Peserta Antusias, UPT Kementan Kawal Pelatihan Petani dan Penyuluh

Indonesian Govt Increase Capacity Building of Agriculture HR

Editor : M. Achsan Atjo
Translator : Dhelia Gani


Peserta Antusias, UPT Kementan Kawal Pelatihan Petani dan Penyuluh
PETANI MILENIAL: Mentan Syahrul Yasin Limpo didampingi Kepala BPPSDMP Kementan, Dedi Nursyamsi mengukuhkan 2.000 petani milenial pada pembukaan Pelatihan Sejuta Petani dan Penyuluh (Foto: BPPSDMP)

Malang, Jatim [B2B] - Penyuluh petanian seharusnya terus belajar mengembangkan kapasitas dan kompetensi serta aktif belajar bersama masyarakat, serta menjadi penghubung antara petani dengan pemerintah untuk mendukung sukses kebijakan dan program sektor pertanian.

Arahan Presiden RI Joko Widodo membuka Pelatihan Sejuta Petani dan Penyuluh tahun 2021, Jumat [6/8], menjadi pemicu semangat peserta pelatihan yang digelar Kementerian Pertanian RI di bawah koordinasi Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian [BPPSDMP] melalui rentang kendali Unit Pelaksana Teknis [UPT] Kementan di seluruh Indonesia.

"Pemerintah berkomitmen mendorong pertanian menjadi sektor yang menguntungkan dan mensejahterakan petani maka jangan bergerak di hulu atau on farm saja, juga masuk ke hilir untuk pengolahan pasca panen sampai pengemasan dan perdagangan," kata Presiden Jokowi di Bogor, Jabar saat membuka pelatihan secara daring yang dihadiri Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo dan Kepala BPPSDMP Dedi Nursyamsi di PPMKP Ciawi.

Hari pertama pelatihan, Sabtu [7/8] sukses digelar atas dukungan kolaborasi UPT BPPSDMP Kementan yang melibatkan sejumlah Balai Besar Pelatihan Pertanian [BBPP] seperti BBPP Ketindan, BBPKH Cinagara, BPP Lampung. Pelatihan juga melibatkan perbankan BUMN yakni BNI, Mandiri dan BRI mengulas topik Kredit Usaha Rakyat [KUR] sektor pertanian sebagai program prioritas pemerintah bagi petani mengelola hulu ke hilir.

Antusias peserta berlatih online gelombang satu sampai tiga, Sabtu [7/8] yang mencapai 23.405 peserta sejalan dengan harapan Mentan Syahrul Yasin Limpo bahwa SDM berkualitas menjadi target yang harus dipenuhi agar pertanian nasional semakin berdaya saing.

"Pertanian itu dibutuhkan hari ini, besok dan kapan saja dalam kondisi apa saja. Pertanian bukan hanya makanan, juga lapangan kerja dan menyentuh relung-relung negara dan pemerintahan, serta menghadirkan dimensi kuat seperti gotong royong dan aspek sosial," katanya.

Hal senada dikemukakan oleh Kepala BPPSDMP Dedi Nursyamsi saat memaparkan materi pemupukan nasional untuk tiga gelombang secara daring, yang mengingatkan pentingnya 'pemupukan dosis tepat' untuk efisiensi biaya tanam mendorong hasil maksimal dan menguntungkan.

“Kementan mendorong petani mendukung pemerintah. Caranya? Buatlah pupuk sendiri agar kebutuhan tanaman yang selisihnya 15 juta ton terpenuhi, yang dapat dibuat sendiri oleh petani adalah pupuk organik. Kreativitas petani membuat pupuk organik, maka secara nasional dapat memenuhi 50% dari total kebutuhan,” kata Dedi.

Dia menambahkan, kunci meningkatkan daya saing adalah kompetisi produk Indonesia dan produk lain dengan produktivitas dan inovasi teknologi. Saat ini, yang paling berpengaruh adalah varietas unggul dan pupuk berimbang

Sementara BBPP Ketindan, salah satu UPT BPPSDMP penyelenggara pelatihan gelombang pertama mengurai tentang KUR oleh widyaiswara Nurlela. "KUR merupakan kebijakan pemberian kredit atau pembiayaan modal kerja atau investasi pada debitur perseorangan, badan usaha juga kelompok usaha yang mensyaratkan produktif dan layak, namun belum memiliki agunan tambahan atau agunan tambahan belum cukup.”

Sebagaimana diketahui, tujuan KUR meningkatkan dan memperluas akses pembiayaan pada usaha produktif, meningkatkan kapasitas daya saing usaha mikro, kecil, dan menengah [UMKM] dan mendorong pertumbuhan ekonomi dan penyerapan tenaga kerja. Mengingat posisi UMKM sebagai sektor unggulan penopang perekonomian nasional, yang menempati bagian terbesar dari seluruh aktivitas ekonomi rakyat khususnya petani, nelayan, peternak, penambang, perajin, pedagang dan jasa. [Yeni]

Malang of East Java [B2B] - Indonesian government in the next five years prioritizes the development of human resources that are ready to face globalization in the era of industrialization 4.0, carry out its role to develop millennial farmers who understand information and communication technology, according to the senior official of the agriculture ministry.