Perubahan Iklim & Krisis Pangan, Kementan Ajak Partisipasi Aktif Petani Milenial
Millennial Farmers Development are the Target of Indonesia`s PEPI Serpong
Editor : M. Achsan Atjo
Translator : Dhelia Gani
Padang, Sumbar [B2B] - Ancaman El Nino yang bisa mengganggu pertanian, disikapi oleh petani Indonesia dan ASEAN. Dalam kegiatan Temu Petani ASEAN, para petani menyatakan siap menjaga pangan dari ancaman fenomena El Nino.
Temu Petani ASEAN berupa ASEAN Dialogue Patners Exchange Farmer Visit 2023 adalah bagian dari kegiatan Pekan Nasional Petani Nelayan Andalan [Penas KTNA] XVI - 2023 di Padang, Sumatera Barat, yang diikuti sejumlah petani milenial anggota Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara atau Association of Southeast Asian Nations [ASEAN].
Kegiatan ini beragendakan Sharing Session dan Dialog Antar Delegasi ASEAN yang berlangsung Minggu [11/6] di Mercure Hotel, Kota Padang.
Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo mengingatkan tentang ancaman krisis pangan global harus disikapi serius.
"Ancamannya bersifat global. Terjadi pada setiap negara. Oleh sebab itu, kerjasama antar negara harus diperkuat, maka melalui Penas, petani harus menyiapkan strategi sebagai langkah antisipasi," katanya.
Sementara Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian Kementan [BPPSDMP] Dedi Nursyamsi, berharap kegiatan tersebut dapat menjadi ajang bertukar informasi.
"Dari kegiatan ini diharapkan ada dialog antar petani dari negara ASEAN untuk bertukar pengalaman, informasi tentang pertania sehingga kita bisa mendapatkan strategi yang tepat untuk mengamankan pangan dan menghadapi El Nino," katanya.
Dalam kegiatan tersebut, Dedi Nursyamsi memberikan apresiasi pada para delegasi. "Terima kasih atas kerjasama yang sudah terjalin dan kemitraan antar negara ASEAN, dan negara mitra, Jepang dan Amerika."
Menurutnya, para delegasi juga diundang ke Penas XVI - 2023 untuk menunjukkan keberagaman Indonesia yang sebagian rakyatnya bergerak di sektor pertanian.
"Sektor pertanian itu yang menjadi bantalan ekonomi nasional selama masa pandemi," urainya.
Dedi menambahkan, kemitraan antar negara ASEAN penting dalam menghadapi tantangan pertanian pasca pandemi, tantangan dampak perang ukrania rusia dan yang paling utama antisipasi krisis pangan global.
"Kita berharap para delegasi dapat membuat kerjasama antar negara ASEAN dan negara mitra dapat terjalin lebih erat dan dapat mengambil hal baik yang ada di Indonesia. Selamat berwisata melihat keindahan alam Sumatera Barat dan melihat kearifan lokal yang ada di sini," katanya.
Sedangkan Kepala Pusat Pelatihan Pertanian Muhammad Amin melaporkan kegiatan tersebut diikuti 26 peserta asal negara-negara ASEAN yakni 12 peserta dari Indonesia 12 peserta, Malaysia [2], Thailand [4] dan Filipina [2].
"Selain itu, ada juga Jepang sebagai negara mitra dengan empat peserta, dan perwakilan dari Kedubes Amerika Serikat, dua peserta," katanya.
Pada kegiatan field trip yang dilakukan 12 Juni, peserta diajak ke Solok untuk mengunjungi Peternakan Sirukam, kemudian ke Tanah Datar untuk mengunjungi Pertanian Salibu serta berkunjung ke Istana Pagaruyung.
Sementara pada 13 Juni, field trip dilanjutkan ke Aufa Hakim Keripik Singkong. "Malam harinya, Delegasi Temu Petani ASEAN dijamu makan malam bersama Gubernur Sumbar Mahyeldi Ansharullah sekaligus menutup Agenda Temu Petani Asean."
Padang of West Sumatera [B2B] - The role of agricultural vocational education in Indonesia such as the the Agricultural Development Polytechnic or the Polbangtan to support Indonesian Agriculture Ministry seeks to maximize its efforts to produce millennial entrepreneur.
Youth Enterpreneurship And Employment Support Services Programme or the YESS, to support Indonesian Agriculture Ministry seeks to maximize its efforts for the millennial entrepreneur.
Indonesian Agriculture Minister Syahrul Indonesia Yasin Limpo stated that the government´s commitment to developing agriculture, especially in the development of advanced, independent and modern agricultural human resources.
“The goal is to increase the income of farming families and ensure national food security. Farmer regeneration is a commitment that we must immediately realize," Minister Limpo said.
He reminded about the important role of vocational education, to produce millennial farmers who have an entrepreneurial spirit.
"Through vocational education, we connect campuses with industry so that Polbangtan graduates meet their needs and are ready for new things," Limpo said.
