Kementan Ajak Camat Seluruh RI Bersama Menanggulangi Penyebaran PMK

Indonesian Govt oversees the Slaughter of Sacrificial Animals for Eid al-Adha

Editor : M. Achsan Atjo
Translator : Dhelia Gani


Kementan Ajak Camat Seluruh RI Bersama Menanggulangi Penyebaran PMK
BPPSDMP KEMENTAN: Kepala BPPSDMP Kementan, Dedi Nursyamsi [tengah] didampingi Kepala Puslatan BPPSDMP Leli Nuryati [kanan] dialog virtual dengan Mentan Syahrul Yasin Limpo yang sedang kunjungan dinas di Bali [layar kiri]

Jakarta [B2B] - Guna mengantisipasi penyebaran Penyakit Mulut dan Kuku [PMK] yang saat ini sedang mewabah, Kementerian Pertanian RI mengajak camat di seluruh Indonesia untuk berpartisipasi dalam penanggulangan penyebaran wabah PMK.

Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo mengatakan Indonesia terbebas dari wabah PMK selama 32 tahun, sebelum PMK kembali mewabah tahun ini. Untuk itu, Kementan mengajak semua pihak turun langsung dan terlibat aktif menekan jumlah penularan kasus PMK.

“Kita semua harus hadir di tengah tantangan ini. Dalam menghadapi wabah PMK, tidak bisa satu sektor atau kementerian saja yang bergerak. Kita harus bersama-sama dan terintegrasi satu dengan lainnya," kata Mentan Syahrul di Jakarta, Jumat [8/7] pada kegiatan Sosialisasi Penanganan PMK hingga tingkat kecamatan di seluruh Indonesia secara virtual.

Menurutnya, dalam menangani wabah PMK, peranan camat sebagai garda terdepan sangat penting. Camat paling mengetahui wilayah, kebutuhan dan harapan rakyat di wilayahnya. Untuk itu, Mentan berharap camat dapat memahami dengan baik bagaimana cara menanggulangi PMK sesuai aturan yang ditetapkan.

“Dalam setiap tindakan, saya terus menghadirkan camat, jika camat sudah bergerak, maka akan berjalan lebih baik. Saya meminta tolong para camat dapat menggerakkan kepala desa dan aparat di wilayahnya masing-masing melakukan pengecekan hewan ternak," kata Mentan Syahrul.

Mentan mengingatkan bahwa PMK bukan kasus ringan, tapi juga tidak boleh panik. Indonesia sudah memiliki pengalaman mengendalikan pandemi Covid-19, tentu akan semakin tajam dalam mengendalikan wabah PMK.

“Wabah PMK tidak berbahaya untuk manusia. Selain tidak bisa menular ke manusia, dagingnya juga masih aman untuk dikonsumsi," kata Mentan Syahrul.

Mentan menambahkan, Kementan memastikan penanganan PMK terus dilakukan secara maksimal, "di

antaranya dengan mendistribusikan obat, penyuntikan vitamin, pemberian antibiotik dan penguatan imun. Di sisi lain, kita juga terus bekerja melakukan riset dan uji laboratorium untuk menemukan vaksin dalam negeri."

Mentan juga mengatakan upaya keras dalam penanganan PMK melalui pemberian obat dan vitamin kepada hewan yang terpapar PMK menunjukkan hasil yang positif, dengan banyaknya hewan yang terpapar PMK sudah mulai membaik.

Upaya lainnya adalah dengan melakukan desinfektan sudah di kandang dan area pemeliharaan.

BPPSDMP Kementan
Sementara Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian Kementan [BPPSDMP] Dedi Nursyamsi, mengatakan Kementan dibawah komando Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian bekerjasama dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana [BNPB], Kementerian Dalam Negeri [Kemendagri] dan lainya saat ini sedang bahu-membahu dan bersinergi menangani PMK, terutama pada 21 provinsi yang sudah terpapar.

Menurut Dedi, Kementan bersama gugus tugas PMK baik pusat maupun daerah sudah memetakan daerah yang terpapar atau ´daerah merah´ dan dan daerah yang belum terpapar atau ´daerah hijau´. Peta tersebut harus menjadi acuan dan referensi terutama dalam hal lalu lintas lintas ternak terutama hewan ternak berkuku belah yang sangat sensitif terhadap PMK.

“Pak camat di manapun bapak-bapak berada tolong perhatikan hewan ternak seperti sapi kerbau, domba, kambing, babi dan lain sebagainya yang berada di daerah merah harus stay at kandang atau tidak boleh bergerak kemana-mana. Cuma hewan ternak yang berasal dari daerah hijau saja yang boleh bergerak, “ ujar Dedi.

Dedi mengatakan, dalam penanganan PMK perlu juga dilakukan sosialisasi dan advokasi kepada masyarakat agar tidak panik dengan informasi yang simpang siur.

Dedi menyebutkan saat ini pemerintah juga tengah giat melakukan program vaksinasi masal di seluruh Indonesia. Hal ini dilakukan mengingat hari Raya Idul Adha 1443 H semakin dekat, sehingga lalu lintas hewan ternak dipastikan relatif tinggi karena kebutuhan hewan ternak untuk kurban meningkat.

“Kewaspadaan dan kedisiplin kita semua memegang peranan penting dalam pencegahan penularan PMK ke tempat yang masih sehat, “ ungkap Dedi.

Dirjen Bina Administrasi Kewilayahan Kemendari, Safrizal mengatakan penanganan wabah PMK membutuhkan partisipasi semua pihak, karena jika terus berlanjut dapat mengguncangkan ekonomi nasional.

“Ini menjadi concern kita semua, agar wabah PMK bisa segera kita tangani secepatnya. Untuk itu dibutuhkan kerjasama antara pemerintah baik provinsi, kabupaten, kota, kecamatan hingga desa bahkan sampai satuan pengelolaan peternakan," kata Safrizal.

Menurutnya, penanganan wabah PMK harus dilakukan seperti penanganan Covid-19, dengan menggunakan strategi total football, kolaborasi ketat dan kerjasama yang kuat antar multi stakeholder yang ada di Indonesia.

“Hari ini dari aspek kewilayaan, kita memiliki 37 provinsi, 416 kabupaten, 98 kota, 7.266 kecamatan, 8.506 kelurahan dan 74.961 desa harus bergerak bersama-sama mengatasi wabah PMK melalui kerjasama yang baik, penyediaan informasi yang cukup serta instruksi yang jelas, “ papar Safrizal.

Jakarta [B2B] - The Indonesian Agriculture Ministry is committed support he supervision of slaughtering sacrificial animals or the qurban to ensure the health of animals free of disease from animals to humans (zoonoses), the process of slaughtering according to Islamic law and animal welfare, and sacrificial meat must be hygienic and safe for consumption.