Kementan Harapkan Petani Milenial Kembangkan Produksi Hingga Pascapanen
Millennial Farmers are the Target of Developing Indonesian Agricultural HR
Editor : Kemal A Praghotsa
Translator : Dhelia Gani
Bandung Barat, Jabar [B2B] - Petani milenial di seluruh Indonesia diharapkan dapat memanfaatkan potensinya untuk mengembangkan sektor pertanian, dari kegiatan produksi hingga pascapanen.
Harapan tersebut dikemukakan Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo saat meninjau lahan sayuran seluas sembilan hektar pada Rabu [3/11] di Cikalong Wetan, Bandung Barat, Jawa Barat yang dikelola petani milenial, Viola Az-Zahra agar mengembangkan lebih banyak komoditas pertanian di lahan pertaniannya.
"Menjadi petani milenial itu keren. Saya mau hitung-hitungan. Kalau satu hektar menghasilkan 40 ton seledri, dengan harga jual tertinggi Rp40 ribu per kg maka hasilnya Rp120 juta. Jangan satu atau tiga komoditas saja, minimal bisa tujuh komoditas agar menghasilkan lebih banyak," kata Mentan Syahrul yang didampingi Kepala BPPSDMP Kementan, Dedi Nursyamsi.
Mentan Syahrul menegaskan banyak komoditas hortikultura yang dapat diusahakan dan menjanjikan laba besar di lahan tersebut, pengelolaan mulai dari pra produksi, produksi hingga pengelolaan pasca panen.
"Di sini komoditas yang diusahakan harus digabung, harus ada minimal tujuh komoditi. Kan ada yang sayuran yang dapat menghasilkan per dua bulan, per tiga bulan. Lalu hasilnya diolah dengan mesin packaging," katanya.
Mentan meminta agar para petani milenial terus berinovasi dan berkreasi membangun bangsa melalui sektor pertanian dengan kelembagaan yang baik, karenakan pertanian menjadi tumpuan perekonomian bangsa saat ini.
"Kalau di luar negeri, pengelolaan satu hektar hasilkan Rp40 miliar. Pertanian di sini harus digarap dan dikelola secara benar, kita akan kuat. Coba jangan hanya satu petani milenial, saya minta bangun 10 petani milenial di sini," tambahnya.
Mentan Syahrul pun menginstruksikan pada jajarannya di Kementerian Pertanian RI agar membantu pengelolaan secara kelembagaan dan teknologi pertaniannya.
Dedi Nursyamsi selaku Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian [BPPSDMP] memastikan bahwa peran petani milenial akan terus diperkuat.
"Regenerasi petani harus dilakukan. Kita harus menghadirkan lebih banyak petani milenial untuk memaksimalkan pengembangan pertanian, melalui pengembangan inovasi teknologi," katanya.
Sementara itu CEO Minaqu, Ade Wardhana Adinata, menjelaskan potensi dan bisnis tanaman sayur seperti yang dikelola Viola dapat memenuhi kebutuhan pasar domestik dan ekspor.
"Ini potensi yang dapat dipegang oleh kaum muda, dari sini kita bisa memenuhi pasar," katanya.
Berkaitan dengan hal ini, Ade dan Viola menyampaikan terimakasih atas perhatian dan dukungan besar Mentan Syahrul dan Kementan dalam mendorong pengembangan dan pendampingan petani milenial. [Cha]
Bandung Barat of West Java [B2B] - Indonesian government in the next five years prioritizes the development of human resources that are ready to face globalization in the era of industrialization 4.0, carry out its role to develop millennial farmers who understand information and communication technology, according to the senior official of the agriculture ministry.
