Pupuk Berimbang, Kementan Upaya Tingkatkan Produktivitas
Indonesian Govt Increase Capacity Building of Agriculture HR
Editor : Kemal A Praghotsa
Translator : Novita Cahyadi
Jakarta [B2B] - Kementerian Pertanian RI [Kementan] menargetkan peningkatan produktivitas dapat direalisasikan. Untuk mendukung hal tersebut, Kementan akan mendorong penyuluh dan petani untuk menerapkan pemupukan berimbang.
Menurut Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo [SYL] peran penyuluh pertanian sangat dibutuhkan demi mewujudkan pemupukan berimbang dan mengimbau insan pertanian tetap bekerja selama pandemi Covid-19, khususnya untuk mencegah terjadinya krisis pangan.
"Sebab, penyuluh merupakan sahabat petani. Penyuluh pertanian harus tetap semangat mendampingi petani, walaupun dalam masa pandemi Covid-19, don't stop, maju terus, agar pangan tersedia sehingga rakyat tidak kekurangan pangan." katanya.
Hal senada juga dikemukakan oleh Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian [BPPSDMP] Dedi Nursyamsi, yang selalu memberikan motivasi kepada para penyuluh untuk mendampingi masyarakat untuk memanfaatkan lahan pekarangan dengan berbagai hal, salah satunya budidaya sayuran.
"Manfaat semua limbah rumah tangga untuk diolah menjadi pupuk organik. Kemudian, aplikasikan pada tanaman di pekarangan. Jika tidak memungkinkan, bisa melakukannya dengan menanam secara langsung di tanah atau secara hidroponik," kata Dedi.
Peningkatan produktivitas pertanaman pada lahan perkarangan rumah maupun lahan pertanian bisa dilakukan dengan berbagai cara. Salah satunya dengan melakukan pemupukan berimbang, yaitu pemberian pupuk ke dalam tanah dengan jumlah dan jenis hara sesuai dengan tingkat tanah dan kebutuhan tanaman.
Sementara Kepala Balai Sumber Daya Lahan Pertanian, Husnain mengatakan tahapan uji tanah, yaitu dengan mengidentifikasi kekuatan hara, memilik metode ekstraksi dan menentukan kelas ketersediaan hara dan rekomendasi pemupukan, dalam kegiatan Mentan Sapa Petani Penyuluh [MSPP] volume 02 secara virtual, Jumat [22/1].
"Sangat penting menghitung atau menentukan kapan pupuk diberikan. Karena jika kurang dua atau tiga hari saja bisa mempengaruhi hasil panen nanti. lima ton jerami akan menghasilkan 30 kg unsur K dalam tanah. Lebih baik jika jerami dikembalikan ke tanah agar membantu untuk menambah unsur hara K di tanah," kata Husnain.
Menurutnya, kendala implementasi pemupukan berimbang diantaranya petani kecil mengandalkan pupuk subsidi saja, padahal pupuk subsidi tidak memnuhi kebutuhan untuk mengasilkan produksi optimum.
"Kendala lainnya ialah tidak diterapkannya site spesifik lokasi rekomendasi pemupukan, kualitas pupuk subsidi dan non subsidi, dan usaha tani belum sepenuhnya berskala ekonomi," kata Husnain.
Husnain menambahkan, tantangan pertanian ke depan yaitu degradasi dan penurunan produktivitas lahan, konversi dan fragmentasi lahan, keterbatasan lahan subur, variabilitas dan perubahan iklim, dan juga terbatasnya infrastruktur.
Jakarta [B2B] - Indonesian government in the next five years prioritizes the development of human resources that are ready to face globalization in the era of industrialization 4.0, carry out its role to develop millennial farmers who understand information and communication technology, according to the senior official of the agriculture ministry.