TNI AD Ajak Warga Tanam Padi di Lahan Cetak Sawah Baru yang Dibiayai Kementan
Indonesian Army Invite the Community Increased Food Production
Reporter : Gusmiati Waris
Editor : Cahyani Harzi
Translator : Dhelia Gani
Jakarta (B2B) - Langkah Kementerian Pertanian RI mengantisipasi konversi lahan dengan melibatkan TNI AD untuk pencetakan sawah baru menunjukkan hasil positif di seluruh Indonesia, seperti dilakukan oleh Kepala Staf Korem 043/Gatam, Letkol Inf Utten Simbolon melakukan tanam padi perdana pada lahan cetak sawah baru 445 hektar di Desa Restu Buana, Kecamatan Rumbia, Kabupaten Lampung Tengah pada Selasa (27/9).
Lahan cetak sawah baru merupakan implementasi dari komitmen Menteri Pertanian RI Andi Amran Sulaiman melibatkan TNI AD khususnya Direktorat Zeni TNI AD dan Zeni Kodam (Zidam) dengan anggaran Rp1,5 triliun pada 2016, yang diteken pada awal Januari lalu (4/1), kontrak kerja Rp1,5 triliun tersebut merupakan bagian dari kontrak pengadaan barang dan jasa 2016 sebesar Rp34,6 triliun di Kementan.
Letkol Inf Utten Simbolon mengatakan penananaman padi perdana dengan sistem gogo ranca sebagai langkah mendukung pencapaian target luas tambah tanam di Provinsi Lampung, khususnya Kabupaten Lampung Tengah dengan melibatkan dinas pertanian setempat dan personel TNI dari Kodim 0411/Lamteng.
"Korem 043 Gatam akan terus mendukung peningkatan produksi tanaman padi baik dari segi kualitas maupun kuantitas, hal ini penting karena kebutuhan pangan terus meningkat setiap tahun karena pertambahan jumlah penduduk," kata Utten Simbolon.
Tampak hadir pada kegiatan tersebut Wakil Bupati Lampung Tengah, Loekman Djoyosoemarto; Komandan Kodim Lampung Tengah 0411/Lamteng Letkol Inf Jajang Kurniawan; Ketua DPRD Lampung Tengah, M Junaidi Sunardi;
"Kami dan pihak terkait mengajak petani untuk melakukan tanam padi di lahan cetak sawah baru yang sudah rampung dan siap ditanami. TNI AD mendukung program pemerintah untuk mencapai swasembada pangan," kata Letkol Inf Utten Simbolon seperti dilansir laman resmi TNI AD.
Luas Tambah Tanam
Mentan Amran Sulaiman hingga 26 Agustus 2016 bersama Asisten Teritorial Kasad, Mayor Jenderal TNI Komaruddin Simanjuntak memimpin rapat koordinasi (Rakor) pangan di 11 provinsi dengan topik utama membahas luas tambah tanam dan penyerapan gabah oleh Badan Urusan Logistik (Bulog), dengan 11 gubernur dan kepala dinas pertanian provinsi maupun kabupaten/kota.
Mentan dalam Rakor pangan ke-11 di Manado, Provinsi Sulawesi Utara mengingatkan bahwa Pemerintah RI melalui Kementerian Pertanian akan fokus menangani persoalan pangan khususnya luas tambah tanam padi pada Juli hingga September 2016.
"Tahun ini ada berkah bagi Indonesia, terjadi La Nina atau kebalikan dari tahun lalu yakni El Nino. Hujan akan terus turun hingga Oktober, jadi tahun ini tidak ada musim kering," kata Mentan setiap kali membuka Rakor pangan.
Dia menambahkan, Kementan menargetkan luas tambah tanam padi mencapai 1,2 juta hektar untuk mengantisipasi masa paceklik dan mencegah impor beras.
Menurutnya, saat ini cadangan beras pemerintah sekitardua juta ton, kalau dibagi konsumsi rata-rata 232.000 ton per bulan, stok yang tersedia hanya cukup untuk delapan bulan ke depan, dan ada musim panen Oktober 2016.
"Kalau dari target luas tambah tanam 1,2 juta hektar, bisa tercapai satu juta hektar saja, pemerintah yakin tidak akan lagi impor beras dan masa paceklik," kata Mentan.
Sebagaimana diberitakan B2B, Mentan mengawali Rakor pangan pada 14 Juli 2016 di Provinsi Jawa Tengah dilanjutkan ke Jawa Timur, Banten, Jawa Barat, Sumatera Utara, Nanggroe Aceh Darussalam, Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, Nusa Tenggara Barat (NTB), Gorontalo, dan Sulawesi Utara.
Jakarta (B2B) - The policies of Indonesian Agriculture Ministry by involving the army to develop new paddy fields showed positive results across the country, as was done by Chief of Staff of 043´s Lampung Resort Military Commander (Korem 043) Lieutenant Colonel Inf Utten Simbolon to rice planting area of 445 hectares in Restu Buana village of Rumbia subdistrict in Central Lampung district of Lampung province.
The new paddy fields is implementation of commitments of the Agriculture Ministry by Minister Andi Amran Sulaiman involving Indonesian Army through Directorate of Army Engineers with budget 1.5 trillion rupiah in 2016 which was signed in early January 2016, the budget is part of procurement contracts and services this year amounted to 34.6 trillion rupiah in the ministry.
Lieutenant Colonel Simbolon said the rice plant as a step to support the increase rice cultivation in Lampung Province, especially in Central Lampung regency by involving local agricultural agencies and army personnel of 0411´s Central Lampung District Military.
"We will support the improvement of rice plants production, it is important, the need for food continues to increase because of population growth," Simbolon said.
It was attended by the Central Lampung Deputy Regent, Loekman Djoyosoemarto; Central Lampung District Miltary Commander, Lieutenant Colonel Inf Jajang Kurniawan; Central Lampung House Speaker, M Junaidi Sunardi.
"We invite the farmers and stakeholders to conduct rice planting in new paddy fields are ready for planting. The Indonesian Army support government programs to achieve food self-sufficiency," Simbolon said as reported by the official website of Indonesian army.
Food Coordination Meetings
Minister Sulaiman until August 26, 2016 with Assistant for Territoral Army Chief of Staff, Major General Komaruddin Simanjuntak led the food coordination meetings 11 provinces with the main topic discussed increase rice cultivation in dry season and the absorption of grain by the National Logistics Agency (Bulog) with 11 governors and heads of provincial agriculture and district/city.
Minister Sulaiman in previous coordination meeting in eleven provinces, warned that the government through the ministry will focus on food security issues, especially the production of rice in July-September 2016.
"This year there is a blessing for Indonesia, there was La Nina, or the opposite of last year were hit by El Nino. The rain will continue to fall until October, so this year there is no dry season," he said every time opened the meeting.
Mr Sulaiman said that the government target increasing rice cultivation in dry season reached 1.2 million hectares in anticipation of the dry season and stop rice imports.
According to him, the current government rice reserves an estimated two million tons, with an average consumption of 232,000 tons per month, and rice reserves adequate for the next eight months.
"If the targeted 1.2 million hectares, can be achieved one million hectares, the government believes no longer need to import rice," Minister Sulaiman said.
As reported by the B2B, Mr Sulaiman started the food coordination meeting on July 14, 2016 in Central Java province continued to East Java, Banten, West Java, North Sumatra, Nanggroe Aceh Darussalam, East Borneon, South Borneo, West Nusa Tenggara (NTB), Gorontalo and North Sulawesi.
