Rayndra, Petani Milenial Milyuner Dialog dengan Presiden Jokowi di BBPadi

Millennial Farmers Development are the Target of Indonesian Agriculture Ministry

Editor : M. Achsan Atjo
Translator : Dhelia Gani


Rayndra, Petani Milenial Milyuner Dialog dengan Presiden Jokowi di BBPadi
BPPSDMP KEMENTAN: Petani milenial milyuner, Rayndra Syahdan Mahmudin [kiri] dialog dengan Presiden RI Joko Widodo terkait upayanya mengembangkan resonansi dari kegiatan bertani dan beternak hulu ke hilir di Kabupaten Magelang, Jateng.

Subang, Jabar [B2B] - Upaya Kementerian Pertanian RI dalam peningkatan produktivitas sektor pertanian demi pemenuhan kebutuhan pangan seluruh rakyat Indonesia terus menunjukkan hasil positif.

Terbukti, Presiden RI Joko Widodo mengapresiasi pengembangan benih unggul yang dihasilkan oleh Balai Besar Penelitian Tanaman Padi Kementan [BBPadi] atas  varietas unggul yang bisa menghasilkan produksi padi sekitar sembilan hingga 12 ton per hektar.

Dalam kunjungan kerja di BBPadi di Kecamatan Sukamandi, Kabupaten Subang, Provinsi Jawa Barat pada Selasa [12/7]. Presiden Jokowi mengakui hasil pengembangan BBPadi adalah lompatan besar guna mendukung terwujudnya swasembada pangan yang dilakukan oleh Kementan.

"Saya yakin karena kita sudah tiga tahun ini tidak impor beras, kita bisa swasembada beras dan akan segera kita capai. Katakanlah rata-rata tujuh sampai delapan ton saja, itu sudah lompatan sangat baik bagi ketersediaan pangan utamanya beras kita," kata Presiden Jokowi.

Tidak hanya mengapresiasi kinerja Kementan dalam penyediaan pangan dan upaya swasembada, Presiden Jokowi juga berkesempatan berbincang dengan petani milenial binaan Kementan, Rayndra Syahdan Mahmudin.

Rayndra, petani milenial asal Magelang memperkenalkan diri pada Presiden Jokowi sebagai petani muda, hal itu menarik perhatian Kepala Negara untuk menyediakan waktu berbincang sejenak.

Kesempatan singkat tersebut dimanfaatkan oleh Rayndra untuk menceritakan konsep bertani modern yang dia kembangkan, dari hulu hingga hilir.

“Dengan konsep pertanian yang maju, mandiri dan modern, kami petani milenial, berupaya  meningkatkan nilai dan omset pendapatan dari sektor pertanian. Tidak hanya fokus mengembangkan usaha. Kami pun berupaya untuk menyukseskan program Kementan yakni regenerasi petani dengan meresonansi generasi muda pedesaan,” kata Rayndra.

Secara singkat, dia pun menceritakan pertanian yang dia kembangkan mulai dari peternakan dan penggemukan kambing dan domba.

“Limbah dari peternakan, kami olah untuk membuat pupuk. Selain kami mengolah sendiri pakan ternak kami. Di sektor tanaman pangan kami membudidayakan  padi varietas inpari zinc,” kata Rayndra, yang didaulat sebagai Duta Petani Milenial [DPM] oleh Kementan yang belum lama ini dikukuhkan sebagai Young Ambassador 2022 dari Program YESS.

Cerdik melihat peluang, Rayndra pun memanfaatkan potensi yang ada di wilayahnya yakni kelapa yang diolahnya menjadi minyak kelapa dan gula semut.

Bicara omset, Rayndra mampu meraup Rp300 juta hingga Rp400 juta per bulan. Guna meningkatkan kapasitas usahanya, alumni Politeknik Pembangunan Pertanian Yogyakarta Magelang [Polbangtan YoMa] dipercaya oleh perbankan untuk mengakses Kredit Usaha Rakyat [KUR] hingga Rp1,3 milliar.

Petani Milenial Milyuner
Usai dialog dengan perwakilan petani, Presiden Jokowi mengintruksikan para menteri, khususnya Mentan Syahrul Yasin Limpo meningkatkan potensi generasi milenial agar mengembangkan sektor pertanian dengan berwirausaha. Jokowi pun mengapresiasi perwakilan petani yang hadir dengan memberikan hadiah. 

Mentan Syahrul mengatakan generasi milenial merupakan bonus demografi di lndonesia yang tumbuh bersamaan dengan pesatnya perkembangan teknologi informasi. Bonus demografi dicirikan dengan dominannya jumlah penduduk usia produktif ketimbang penduduk usia nonproduktif.

Dengan latar situasi teknologi seperti itu, generasi milenial memiliki ciri kreatif, inovatif, passion dan produktif. Generasi milenial pun melibatkan teknologi dalam segala aspek kehidupan.

“Hal ini yang mendorong generasi milenial menjadi sangat dinamis dan ingin serba cepat merealisasikan sesuatu. Di sisi lain, generasi milenial juga terbuka terhadap pemikiran baru, kritis, dan berani," katanya.

Menurut Mentan, generasi milenial dapat menciptakan peluang baru bisnis pertanian, seiring kebutuhan masyarakat dan perkembangan teknologi. Rayndra telah membuktikan bahwa sektor pertanian sangat menjanjikan bagi generasi millennial.

Pada kesempatan terpisah, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian Kementan [BPPSDMP] Dedi Nursyamsi mengatakan untuk menggaet bonus demografi dari generasi milenial, Kementan mengupayakan berbagai program.

"Kami terus meningkatkan jumlah petani serta wirausaha pertanian millenial melalui berbagai program. Ada Penumbuhan Wirausaha Muda Pertanian melalui PWMP, Duta Petani Milenal/Duta Petani Andalan pada DPM/DPA,  pelatihan kewirausahaan bagi petani, pendidikan vokasi, Kostratani, Program YESS dan Young Ambassador,” katanya.

Dedi meyakini kiprah petani milenial dapat menjadi pengungkit regenerasi petani yang adaptif teknologi serta mewujudkan target 2.5 juta pengusaha pertanian mendukung ketahanan pangan nasional. [Sekret]

Subang of West Java [B2B] - The role of agricultural vocational education in Indonesia such as the the Agricultural Development Polytechnic or the Polbangtan, to support Indonesian Agriculture Ministry seeks to maximize its efforts to produce millennial entrepreneur.

Indonesian Agriculture Minister Syahrul Indonesia Yasin Limpo stated that the government´s commitment to developing agriculture, especially in the development of advanced, independent and modern agricultural human resources.

“The goal is to increase the income of farming families and ensure national food security. Farmer regeneration is a commitment that we must immediately realize," Minister Limpo said.

He reminded about the important role of vocational education, to produce millennial farmers who have an entrepreneurial spirit.

"Through vocational education, we connect campuses with industry so that Polbangtan graduates meet their needs and are ready for new things," Limpo said.