Pantau Pergerakan Lahan, Politeknik Enjiniring Kementan Terapkan Theodolit

Millennial Farmers Development are the Target of Indonesia`s PEPI Serpong

Editor : M. Achsan Atjo
Translator : Novita Cahyadi


Pantau Pergerakan Lahan, Politeknik Enjiniring Kementan Terapkan Theodolit
PEPI SERPONG: Mahasiswa PEPI jurusan Program Studi Tata Air Pertanian saat sedang belajar memakai alat Theodolite di Kampus PEPI Serpong.

Tangerang Selatan, Banten [B2B] - Mahasiswa Politeknik Enjiniring Pertanian Indonesia [PEPI] Kementerian Pertanian Program Studi Tata Air Pertanian terapkan pegetahuan irigasi yang efisien dalam pertanian.

Penggunaan alat Theodolit untuk memetakan saluran irigasi, kemiringan lahan, dan pengaturan sistem irigasi; dapat membantu petani dalam perencanaan dan pengaturan yang efektif untuk memastikan distribusi air yang optimal ke tanaman.

Maka dari itu, pemahaman Theodolit menjadi kurikulum pendidikan yang berkualitas, metode pengajaran yang efektif, dan lingkungan pembelajaran yang kondusif untuk menghasilkan lulusan yang kompeten dan memiliki keahlian yang dibutuhkan di dunia kerja.

Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo mengungkapkan, bahwa bangsa ini bisa kuat, jaya dan kokoh kalau pertaniannya besar. Frame akademik intelektual yang bisa menjamin pertanian menjadi lebih baik, salah satunya yaitu dengan keberadaan PEPI. 

"Perbaiki otaknya, tanamkan etos kerjanya pada mahasiswa, sehingga bisa mengawal pertanian lebih baik, dan lulusannya harus lebih baik dari yang kemarin", tegas Syahrul.

Menurutnya, membangun SDM melalui pendidikan merupakan tugas kenegaraan, kebangsaan, pejuang membela negara untuk kepentingan rakyat. Oleh karena itu, manajemennya harus terkonsepsi, menghadirkan prilaku kembangsaan dan agama, terprogram, terukur dan terstruktur, dan lulusannya harus lebih bagus dari prasarana yang ada dalam kampus. 

"Saya yakin, kalau agamanya bagus, akan melahirkan prilaku santun yang bisa diandalkan menuju pertanian yang maju, mandiri dan modern", ujar Syahrul.

Selain itu, Syahrul meminta seluruh civitas akademika untuk menanamkan disiplin, perbaiki sistem, leadership, tahan banting, menghargai guru serta persaudaraan, dan mahasiswa mendapatkan kepastian peluang usaha dan kerja sebelum lulus salah satunya melalui pemanfaatan KUR.

Pada kesempatan terpisah, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian [BPPSDMP] Kementan, Dedi Nursyamsi, mengatakan semua gedung PEPI baik sarana prasarananya sudah bertaraf internasional, sesuai visi misinya yaitu menjadikan PEPI sebagai politeknik enjiniring bertaraf internasional. 

"Di asrama ini ada 64 kamar atau menampung 384 mahasisa dengan dilengkapi laboratorium, bengkel, dan sudah banyak karya mahasiswa yang dimanfaatkan. Kehadiran PEPI untuk menyongsong pertanian yang maju, mandiri dan modern serta menghasilkan lulusan handal yang siap kerja maupun wirausaha pertanian dari hulu sampai hilir", tambah Dedi.

Hal senada juga disampaikan oleh Muharfiza selaku Direktur PEPI bahwa untuk terciptanya SDM Pertanian maju, mandiri dan modern dan merupakan lembaga pendidikan tinggi yang fokus pada bidang enjiniring pertanian. Maka PEPI memperkuat mahasiswa dengan memberikan pengetahuan, keterampilan, dan kompetensi yang dibutuhkan dalam menghadapi tantangan di sektor pertanian.

"Maka dalam kurikulum yang ada dengan menggabungkan teori dan praktek guna memberikan pendidikan yang berorientasi pada keahlian dan keterampilan praktis. Mahasiswa akan belajar tentang teknik pertanian, penggunaan teknologi dalam pertanian, manajemen produksi, pemeliharaan mesin, pengendalian hama dan penyakit tanaman, dan aspek lain yang terkait dengan enjiniring pertanian," ujar Muharfiza.

Selain itu, PEPI juga melakukan kerja sama dengan industri pertanian, baik secara regional maupun nasional, untuk memastikan relevansi program studi dengan kebutuhan industri. Kolaborasi ini dapat meliputi kunjungan industri, magang, dan penelitian terapan yang dilakukan bersama dengan industri.

Nantinya, Lulusan PEPI memiliki prospek karir yang luas di berbagai sektor pertanian, seperti industri pangan, perkebunan, agroindustri, manajemen pertanian, konsultan pertanian, lembaga penelitian pertanian, dan berbagai posisi teknis terkait enjiniring pertanian. [andriwan/timhumaspepiserpong]

South Tangerang of Banten [B2B] - The role of agricultural vocational education in Indonesia such as the the Agricultural Development Polytechnic or the Polbangtan to support Indonesian Agriculture Ministry seeks to maximize its efforts to produce millennial entrepreneur.

Youth Enterpreneurship And Employment Support Services Programme or the YESS, to support Indonesian Agriculture Ministry seeks to maximize its efforts for the millennial entrepreneur.

Indonesian Agriculture Minister Syahrul Indonesia Yasin Limpo stated that the government´s commitment to developing agriculture, especially in the development of advanced, independent and modern agricultural human resources.

“The goal is to increase the income of farming families and ensure national food security. Farmer regeneration is a commitment that we must immediately realize," Minister Limpo said.

He reminded about the important role of vocational education, to produce millennial farmers who have an entrepreneurial spirit.

"Through vocational education, we connect campuses with industry so that Polbangtan graduates meet their needs and are ready for new things," Limpo said.