Food Estate, Kementan Sokong BBPP Siapkan Kurikulum Spesifik Lokalita

Indonesia Binuang`s Agricultural Training Center Support Borneo Farmers

Editor : M. Achsan Atjo
Translator : Dhelia Gani


Food Estate, Kementan Sokong BBPP Siapkan Kurikulum Spesifik Lokalita
BBPP BINUANG: Kepala BBPP Binuang, Yulia Asni Kurniawati memimpin kegiatan untuk mendukung pelatihan bagi SDM pertanian lokasi food estate seperti diinstruksikan Mentan Syahrul dan Kepala BPPSDMP Dedi Nursyamsi

Banjarmasin, Kalsel [B2B] - Kementerian Pertanian RI menyokong Unit Pelaksana Teknis [UPT] seperti Balai Besar Pelatihan Pertanian [BBPP] meningkatkan kualitas Penyusunan Kurikulum dan Petunjuk Teknis [Juknis] berbasis aspirasi dan kolaborasi para stakeholders, guna mendukung Program Super Prioritas Nasional pada Food Estate di Provinsi Kalimantan Tengah.

Sokongan Kementan pada UPT, dibuktikan BBPP Binuang dengan dihasilkannya Kurikulum, Silabus dan Buku Pedoman Juknis penyelenggaraan Pelatihan Tematik berbasis spesifik lokalita, untuk 22 pelatihan yang akan digelar BBPP BInuang bersama SPP Banjarbaru.

Dalam penyusunannya, BBPP Binuang melibatkan SPP Banjarbaru, Balitra dan BPTP dari Balitbangtan, BPPU HPT Pelaihari, dinas pertanian dan dinas koperasi tingkat kabupaten/kota hingg provinsi, para asesor di bidangnya, penyuluh ahli utama dan widyaiswara BBPP Binuang melalui kegiatan workshop. Kegiatan workshop berlangsung selama tiga hari, 24 - 26 Februari di Banjarmasin, Provinsi Kalimantan Selatan.

Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo menegaskan bahwa ketersediaan pangan yang memadai bagi seluruh rakyat menjadi fokus utama Kementan. 

"Harap diiingat, tujuan pembangunan pertanian nasional  adalah menyediakan pangan bagi rakyat, meningkatkan kesejahteraan rakyat dan menggenjot ekspor," katanya.

Oleh karena itu, kata Mentan Syahrul, Program Strategis Nasional Food Estate harus sukses dan kompetitif, harus didukung SDM pertanian unggulan, dengan menerapkan teknologi mutakhir didukung sistem informasi teknologi dan pemasaran yang memadai.

"Untuk memastikannya berjalan baik dengan hasil maksimal, jika ada yang gagal karena hama dan bencana alam adalah biasa, tidak dapat menjadi ukuran keberhasilan program tersebut. Selama ini, food estate sudah berjalan baik dan hasilnya maksimal" katanya pada Rapat Kerja [Raker] dengan Komisi IV DPR RI.

Guna mendukung tersedianya SDM pertanian yang mumpuni, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian Kementan [BPPSDMP] Dedi Nursyamsi berkomitmen bahwa jajarannya siap bekerja maksimal untuk Food Estate Kalteng dengan mengawal dan mendampingi SDM pertanian.

“Kami akan memastikan pendampingan terhadap petani di lokasi food estate berjalan maksimal. Memaksimalkan kinerja BPPSDMP, untuk memastikan petani food estate mendapatkan pendampingan,” kata Dedi Nursyamsi.

Menurutnya, BPPSDMP Kementan akan mengerahkan penyuluh, karena penyuluh berperan penting pada korporasi petani di food estate. Pertama, untuk input sumberdaya meliputi budaya kerja/etos, pengetahuan, komoditas dan prasarana-sarana. 

Kedua dalam kaitan penetapan model bisnis, membangun lembaga dan legalitas, menumbuhkan tata kelola lembaga dan menjalankan proses bisnis. Ketiga, melaksanakan output promosi mencakup kemitraan, modal dan investasi. 

"Penyuluh juga berperan mendukung akses petani ke pasar. Peningkatan nilai tambah hasil produksi menjadi produk olahan. Bukan bahan mentah, yang selama ini tidak banyak mendatangkan laba bagi petani," kata Dedi.

Kepala BBPP Binuang, Yulia Asni Kurniawati menambahkan bahwa food estate menjadi program super prioritas, maka pihaknya akan all out dalam pendampingan dan penyelenggaraan pelatihan kepada petani dan penyuluh.

"Kegiatan pendampingan akan didukung oleh sistem dan metode pelatihan, pendampingan dan bimbingan teknis yang terstandar sesuai Kurikulum, Silabus dan Buku Pedoman Juknis yang berbasis spesifik lokalita untuk Food Estate Kalteng," katanya. 

Yulia AK mengurai materi pelatihan akan mendukung pengembangan Food Estate Kalteng, yang lokasinya tersebar pada 104 desa di 11 kecamatan, melibatkan 18.442 petani dari 643 kelompok tani [Poktan]. Budiono/Agus

Rantau of South Borneo [B2B] - The role of agricultural training in Indonesia such as the Agricultural Training Center of Indonesia Agriculture Ministry across the country or the BBPP so the ministry seeks to maximize its efforts to produce millennial entrepreneur.

Indonesian Agriculture Minister Syahrul Indonesia Yasin Limpo stated that the government´s commitment to developing agriculture, especially in the development of advanced, independent and modern agricultural human resources.

“The goal is to increase the income of farming families and ensure national food security. Farmer regeneration is a commitment that we must immediately realize," Minister Limpo said.

He reminded about the important role of agricultural training, to produce millennial farmers who have an entrepreneurial spirit.

"Through agricultural training, we connect farmers with technology and innovation so that BBPP meet their needs and are ready for new things," Limpo said.