Songsong Era 5.0, Kementan Latih Penyuluh dan Petani Kuasai Teknologi

Indonesian`s Agriculture Training Center Conducts a Million Farmer Training

Editor : Kemal A Praghotsa
Translator : Dhelia Gani


Songsong Era 5.0, Kementan Latih Penyuluh dan Petani Kuasai Teknologi
PELATIHAN MASIF: Mentan Syahrul Yasin Limpo menegaskan bahwa Indonesia bergegas memasuki era Industri 5.0, dan saat itu, pertanian akan tetap menjadi sektor penting [Foto: BPPSDMP]

Gowa, Sulsel [B2B] - Alat dan mesin pertanian [Alsintan] kian massif digelontorkan oleh Kementerian Pertanian RI dibarengi pelatihan pemanfaatan Alsintan, melalui tatap muka dan virtual [online] kepada petani dan penyuluh, Minggu [4/7] yang bertujuan meningkatkan produktivitas tanaman padi.

Di hadapan ribuan peserta yang hadir pada kegiatan yang digelar oleh Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo menegaskan bahwa Indonesia bergegas memasuki era Industri 5.0, dan saat itu, pertanian akan tetap menjadi sektor penting. Artinya, pemanfaatan teknologi dan mekanisasi tidak bisa dihindari. 

Menurutnya, teknologi dapat dimanfaatkan semaksimal mungkin dan kualitas SDM sangat penting, Kementan juga telah didukung pusat data digital, Agriculture War Room [AWR], yang mendukung pembangunan pertanian.

“Kita harus hadirkan inovasi. Misalnya, menghadirkan traktor taksi di setiap kabupaten. Negara lain sudah pakai teknologi, kita juga," kata Mentan Syahrul didampingi Kepala BPPSDMP Dedi Nursyamsi, saat membuka pelatihan yang di pusatkan di Balai Besar Pelatihan Pertanian [BBPP] Batangkaluku di Kabupaten Gowa, Provinsi Sulawesi Selatan. 

Karenanya, kata Mentan, pertanian tak boleh hanya sekadar teori. Menurutnya, penyuluh harus pegang smartphone dan terhubung dengan AWR setiap Jumat. "Litbang juga harus maksimal, ciptakan varietas baru. Cari tahu mengapa Amerika dan Jepang bisa unggul. Karena kita seharusnya juga bisa seperti mereka.” 

Sebagai pelaku utama pembangunan pertanian di Indonesia, kinerja pertanian ditentukan oleh kerja penyuluh dan petani, maka dari itu dirinya mendorong BPPSDMP agar mampu memberi pelatihan dan mencetak tenaga-tenaga terlatih untuk terus menggerakan pertanian ke arah yang lebih maju, mandiri dan modern.

“BPPSDMP dengan semua Kadis [kepala dinas] harus siapkan orang yang harus dilatih untuk menaikkan kualitas pertanian, naikkan NTP [Nilai Tukar Petani] dan NTUP [Nilai Tukar Usaha Pertanian]. Siapkan 1 juta orang,” tantang Mentan Syahrul.

Dirinya sangat yakin sampai kapan pun, pertanian akan menjadi tulang punggung Indonesia, karena bertani itu hebat dan keren. Bahkan saat Covid-19 menghentak dunia dan perekonomian melambat, pertanian mampu menjadi sektor yang tetap bertahan dan tumbuh.

“Kalau kita lihat dari PDB [Produk Domestik Bruto], hanya pertanian yang naik, sektor lain minus. Ekspor kita juga naik 15,79% dengan nilai Rp451,77 trilyun pada 2020. Triwulan pertama tahun ini, pertanian sudah menyumbang 39,99%. Artinya, pertanian memang dibutuhkan,” katanya.

Di kesempatan yang sama, Kepala BPPSDMP Dedi Nursyamsi, mengatakan pihaknya telah melaksanakan sejumlah pelatihan untuk meningkatkan kualitas SDM pertanian.

“Kita sudah memulai pelatihan pemupukan berimbang, kesuburan tanah, varites padi jagung dan kedelai, kewirausahaan pertanian, juga pemanfaatan KUR [Kredit Usaha Rakyat]. Kali ini pelatihan pemanfaatan Alsintan untuk meningkatkan produktivitas tanaman,” kata Dedi.

Menurutnya, pelatihan kali ini diikuti 120 orang secara tatap muka, dan secara online melalui zoom sebanyak 1000, sedangkan melalui YouTube sekitar 11.000 orang. Rinciannya, 8.000 penyuluh dan 2.700 petani, utamanya petani milenial.

“Pada pelatihan ini, peserta mendapat materi mengenai teknis operator traktor roda dua dan roda empat, pembuatan pupuk organik seperti kompos dan  pestisida nabati, termasuk pemanfaatan KUR,” katanya. [Cha]

Gowa of South Sulawesi [B2B] - Indonesian government in the next five years prioritizes the development of human resources that are ready to face globalization in the era of industrialization 4.0, carry out its role to develop millennial farmers who understand information and communication technology, according to Agriculture Minister Syahrul Yasin Limpo.