Hadapi Masa Tanam, Kementan Perkuat SDM Pertanian dan Sarana Prasarana

Millennial Farmers Development are the Target of Indonesia`s Agriculture Ministry

Editor : Ismail Gani
Translator : Novita Cahyadi


Hadapi Masa Tanam, Kementan Perkuat SDM Pertanian dan Sarana Prasarana
BPPSDMP KEMENTAN: Mentan Amran Sulaiman menegaskan, pemerintahan Presiden Jokowi berkomitmen memperkuat kemampuan produksi petani, apalagi saat ini terjadi krisis pangan global, sehingga Indonesia perlu mandiri pangan.

Jeneponto, Sulsel [B2B] - Menteri Pertanian RI Andi Amran Sulaiman menggiatkan percepatan tanam, guna memastikan pemerintah siap memenuhi berbagai kebutuhan masa tanam, mulai dari pupuk, benih, hingga solar selain memperkuat kemampuan sumberdaya manusia [SDM] pertanian.

Komitmen tersebut dikemukakan Mentan Amran pada Pembinaan Penyuluh Pertanian dan Petani wilayah Kabupaten Gowa, Takalar, Bantaeng, Bulukumba, Selayar di Jeneponto, Provinsi Sulawesi Selatan pada pada Selasa [16/1]. Hadir lebih dari 10 ribu insan pertanian terdiri atas petani,  penyuluh, petani, petani millenial, distributor dan agen pupuk, Bintara Pembina Desa [Babinsa] dan Babinkamtibmas.

"Dari beberapa kunjungan kami ke daerah, salah satu permasalahan yang dihadapi petani adalah pupuk. Untuk itu, Kementan nengambil langkah starategis dengan menggunakan KTP sebagai metode pembelian pupuk bersubsidi, selain Kartu Tani," kata Mentan yang hadir di Jeneponto didampingi Pj Bupati Junaedi Bakrip.

Menurut Amran Sulaiman, upaya tersebut merupakan salah satu langkah cepat dalam mengatasi permasalahan para petani mengakses pupuk bersubsidi sebagai bentuk kehadiran negara bagi petani. Selain itu, Kementan telah mengusulkan tambahan anggaran pupuk bersubsidi.

“Saya sampaikan kepada Presiden Jokowi. Alhamdulillah bapak presiden mendengar masukan dari petani dan telah menyetujui penambahan anggaran Rp14 triliun,” katanya.

Presiden Jokowi, kata Mentan, juga menyampaikan padanya untuk memastikan pupuk sampai kepada petani.

“Dalam waktu satu minggu, surat mengenai alokasi pupuk bersubsidi terbaru akan sampai ke tingkat pemerintah daerah dan akan diturunkan pada penyuluh dan petani. Ada stok pupuk 1,7 juta ton di pengecer indonesia. Jadi tidak perlu ragu soal ketersediaan pupuk untuk masa tanam ini,” katanya.

Menurut Amran, pemerintahan Presiden Jokowi telah berkomitmen untuk memperkuat kemampuan produksi petani, apalagi saat ini tengah terjadi krisis pangan di banyak negara dunia, sehingga Indonesia perlu meningkatkan kemandirian pangan.

“Saya meminta semua bekerja sama untuk bisa meningkatkan produksi. Kita saat ini sedang dihadapkan pada krisis pangan dunia. Jadi kita harus bisa meningkatkan kemandirian kita,” ungkapnya lagi.

Mentan Amran menargetkan peningkatan produksi padi dan jagung yang signifikan untuk Sulawesi Selatan, yang merupakan salah satu provinsi sentra produksi nasional dengan produksi padi gabah kering giling [GKG] pada 2023 sebanyak 4.943.096 ton dengan luas baku sawah 654.818 hektar. Sementara untuk jagung, produksi 2023 mencapai 1.004.275 ton.

Khusus untuk Jeneponto, Amran menargetkan peningkatan hingga 30 persen. Hingga saat ini, Kabupaten Bone masih menjadi kabupaten teratas sebagai penghasil beras Sulawesi Selatan dengan produksi 2023 sebesar 861.230 ton.

Hadir bersama Mentan Amran di Jeneponto, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian Kementan [BPPSDMP] Dedi Nursyamsi; Kepala Pusat Penyuluhan Pertanian [Pusluhtan] Bustanul Arifin Caya serta beberapa pejabat Kementan, pemerintah provinsi, kabupaten dan kota hingga pejabat TNI dan stakeholders lainnya.

Dedi Nursyamsi mengatakan bahwa pembangunan pertanian bertujuan meningkatkan daya saing produk pertanian, maka petaninya juga harus berdaya saing.

"Kalau petani dituntut untuk bisa berdaya saing, berarti penyuluhnya juga harus berdaya saing. “Tidak mungkin jika penyuluhnya biasa saja, namun bisa menghasilkan petani yang berdaya saing. Itu mimpi," katanya.

Dedi Nursyamsi menambahkan, pembangunan pertanian wajib diawali dari penyuluhnya yang berdaya saing. Program pendidikan Rekognisi Pembelajaran Lampau [RPL] adalah salah satu cara menggenjot kemampuan para penyuluh agar profesional dan menguasai substansi dari permasalahan di lapangan.

"Penyuluh yang dapat memberi solusi kepada petani dalam segala hal dan kondisi," katanya lagi.

Dedi Nursyamsi mengimbau pada para penyuluh untuk dapat mengawal petani supaya bijak dalam penggunakan pupuk berimbang, menggunakan bibit dan benih yang berkualitas, serta memperhatikan nutrisi tanaman/ pakan ternak untuk memperoleh hasil yang maksimal.

Dia menekankan poin penting yang harus selalu diingat oleh para penyuluh dalam membuat produksi pertanian memiliki daya saing, yaitu genjot daya saing produk pertanian kita.

“Caranya? Tingkatkan produktivitasnya. Perbaiki kualitasnya, Tekan ongkos produksinya dengan mengimplementasikan inovasi teknologi," kata Dedi Nursyamsi.teknologi IoT”,tandas Dedi. [ekosaputra/timhumas bppsdmpkementan]

Jeneponto of South Sulawesi [B2B] - The role of agricultural vocational education in Indonesia such as the the Agricultural Development Polytechnic or the Polbangtan, to support Indonesian Agriculture Ministry seeks to maximize its efforts to produce millennial entrepreneur.

Youth Enterpreneurship And Employment Support Services Programme or the YESS, to support Indonesian Agriculture Ministry seeks to maximize its efforts for the millennial entrepreneur.

Indonesian Agriculture Ministry, Andi Amran Sulaiman stated that the government´s commitment to developing agriculture, especially in the development of advanced, independent and modern agricultural human resources.

The goal is to increase the income of farming families and ensure national food security. Farmer regeneration is a commitment that we must immediately realize.

He reminded about the important role of vocational education, to produce millennial farmers who have an entrepreneurial spirit.

Through vocational education, we connect campuses with industry so that Polbangtan graduates meet their needs and are ready for new things.