APO dan Kementan Identifikasi Peluang dan Tantangan Petani Milenial

Indonesian Govt Commitment Support Program of Asian Productivity Organization

Editor : M. Achsan Atjo
Translator : Dhelia Gani


APO dan Kementan Identifikasi Peluang dan Tantangan Petani Milenial
DUTA MILENIAL: Kepala BPPSDMP Kementan Dedi Nursyamsi [tengah] bersama Duta Petani Milenial didampingi Sekretaris BPPSDMP Siti Munifah [kiri]. Foto: BPPSDMP

Jakarta [B2B] - Peluang dan tantangan mempromosikan keterlibatan generasi milenial, serta kebijakan menarik minat pemuda ke pedesaan untuk membangun sektor pertanian, menjadi penentu pencapaian ketahanan pangan dan pertanian berkelanjutan di Indonesia maupun kawasan Asia.

Topik bahasan tersebut mengemuka pada Lokakarya [Workshop] pada Rabu [7/4] yang diinisiasi Kementerian Pertanian RI [Kementan] khususnya Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian bersama organisasi regional, Asian Productivity Organization [APO] yang berkedudukan di Tokyo, Jepang.

Komitmen dan dukungan Indonesia dikemukakan oleh Sekretaris BPPSDMP Kementan, Siti Munifah pada Workshop APO bertajuk 'Inisiatif Kebijakan untuk Menarik Generasi Muda dan Mencegah Atrisi di Pertanian' yang diikuti secara virtual oleh 33 peserta dari Kamboja, Bangladesh, India, Indonesia, Iran, Pakistan, Filipina, Taiwan, Srilangka dan Turki.

Mewakili Kepala BPPSDMP Dedi Nursyamsi, Siti Munifah menegaskan komitmen Indonesia untuk terus berproduksi guna memenuhi kebutuhan pangan 270 juta jiwa, sekaligus meningkatkan kesejahteraan petani dan meningkatkan ekspor komoditas pertanian.

"Kementan juga berkomitmen mempersiapkan SDM pertanian yang berjiwa wirausaha melalui penciptaan 2,5 juta wirausaha pertanian milenial hingga 2024," kata Siti Munifah pada workshop secara daring [online] yang dijadwalkan berlangsung hingga hari ini, Kamis [8/4].

Dalam kesempatan terpisah, Kepala BPPSDMP Dedi Nursyamsi kegiatan Workshop APO, guna mempelajari serta meninjau inisiatif dan skema kebijakan, selain menarik generasi muda ke pedesaan dan bekerja di sektor pertanian.

"Melalui workshop, kita identifikasi dan promosikan praktik-praktik terbaik yang mendukung ketertarikan generasi muda ke pertanian, dan mendiskusikan peluang dan tantangan dalam mempromosikan keterlibatan pemuda di sektor pertanian," kata Dedi Nursyamsi.

Menurutnya, hal itu, sejalan dengan instruksi dan arahan Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo yang mengharapkan tranformasi ilmu dari Workshop APO, bisa menjadi ajang berbagi informasi dan ilmu bagi kemajuan pertanian di Indonesia maupun Asia. "Termasuk tentunya peningkatan kualitas SDM pertanian."

Sebelumnya, pada sesi pembukaan Workshop APO pada Selasa [6/4], Ratna Sari Dewi dari Perwakilan National Productivity Organization [NPO] Indonesia yang berkedudukan di Kementerian Ketenagakerjaan RI mengapresiasi BPPSDMP Kementan dan Sekretariat APO yang telah menggelar workshop online tersebut.

Merujuk pada Buku Data Produktivitas APO 2020, kata Ratna, diketahui bahwa sektor pertanian masih mendominasi di sebagian besar negara Asia - Pasifik, menyumbang 31% dari total lapangan kerja pada 2018, diikuti oleh manufaktur 16% dan jasa 16%. 

"Mayoritas penduduk berbasis pertanian ini, bermukim di perdesaan, menunjukkan bahwa pertanian merupakan salah satu sumber utama lapangan kerja bagi kaum muda," kata Ratna.

Narasumber Workshop di antaranya Idha Widi Arsanti dari BPPSDMP mewakili Indonesia, Tomomi Ishida, [FAO Italia], Federica Emma [IFAD, Italia], Joselito C. Bernardo [International School of Sustainable Tourism, Filipina], AA Gede Agung Wedhatama [Bali Organik Subak, Indonesia], Dr Sheng-jang Sheu [National University of Kaohsiung, Taiwan] dan Kit Chan [K-Farm Sdn. Bhd., Malaysia].

Siti Munifah menambahkan berinvestasi pada generasi muda di pedesaan menjadi kunci, selain pembentukan ekosistem strategis yang mendukung seperti penggunaan teknologi 4.0, pemasaran digital, akses finansial dan penggunaan teknologi modern di paska panen. 

"Melalui lokakarya ini, para peserta diharapkan dapat mengetahui bagaimana melibatkan kembali pemuda di bidang pertanian," katanya.

Utamanya, kata Siti Munifah, bagaimana program penyuluhan, pelatihan dan pendidikan dapat membekali pemuda pedesaan dengan keterampilan dan wawasan yang dibutuhkan untuk terlibat dalam pertanian dan mengadopsi pertanian ramah lingkungan, serta inisiatif dan pendekatan yang digunakan oleh negara lain dalam menarik pemuda di bidang pertanian.

Jakarta [B2B] - The Indonesian government, especially the Ministry of Agriculture, is collaborating with the Asian Productivity Organization (APO), is committed to preparing the investment of the younger generation to develop agriculture in the regions, such as Indonesia, preparing 2.5 million HR agricultural entrepreneurs until 2024.

Indonesia´s commitment and support for APO was conveyed by the Siti Munifah as the Executive Secretary Indonesian Agency for Agricultural Extension and Human Resource Development of Indonesian Agriculture Ministry [BPPSDMP] at the APO Workshop entitled ´Workshop on Policy Initiatives for Attracting Youth and Preventing for Attrition in Agriculture´ here on Wednesday [April 7] which was attended by virtually 33 participants from Cambodia, Bangladesh, India, Indonesia, Iran, Pakistan, the Philippines, Taiwan, Sri Lanka and Turkey and the head office of APO in Tokyo, Japan.