Gubernur NTT: `Food Estate` Bantu Rakyat di Situasi Sulit

Indonesia Developing the Food Estate in East Nusa Tenggara Province

Editor : M. Achsan Atjo
Translator : Dhelia Gani


Gubernur NTT: `Food Estate` Bantu Rakyat di Situasi Sulit
ALIH TEKNOLOGI: Kepala BPPSDMP Kementan, Dedi Nursyamsi [tengah] bersama Gubernur NTT Viktor B Laiskodat [ke-2 kanan] dan Kapusluh BPPSDMP Leli Nuryati [kiri] Foto: BPPSDMP

Kupang, NTT [B2B] - Kunjungan Kepala BPPSDMP Kementan Dedi Nursyamsi di Kupang, Rabu [31/3] disambut antusias oleh Gubernur NTT Viktor B Laiskodat, seraya mengapresiasi program Food Estate di Kabupaten Sumba Tengah, sangat membantu rakyat keluar dari situasi sulit ini.

"Kami berterima kasih pada Kementerian Pertanian yang begitu peduli untuk membangun pertanian di NTT," kata Gubernur Viktor B Laiskodat menyambut audiensi Dedi Nursyamsi didampingi Kepala Pusat Penyuluhan Pertanian [Pusluhtan] BPPSDMP, Leli Nuryati.

Dia mengakui bahwa Nusa Tenggara Timur [NTT] merupakan provinsi termiskin. Mata pencaharian sebagian besar masyarakat di bidang pertanian dan peternakan, "sehingga kehadiran Kementan melalui strategi pembangunannya sangat mendukung NTT untuk keluar dari situasi sulit."

Dedi Nursyamsi mengatakan bahwa pihaknya selaku Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian [BPPSDMP] mendukung penuh target Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo.

Dia memastikan jajaran BPPSDMP pada 2021 melakukan penguatan pada 1.465 Balai Penyuluhan Pertanian selaku Komando Strategis Pembangunan Pertanian [BPP KostraTani] di tingkat kecamatan, locust pembangunan pertanian.

Hal itu, kata Dedi Nursyamsi, sejalan dengan langkah Mentan Syahrul di setiap kesempatan selalu menggelorakan semangat penyuluhan untuk penguatan 1.465 BPP KostraTani.

“Gerakan pembangunan pertanian seperti pola Piramida Terbalik. Petani dan penyuluh di posisi teratas, BUMN dan pihak swasta di tengah dan terbawah adalah pemerintah, menggambarkan kontribusi dan porsinya paling sedikit,” kata Mentan Syahrul seperti dikutip Dedi Nursyamsi.

Gubernur Viktor menambahkan kehadiran pemerintah pusat khususnya Kementan langsung di lapangan, tentu harus dimanfaatkan sebaik mungkin, langkah paling tepat adalah alih teknologi [knowledge transfer].

“Apa yang telah dilakukan di Sumba Tengah dan Belu dengan bendungan-bendungan yang telah dikerjakan oleh pemerintah pusat akan sangat membantu dan juga kami akan terus berlatih," katanya.

Terkait program lumbung pangan [food estate] sebagai program ketahanan pangan, menurutnya, sudah ada 15.000 hektar lahan di Sumba Tengah menjadi kawasan food estate, serta 12.000 hektar di Belu, yang diharapkan menjadi kawasan pembelajaran bagi petani. 

"Bendungan yang sudah ada akan dikelola dan dibuat pipa agar pemanfaatan air lebih optimal. Elemen yang perlu diperhatikan adalah SDM pertanian, sehingga petani milenial diharapkan dapat memaksimalkan kemampuannya," kata Gubernur Viktor Laiskodat.

Kupang of East Nusa Tenggara [B2B] - East Nusa Tenggara province has been chosen as the site for Indonesia´s new food barn to be established under the government´s food estate program, said Agriculture Minister Syahrul Yasin Limpo here on July 1. For the first phase of the program, which encompasses the initial construction of the food barn, the government has provided land in the Central Sumba regency.