Jakarta (B2B) - Beberapa negara memiliki kepentingan untuk menunggangi protes Amerika Serikat (AS) terhadap kebijakan pembatasan impor daging dan produk hortikultura yang dikeluarkan Kementerian Pertanian. 

Menteri Perdagangan Gita Wirjawan mengatakan kebijakan yang dikeluarkan pemerintah melalui Kementerian Pertanian untuk membatasi impor daging dan hortikultura, sangat beralasan karena di negara ini kaya akan sumber daya alam.

"Ada negara-negara lain yang menunggangi protes Amerika dan kami tidak akan takut, kami akan menghadapinya," tegas Gita Wirjawan di Enrekang, Sulawesi Selatan, Rabu (21/2).

Menurutnya, beberapa negara yang sebelumnya aktif dalam kegiatan impor, tapi ketika Kementerian Pertanian mengeluarkan kebijakan pembatasan impor maka Australia dan Selandia Baru pun protes.

Larangan impor daging sapi dan 13 jenis hortikultura itu sudah dilakukan sejak Januari 2013 dan memicu protes dari negara-negara importir dan protes itu dilakukannya melaui Organisasi Perdagangan Dunia (WTO).

Waktu 60 Hari
Menyikapi protes tersebut, Pemerintah Indonesia mempunyai waktu kurang lebih 60 hari untuk melakukan proses konsultasi. Dalam konsultasi tersebut, Indonesia akan menjelaskan latar belakang kebijakannya tersebut.

Ia menambahkan, pemerintah tidak ingin ada pihak yang dirugikan dari pemberlakuan kebijakan pembatasan impor ini, namun pemerintah siap menerima protes dari negara lain selain Amerika Serikat.

"Saya tidak mau berspekulasi siapa yang dirugikan karena toh bisnis importasinya masih bisa berjalan. Kami sudah menjalin komunikasi dengan beberapa negara yang juga katanya akan mengajukan protes serupa seperti Australia, Selandia Baru dan Kanada," katanya.