Kementan Dukung Pelatihan Pengembangan Korporasi di Food Estate
Indonesia Binuang`s Agricultural Training Center Support Borneo Farmers
Editor : M. Achsan Atjo
Translator : Dhelia Gani
Kapuas, Kalteng [B2B] - Peningkatan kapasitas pengurus dan pendamping Gabungan Kelompok Tani Bersama selaku Badan Usaha Milik Petani [BUMP] terus diupayakan oleh Kementerian Pertanian RI melalui sinergi dengan pemerintah daerah. Tujuannya, membentuk Kelembagaan Ekonomi Petani [KEP] berbasis agribisnis yang berbadan hukum di kawasan Food Estate Kalteng,
Langkah tersebut dilakukan Kementan khususnya Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian [BPPSDMP] melalui Balai Besar Pelatihan Pertanian [BBPP] dalam hal ini BBPP Binuang, yang menggelar pelatihan tematik, sebagai wujud komitmen untuk menghadirkan SDM pertanian yang berdaya saing, maju, mandiri dan modern.
Pelatihan Tematik Berbasis Korporasi Food Estate Kalteng digelar oleh BBPP Binuang di Balai Penyuluhan Pertanian [BPP] Kapuas Timur, Kabupaten Kapuas, Provinsi Kalimantan Tengah sejak Selasa [8/3] hingga hari ini, Kamis [10/3].
Langkah tersebut sejalan dengan instruksi Presiden RI Joko Widodo bahwa pemerintah mengupayakan ekosistem model bisnis pertanian terintegrasi di kawasan Food Estate Kalteng. Tidak hanya fokus budidaya, juga pemasaran dan penyerapan hasil produksi pertanian, maka korporasi petani menjadi basis ekonomi terintegrasi mencakup pertanian, perkebunan dan peternakan.
Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo menegaskan bahwa food estate sangat bagus secara ekonomi, karena akan menjadi sentra ekonomi baru bagi Kalteng bahkan bagi Indonesia.
"Aktivitas pertanian di kawasan food estate berlangsung komprehensif dengan basis korporasi, komoditas sangat beragam dengan value ekonomi besar," kata Mentan Syahrul.
Menurutnya, program food estate akan meningkatkan ekonomi masyarakat secara khusus, selain lumbung pangan nasional bagi pemenuhan kebutuhan pangan dalam negeri.
Hal itu digarisbawahi oleh Kepala BPPSDMP Kementan, Dedi Nursyamsi bahwa pengembangan KEP memerlukan percepatan adopsi modernisasi pertanian oleh petani; memfasilitasi pengembangan agroindustri melalui penyuluhan pelatihan dan pendidikan; membangun usaha tani berskala ekonomi berorientasi pasar dan kawasan atau sinergi sistem manajemen hulu ke hilir.
“Kita akan memastikan pendampingan terhadap petani di lokasi food estate berjalan maksimal, khususnya untuk mendukung pengembangan korporasi petani," kata Dedi.
Pelatihan Tematik Berbasis Korporasi tersebut dihadiri oleh 30 peserta dari pengurus dan pendamping Gapoktan Bersama [GB] di Kapuas yakni GB Bataguh Makmur, GB Sangga Lau, GB Tamban Kuala Bersatu, GB Sepakat Maju Bersama dan GB Makmur Bersama.
Kepala BBPP Binuang, Yulia Asni Kurniawati mengatakan bahwa pengembangan KEP diharapkan mempermudah petani menjangkau akses permodalan, sarana dan prasarana pertanian, asuransi pertanian, layanan pengolahan dan pemasaran hasil pertanian.
"Tentu saja perlu kolaborasi antar penyuluh pemerintah, swasta dan swadaya dalam kegiatan pembinaannya. Selain itu, diharapkan dapat menumbuhkan petani milenial yang mampu mendongkrak produksi strategis nasional," kata Yulia.
Menurutnya, tidak hanya kemandirian pangan yang menjadi sasaran akhir tetapi perlu juga produk pertanian berorientasi ekspor.
Widyaiswara Tota Totor Naibaho menjelaskan bahwa KEP merupakan organisasi yang melaksanakan kegiatan usahatani dari hulu ke hilir yang ditumbuhkembangkan oleh masyarakat, baik yang berbadan hukum maupun yang tidak berbadan hukum.
"Membangun food estate di Kalteng harus sabar, karena kita sedang membangun peradaban manusia, yang dulunya masih fokus membangun pertanian dengan cara konvensional menuju smart farming jadi harus sabar dan konsisten oleh pengurus dan pendamping Gapoktan Bersama," kata Tota. [Tota/Yusuf/Agus]
Kapuas of Central Borneo [B2B] - The role of agricultural training in Indonesia such as the Agricultural Training Center of Indonesia Agriculture Ministry across the country or the BBPP so the ministry seeks to maximize its efforts to produce millennial entrepreneur.
Indonesian Agriculture Minister Syahrul Indonesia Yasin Limpo stated that the government´s commitment to developing agriculture, especially in the development of advanced, independent and modern agricultural human resources.
“The goal is to increase the income of farming families and ensure national food security. Farmer regeneration is a commitment that we must immediately realize," Minister Limpo said.
He reminded about the important role of agricultural training, to produce millennial farmers who have an entrepreneurial spirit.
"Through agricultural training, we connect farmers with technology and innovation so that BBPP meet their needs and are ready for new things," Limpo said.
