Ekspor Pertanian, Program GratiEks Ciptakan Jutaan Lapangan Kerja
Indonesian Govt Encourage Agricultural Exporters to Increase Volume Export
Reporter : Gusmiati Waris
Editor : Cahyani Harzi
Translator : Dhelia Gani
Jakarta [B2B] - Badan Pusat Statistik [BPS] melansir nilai ekspor pertanian Indonesia per Desember 2019 mencapai US$370 juta atau meningkat 24,35% dari periode yang sama 2018, hal itu membuktikan 'gerakan tiga kali ekspor' disingkat Program GratiEks yang digagas Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo untuk menyatukan kekuatan seluruh pelaku pembangunan pertanian dari hulu hingga hilir berjalan baik sekaligus menciptakan jutaan lapangan kerja.
Juru bicara Kementerian Pertanian RI, Kuntoro Boga Andri mengatakan Program GratiEks berupaya menguatkan aktivitas produksi [on farm] maupun aktivitas pasca produksi [off farm] terus diupayakan antara lain dengan mendorong pengusaha dan eksportir agar melipatgandakan lalu lintas ekspor pertanian menjadi tiga kali lipat. GratiEks merupakan langkah strategis dan program jangka panjang dalam meningkatkan sisi produksi hingga 7% per tahun, sekaligus merealisasikan arahan Mentan SYL dalam mendorong roda ekonomi nasional.
"Berdasarkan catatan BPS, nilai ekspor pertanian Indonesia pada Desember 2019 mengalami peningkatan 24,35 persen, atau jika diangkakan kedalam dolar AS nilainya mencapai US$370 juta dolar," kata Kuntoro BA, Kepala Biro Humas dan Informasi Publik Kementan di Jakarta, Jumat [7/2].
Menurutnya, GratiEks merupakan bagian dari program jangka panjang yang diyakini memiliki dampak besar pada roda ekonomi nasional, karena akan ada jutaan orang yang terlibat di sektor pertanian, dan akan mempercepat jalannya laju ekspor komoditas pertanian menuju ekosistem pertanian yang modern.
Sebagaimana diketahui, GratiEks adalah gerakan peningkatan ekspor pertanian yang digagas Mentan SYL untuk menyatukan kekuatan seluruh pemegang kepentingan pembangunan pertanian dari hulu sampai hilir. Gerakan ini diharapkan mampu meningkatkan ekspor komoditas pertanian dengan cara yang tidak biasa.
"Apalagi sudah menggunakan dan memanfaatkan inovasi teknologi, digitalisasi, riset, jejaring dan kerja sama yang kuat dengan semua pihak," katanya.
Pada bagian ini, sektor perkebunan menjadi komoditas ekspor yang cukup tinggi dan menjadi andalan ekspor Indonesia, disamping beberapa komoditas horti dan peternakan bernilai tinggi seiring meningkatnya konsumsi dan perubahan gaya hidup masyarakat global.
Beberapa komoditas yang terus menunjukkan peningkatan bebera waktu ini antara lain kelapa sawit, kakao, karet dan kopi, selanjutnya ada juga komoditas pertenakan, khususnya perunggasan dan sarang burung walet.
Untuk produk hortikultura seperti sayur dan buah juga terus meningkat. Secara umum, kontribusi sektor pertanian dalam eksport non-migasmengalami peningkatan signifikan.
Pada 2018, kontribusi ekspor sektor pertanian mencapai 2,11% dari total eksport non-migas senilai Rp500 triliun kemudian meningkat 2,34 persen atau setara Rp550 triliun.
Apabila GratiEks dapat berkontribusi penuh pada 2024, maka potensi ekspor Indonesia diperkirakan mencapai Rp1,800 triliun. Angka ini sama dengan 7,5% kontribusi sektor pertanian terhadap total ekspor non-migas.
"Jika dilihat dari perkembangannya, sampai hari ini kami optimistis bukan hanya memenuhi kebutuhan masyrakat Indonesia, tetapi memenuhi kebutuhan pangan dunia. Terlebih, Kementan terus berupaya menjadikan pertanian Indonesia maju, mandiri dan modern," kata Kuntoro.
Jakarta [B2B] - The movement of Indonesian agricultural commodity exports must begin with the presence of exporters among the people, at the same time opening up employment opportunities widely, by increasing the movement three times exports [GratiEks] so GratiEks became part of the people's movement to show that Indonesia is a strong country in the agricultural sector, according to Agriculture Minister Syahrul Yasin Limpo.