Inspiratif, P4S Sarongge Olah Sampah jadi Berkah

Millennial Farmers Development are the Target of Indonesia`s Agriculture Ministry

Editor : Kemal A Praghotsa
Translator : Dhelia Gani


Inspiratif, P4S Sarongge Olah Sampah jadi Berkah
BPPSDMP KEMENTAN: Pengolahan sampah menjadi perhatian Kepala BPPSDMP Kementan, Dedi Nursyamsi [ke-3 kiri] saat meninjau P4S Sarongge di Cirebon, Jabar yang diapresiasi Kementan sebagai ´role model´ P4S mengolah sampah menjadi cuan.

Cirebon, Jabar [B2B] - Pertanian memiliki banyak sektor yang bisa dimanfaatkan untuk menghasilkan uang, hal itu  dibuktikan oleh Pusat Pelatihan Pertanian dan Pedesaan Swadaya [P4S] Sarongge di Ciawigajah, Kecamatan Cibeber, Kabupaten Cirebon, Provinsi Jawa Barat yang meraih Sertifikasi Klasifikasi P4S ´Kelas Pratama´ lantaran kiprahnya mengolah sampah menjadi cuan.

Menteri Pertanian RI Andi Amran Sulaiman mengatakan pertanian adalah sektor yang sangat menjanjikan jika ditekuni dengan serius.

"Dari hulu sampai hilir, pertanian menyajikan banyak peluang yang dapat dimanfaatkan. Oleh sebab itu, generasi milenial terjun memanfaatkan peluang tersebut," katanya.

P4S merupakan salah satu lembaga masyarakat yang dimiliki dan dikelola petani langsung baik secara perorangan maupun kelompok, dalam upaya meningkatkan peran aktif pembangunan pertanian melalui pengembangan sumber daya manusia [SDM] seperti penyuluhan, pelatihan dan pendidikan.

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian Kementan [BPPSDMP] Dedi Nuryamsi menegaskan bahwa keberadaan P4S dalam suatu wilayah pertanian sangat strategis meningkatkan kualitas SDM pertanian ke depan.

"Peran serta kelembagaan pertanian sangat dirasa positif oleh masyarakat khususnya petani. P4S sangat strategis dalam upaya meningkatkan kualitas dan kuantitas SDM pertanian dalam upaya mewujudkan kader-kader petani yang dapat bersaing di masa depan," katanya.

Dedi Nursyamsi menyebut P4S Sarongge sebagai contoh pengolahan sampah rumah tangga secara profesional sehingga menghasilkan cuan. Dalam satu bulan, dari satu Desa Ciawigajah, limbah sampah yang dihasilkan mencapai empat ton,

Dari sampah tersebut, komposisinya 40% nonorganik dan 60% organik yakni 40% sampah non organik terdiri atas 5% sampah kaleng, 15% botol minuman mineral dan 20% plastik diproses dengan mesin pencacah.

"Saya melihat proses mesinnya, semuanya produksi dalam negeri. Sampah organik setelah dikeringkan dan diproses fermentasi kemudian dicampur dengan pupuk kandang menghasilkan pupuk kompos/organik. Pupuk yang dihasilkan dapat meningkatkan produksi hingga 90 persen," katanya.

Sampah tersebut, kata Dedi Nursyamsi, ada yang dipadatkan dan menjadi sumber energi. Ada pula yang didaur ulang sehingga dapat dimanfaatkan. Apa yang dilakukan P4S ini sangat bermanfaat karena selain menghasilkan juga ramah lingkungan.

"Saya berharap apa yang dilakukan P4S Sarongge ini dapat menjadi contoh dan ditiru oleh P4S lain dan proses pemanfaatan sampah terus berjalan," imbuhnya.

P4S Sarongge bergerak dalam ketahanan pangan khususnya produksi pupuk organik yang berasal dari limbah/sampah rumah tangga warga desa sekitar. Selain pengolahan sampah, P4S Sarongge mengelola lokasi Agrowisata seluas lima hektar dengan komoditas tanaman pangan, hortikultura dan peternakan.

Pembina P4S Sarongge, Nunung Nurhadi mengatakan lembaganya bergerak dalam ketahanan pangan, khususnya produksi pupuk organik dari limbah/sampah rumah tangga warga desa sekitar. Istilahnya kami mengolah sampah, menjadi berkah karena menghasilkan," katanya.

Dia menambahkan, P4S Sarongge memiliki mesin pengolahan sampah, yang proses awal mulai dari memisahkan sampah organik dan non organik.

"Untuk non organik seperti botol air kemasan dan kaleng, dimasukkan mesin pencacah dan hasilnya sudah ada yang menampung dari pihak ketiga. Untuk sampah organik, diolah menjadi pupuk organik berupa kompos," kata Nunung Nurhadi. [esap/timhumas bpppsdmpkementan]

Cirebon of West Java [B2B] - The role of agricultural vocational education in Indonesia such as the the Agricultural Development Polytechnic or the Polbangtan, to support Indonesian Agriculture Ministry seeks to maximize its efforts to produce millennial entrepreneur.

Youth Enterpreneurship And Employment Support Services Programme or the YESS, to support Indonesian Agriculture Ministry seeks to maximize its efforts for the millennial entrepreneur.

Indonesian Agriculture Ministry, Andi Amran Sulaiman stated that the government´s commitment to developing agriculture, especially in the development of advanced, independent and modern agricultural human resources.

The goal is to increase the income of farming families and ensure national food security. Farmer regeneration is a commitment that we must immediately realize.

He reminded about the important role of vocational education, to produce millennial farmers who have an entrepreneurial spirit.

Through vocational education, we connect campuses with industry so that Polbangtan graduates meet their needs and are ready for new things.