya pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman [OPT] menjadi fokus penting dalam menjaga produktivitas tanaman.

Pemanfaatan Alsintan dari tahap pra tanam hingga pasca panen telah memberikan kontribusi signifikan dalam meningkatkan efisiensi pertanian di lahan kering tersebut. Langkah-langkah ini diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi petani lokal dan meningkatkan ketahanan pangan di wilayah tersebut.

Sementara itu, Idha menampilkan beberapa foto Menteri Pertanian tengah berdialog dengan petani milenial, menekankan pentingnya kolaborasi dan dialog antara pemerintah dan generasi muda dalam memajukan sektor pertanian.

Idha juga memberikan dorongan dan motivasi kepada para audiens untuk terus aktif dan berinovasi dalam upaya memajukan pertanian ke arah yang lebih baik.

“Dengan semangat yang menggelora, pesan penutup ini menjadi momentum bagi para peserta untuk terus bergerak maju dalam mewujudkan perubahan positif dalam dunia pertanian”, ujarnya.

Melalui diskusi dan wawasan praktis yang dibagikan oleh para pembicara, peserta diharapkan untuk menjelajahi potensi mekanisasi pertanian, khususnya dalam pemanfaatan Alat dan Mesin Pertanian [Alsintan], untuk mengatasi tantangan-tantangan ini.

Forum ini ditutup dengan semangat dan komitmen baru di antara peserta untuk mendorong perubahan positif dalam lanskap pertanian Indonesia, dengan memanfaatkan inovasi dan kolaborasi untuk membuka potensi besar sektor pertanian. [wisda/timhumas polbangtanbogor]

Bogor of West Java [B2B] - The role of agricultural vocational education in Indonesia such as the the Agricultural Development Polytechnic or the Polbangtan, to support Indonesian Agriculture Ministry seeks to maximize its efforts to produce millennial entrepreneur.

Youth Enterpreneurship And Employment Support Services Programme or the YESS, to support Indonesian Agriculture Ministry seeks to maximize its efforts for the millennial entrepreneur.

Indonesian Agriculture Ministry, Andi Amran Sulaiman stated that the government´s commitment to developing agriculture, especially in the development of advanced, independent and modern agricultural human resources.

The goal is to increase the income of farming families and ensure national food security. Farmer regeneration is a commitment that we must immediately realize.

He reminded about the important role of vocational education, to produce millennial farmers who have an entrepreneurial spirit.

Through vocational education, we connect campuses with industry so that Polbangtan graduates meet their needs and are ready for new things.