Kementan Siap Dukung Pertanian Terintegrasi di Kendari

Indonesian Govt Increase Capacity Building of Agriculture HR

Editor : Kemal A Praghotsa
Translator : Dhelia Gani


Kementan Siap Dukung Pertanian Terintegrasi di Kendari
PERTANIAN TERINTEGRASI: Wali Kota Kendari, Sulkarnain Kadir (kanan) bersama Kepala BPPSDMP Dedi Nusyamsi (kiri). [Foto: Kementan]

Kendari, Sultra [B2B] - Meskipun saat ini Kendari kota yang tengah berkembang pesat, faktanya pertanian Kendari memiliki areal persawahan dan sarana pendukung yang cukup lengkap. Kementerian Pertanian RI [Kementan] memberi dukungan penuh pada pengembangan sektor pertanian di Kendari, yang tengah melakukan pola pertanian terintegrasi.  

Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo mengapresiasi pertanian yang masih bertahan di tengah perkotaan. Bahkan menurutnya, pertanian kota memiliki potensi besar untuk berakselerasi, sebab pertanian di perkotaan [urban farming] hanya memerlukan sentuhan mekanisasi dengan dukungan benih dan bibit berkualitas, serta asupan pupuk yang cukup. 

"Intinya kalau kemarin pertanian hanya ada di desa, maka sekarang kita perkuat pertanian di kota," kata Mentan Syahrul. Ia juga berharap semua stakeholder terkait bersatu padu membangun sektor pertanian di tengah kota.

Sementara, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian [BPPSDMP], Dedi Nursyamsi menjelaskan, Kota Kendari memiliki potensi pertanian yang begitu jelas."Sumber daya lahannya jelas, pasokan airnya jelas, pasarnya juga jelas. Kebutuhan pertanian di Kota Kendari ini sangat lengkap. Ada pula kebijakan pertanian organik. Potensi ini harus dimksimalkan," kata Dedi saat bertemu Wali Kota Kendari di rumah jabatan, Jumat [28/05].

Dedi mengapresiasi di tengah kota masih ada masih persawahan yang cukup besar, ladang, perkebungan bahkan hutan.

Dedi menambahkan bahwa di kota, salah satu potensi pertanian yang bisa dikembangkan adalah urban farming, utamanya vertical farming. "Selama ini kesulitan pengembangan pertanian itu karena pasarnya tak jelas. Maka terjadilah fluktuasi harga. Tapi di Kota Kendari ini semuanya sudah terintegrasi dengan baik," katanya.

Ia memaparkan faktor-faktor penting yang mempengaruhi perkembangan pertanian. Dari beberapa hasil riset, inovasi teknologi, prasarana dan sarana menyumbangkan sekitar 25 persen untuk pembangunan pertanian. Sama halnya dengan kebijakan yang juga menyumbangkan sebesar 25 persen untuk pembangunan pertanian.

"Yang paling besar adalah Sumber Daya Manusia [SDM] untuk pembangunan sektor pertanian. Maka, kami ingin menggenjot SDM pertanian di Kota Kendari melalui pemberdayaan pertanian, yakni petani dan penyuluh sebagai agen utama pertanian kita," kata Dedi.

Kementan memiliki Komando Strategi Pembangunan Pertanian (Kostratani) yang merupakan pemberdayaan Badan Penyuluh Pertanian (BPP) gang berpusat di kecamatan. "BPP ini pernah mengantarkan Indonesia swasembada beras. Kita akan aktifkan kembali agar produktivitas pertanian kita meningkat," kata Dedi.

Dedi juga memaparkan bahwa tahun ini seluruh BPP akan dilengkapi dengan sarana IT [Informasi Teknologi] seperti modem, komputer, jaringan internet dan lain-lain. "Kita genjot juga pelatihan kepenyuluhan maupun tematiknya. Juga petani milenial kita akan fokuskan. Kita arahkan petani milenial di Kota Kendari ini untuk mengembangkan urban farming. Kita akan identifikasi pembangunan SDM-nya," katanya.

Pada kesempatan sama, Wali Kota Kendari, Sulkarnain Kadir berharap sinergi dengan Kementan agar dapat terus terjalin, utamanya dalam mendukung sektor pertanian seperti pasokan kebutuhan alat mesin pertanian [alsintan], pupuk, benih dan lain sebagainya. "Kami ingin sinergi ini tetap terjalin dan ke depan kita semakin bisa meningkatkan produktivitas pertanian kami di Kota Kendari ini," kata Sulkarnain. [Cha]

Kendari of Southeast Sulawesi [B2B] - Indonesian government in the next five years prioritizes the development of human resources that are ready to face globalization in the era of industrialization 4.0, carry out its role to develop millennial farmers who understand information and communication technology, according to the senior official of the agriculture ministry.