Kementan Ajak Mahasiswa Politeknik Enjiniring Tiru Kiat Wayan `Pak Tani` Supadmo

Millennial Farmers Development are the Target of Indonesia`s PEPI Serpong

Editor : M. Achsan Atjo
Translator : Dhelia Gani


Kementan Ajak Mahasiswa Politeknik Enjiniring Tiru Kiat Wayan `Pak Tani` Supadmo
PEPI SERPONG: Kepala BPPSDMP Kementan, Dedi Nursyamsi [kanan] bersama petani sukses, Wayan Supadno berjuluk Pak Tani pada Kuliah Umum bertajuk "Agrohero: Who Is the Next Pak Tani Indonesia pada Kuliah Umum yang digelar PEPI Serpong [Foto: PEPI/Adist]

Tangerang, Banten [B2B] - Kisah sukses Wayan Supadno berjuluk ´Pak Tani´ sebagai petani sekaligus pengusaha agribisnis menjadi figur sentral pada Kuliah Umum, yang digelar Politeknik Enjiniring Pertanian Indonesia [PEPI] dengan menghadirkan Kepala BPPSDMP Kementan, Dedi Nursyamsi, yang mengajak mahasiswa/i PEPI meniru kiat sukses Wayan `Pak Tani` Supadno.

Hadir sebagai keynote speech, Dedi Nursyamsi selaku Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian - Kementerian Pertanian RI [BPPSDMP] mengajak mahasiswa PEPI meniru kemudian mereplikasi disertai resonansi bagi lingkungan sekitarnya bahwa ´bertani itu keren, asyik dan menguntungkan´ sehingga dapat menepis stigma negatif tentang pertanian.

Dedi Nursyamsi hadir didampingi narasumber Wayan Supadno; Kepala Pusat Pendidikan Pertanian [Pusdiktan] BPPSDMP Kementan, Idha Widi Arsanti selaku moderator dan Direktur PEPI Muharfiza.

"Pendidikan vokasi seperti Polbangtan dan PEPI akan memberikan ´berbagai jurus´ yang ditujukan agar lulusannya mahir bertempur di tengah samudera pembangunan pertanian Indonesia, sehingga andal membangun agribisnis Indonesia," katanya pada Kuliah Umum bertajuk Agro Hero: Who is the Next Pak Tani Indonesia? yang berlangsung di Auditorium PEPI pada Rabu pagi [20/9].

Upaya tersebut sejalan arahan Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo bahwa petani milenial harus mampu menjadi pilar utama pembangunan pertanian yang berkelanjutan dan modern.

"Mengapa demikian? Sebab pangan sangat dibutuhka dunia. Petani milenial harus berjiwa wirausaha, profesional dan memanfaatkan teknologi dalam lini usaha, mereka kreatif, bersemangat dan ditangan mereka, pertanian Indonesia akan makin maju, mandiri dan modern,” katanya.

Menurut Mentan Syahrul, berbagai program dilakukan untuk mengubah pola pikir generasi muda bahwa pertanian itu keren, hebat, dan satu-satunya sektor yang menjanjikan, terlebih di tengah pandemi saat ini.

“Generasi Z juga harus bisa mengikuti perkembangan dari zaman, harus berani menjadi petani yang modern atau mendirikan start-up pertanian,” ujar Mentan Syahrul.

Kepala BPPSDMP, Dedi Nursyamsi mengatakan bahwa peran Pak Tani harus tercipta melalui alumni PEPI dan Polbangtan yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan industri dan pasar tenaga kerja lokal terkait pelajaran praktis, seperti pemrograman komputer, perawatan kesehatan, teknik, perhotelan, atau pertanian.

"Bekal ilmu dan pengalaman, mahasiswa PEPI dapat mengelola air, internet of things hingga mekanisasi. Bagaimana mengolah pertanian setelah panen agar memiliki value added dengan memanfaatkan inovasi andal," katanya.

Dedi Nursyamsi mengingatkan ada 33 juta orang lantaran pandemi Covid-19 pulang kampung menjadi petani, sehingga menjadi 38 juta. Jumlah yang berusia lebih 45 tahun sekitar 20%, yang disebut sebagai petani muda atau petani milenial. Usia lebih 45 tahun tergolong petani tua atau kolotnial yang masuk fase pensiun.

"Kita harus melakukan tranformasi. Persepsi kita diubah. Dulu pertanian untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga, sekarang harus diubah. Pertanian harus mengumpulkan uang, artinya, kalau ingin mendapatkan banyak uang maka pertanian harus untung," katanya lagi.

Wayan Supadno yang akrab disapa Pak Tani pada Kuliah Umum di PEPI mengingatkan mahasiswa untuk fokus, konsisten dan komitmen menjalani perkuliahan di PEPI.

“Saya lulusan D3 kesehatan. Saya tidak peduli meski bukan sarjana. Tidak punya modal, Bukan keturunan pengusaha. Yang penting nyali dan dilakukan dengan kesungguhan. Praktik kongkritnya bagaimana?” tanya Wayan.

Dia pun mengemukakan kiat-kiat suksesnya. "Pakailah otaknya orang pintar. Tidak punya modal, pakai modal orang lain. Tidak punya dengkul pun, dengkul orang lain kita pakai. Jangan kalah akal, kita akal-akali orang liberal itu."

Wayan Supadno mendorong mahasiswa PEPI untuk kreatif dan inovatif. Jangan pernah bermimpi jadi petani sukses, kaya, dermawan jika kalian tidak inovatif. Hal yang utama adalah dekati para profesor sebagai pengembangan pengetahuan yang mempuni.

Mengakhiri kuliah umum, Wayan Supadno mengimbau pada mahasiswa PEPI bahwa petani adalah nyawanya pertanian maka untuk setia harus sejahtera. Miliki yang dicintai dan cintai yang dimiliki, karena negeri agraris ini milik kita. Kasihi yang di bumi niscaya yang di langit akan mengasih. [andriawan/timhumaspepiserpong]

Tangerang of Banten [B2B] - The role of agricultural vocational education in Indonesia such as the the Agricultural Development Polytechnic or the PEPI, to support Indonesian Agriculture Ministry seeks to maximize its efforts to produce millennial entrepreneur.

Youth Enterpreneurship And Employment Support Services Programme or the YESS, to support Indonesian Agriculture Ministry seeks to maximize its efforts for the millennial entrepreneur.

Indonesian Agriculture Minister Syahrul Indonesia Yasin Limpo stated that the government´s commitment to developing agriculture, especially in the development of advanced, independent and modern agricultural human resources.

“The goal is to increase the income of farming families and ensure national food security. Farmer regeneration is a commitment that we must immediately realize," Minister Limpo said.

He reminded about the important role of vocational education, to produce millennial farmers who have an entrepreneurial spirit.

"Through vocational education, we connect campuses with industry so that Polbangtan graduates meet their needs and are ready for new things," Limpo said.