Kementan Apresiasi Penerapan Inovasi Teknologi Pertanian di Pengalengan
Indonesian Govt Encourages Farmers to Develop Modern Agriculture
Editor : Kemal A Praghotsa
Translator : Dhelia Gani
Bandung, Jabar [B2B] - Kementerian Pertanian RI mengapresiasi upaya penerapan inovasi teknologi di Kabupaten Bandung, Provinsi Jawa Barat, khususnya di Kecamatan Pengalengan oleh sejumlah kelompok tani [Poktan] pada pengemasan pascapanen [packaging] sebelum kegiatan pemasaran komoditas pertanian.
Penerapan inovasi teknologi terungkap pada kunjungan kerja Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian [BPPSDMP] Dedi Nursyamsi di Balai Penyuluhan Pertanian [BPP] Kecamatan Pengalengan, pada pertemuan dengan petani dan penyuluh setempat pada Rabu [6/10].
"Kita harus apresiasi. Saya sangat senang, karena petani Pengalengan sudah mengimplementasikan inovasi teknologi. Mereka juga menerapkan pertanian modern sekaligus marketing yang bagus," kata Dedi Nursyamsi.
Menurutnya, komoditas pertanian Pengalengan sudah memiliki offtaker yang siap menampung, kemudian bagaimana produk budidaya [on farm] dikemas [packaging] yang semuanya dilakukan dengan baik.
"Artinya, petani di sini sudah aktif. Tinggal kita dorong agar pemasarannya lebih baik lagi. Saya lihat dari 24 komoditas, baru sekitar 17-an produk yang ada offtaker-nya. Nah, itu yang harus kita dorong," kata Dedi.
Selain itu, katanya lagi, petani Pengalengan juga telah membuat olahan dari hasil budidaya pertanian mereka, salah satunya adalah keripik kentang. "Packaging-nya sudah ada grade-nya. Orientasinya sudah ke pasar, karena pengemasannya oke, pasti harganya pun bagus."
Ke depan, menurut Dedi, Kementan akan fasilitasi petani Pengalengan untuk memperluas jaringan pemasaran produknya ke luar Pengalengan, bahkan hingga ke luar Provinsi Jawa Barat.
"Ayo kita sama-sama dorong agar petani di sini mendapatkan offtaker yang bagus, nanti kita dorong juga kemasan, olahan barunya. Semakin banyak offtaker, semakin aman produk pertanian kita," tutur Dedi.
Sebagaimana diketahui, Poktan Bernard Tani memiliki 24 komoditi yang telah dikemas dan dipasarkan dengan baik. Produk mereka telah ditampung oleh perusahaan dan beberapa diterima dengan baik di pasar modern.
Ada empat desa yang tergabung dalam Poktan Bernard Tani yakni Desa Margaluyu, Desa Sukaluyu, Desa Warnasari dan Desa Pulosari.
Langkah tersebut sesuai arahan Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo bahwa teknologi inovasi merupakan ciri pertanian yang maju, mandiri dan modern. Pada era 4.0 saat ini, pertanian tak lagi menggunakan pola lama, namun mengedepankan inovasi teknologi dan mekanisasi dalam pengembangan budidayanya.
"Kita tidak bisa lagi mengandalkan pola lama dalam bercocok tanam. Inovasi teknologi pertanian telah berkembang pesat. Pertanian kita semakin maju. Petani dan penyuluh harus beradaptasi dengan perkembangan zaman," kata Mentan Syahrul. [Cha]
Bandung of West Java [B2B] - Indonesian government in the next five years prioritizes the development of human resources that are ready to face globalization in the era of industrialization 4.0, carry out its role to develop millennial farmers who understand information and communication technology, according to the senior official of the agriculture ministry.