Cetak Penyuluh Unggul, Polbangtan Kementan Wisuda 319 Mahasiswa RPL

Millennial Farmers Development are the Target of Indonesia`s Polbangtan Bogor

Editor : Kemal A Praghotsa
Translator : Dhelia Gani


Cetak Penyuluh Unggul, Polbangtan Kementan Wisuda 319 Mahasiswa RPL
POLBANGTAN BOGOR: Wakil Direktur I Polbangtan Bogor, Rudi Hartono [kiri] memimpin kegiatan wisuda bagi 319 wisudawan/wati Program Rekognisi Pembelajaran Lampau [RPL] tahun ajaran 2022/2023 di Polbangtan Bogor.

Bogor, Jabar [B2B] - Sebanyak 319 wisudawan/wati program Rekognisi Pembelajaran Lampau [RPL] pada Politeknik Pembangunan Pertanian [Polbangtan] melalui  Polbangtan Bogor mengikuti Wisuda Sarjana Terapan tahun ajaran 20222/2023 di aula kampus pertanian pada Sabtu [7/10].

RPL sebagai Rekognisi Pembelajaran Lampau [Recognition of Prior Learning] merupakan suatu program belajar yang memungkinkan mahasiswa untuk ´mentransfer´ pengalaman menjadi satuan kredit yang diakui oleh perguruan tinggi.

Kegiatan RPL di Indonesia telah diakui dan regulasinya pun telah diatur oleh Kemendikbud Ristek melalui Permendikbud Ristek Nomor 41/2021 tentang Rekognisi Pembelajaran Lampau. RPL diselenggarakan dengan prinsip aksesibilitas, kesetaraan pengakuan, transparan, serta penjaminan mutu.

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian Kementan [BPPSDMP] Dedi Nursyamsi menegaskan tujuan pendidikan vokasi pertanian adalah menciptakan job creator dan job seeker yang andal, maju, mandiri dan modern.

"Melalui pendidikan vokasi, Kementan melahirkan SDM yang kompetitif sebagai tenaga kerja pertanian handal dan unggul [job seeker] serta sebagai pengusaha pertanian milenial handal, kreatif, inovatif, profesional, serta mampu menyerap lapangan pekerjaan sektor pertanian sebanyak mungkin selaku job creator," katanya.

Wakil Direktur I Polbangtan Bogor, Rudi Hartono mengatakan dalam sambutannya bahwa Program RPL ditempuh melalui asesmen sebanyak 100 SKS dan perkuliahan sebanyak 44 SKS yang dilaksanakan selama empat semester.

Dua program studi yang menyelenggarakan RPL adalah program studi dengan akreditasi baik sekali. Ada pun predikat Cumlaude IPK di atas 3.50 tanpa C diperoleh tiga  wisudawan. IPK tertinggi adalah 3.71 dan IPK terendah 2.97

"Wisudawan yang berasal dari berbagai daerah diharapkan menjadi regenerasi petani yang unggul dengan memanfaatkan teknologi," kata Rudi Hartono.

Sementara Kepala Pusat Pendidikan Pertanian BPPSDMP Kementan [Pusdiktan] Idha Widi Arsanti mengatakan selama proses pembelajaran di Polbangtan Bogor para mahasiswa dapat mengembangkan potensinya menjadi insan yang bertakwa berakhlak mulia, berilmu dan siap mengamalkan ilmu yang diperoleh saat ini.

"Kita sangat berharap para wisudawan menjadi insan yang mandiri, inovatif, kreatif dan profesional terutama pada mahasiswa RPL untuk menjadi penyuluh tangguh," katanya.

Dia mengucapkan selamat pada seluruh wisudawan setelah menyelesaikan pendidikan di Polbangtan Bogor, bahwa saat ini pengakuan sebagai sarjana terapan menyertai gelar tersebut.

"Saudara kini mengemban tugas dan tanggungjawab yang tentu saja satu tingkat lebih tinggi dari sebelumnya, dalam memberikan sumbangan kepada masyarakat dan bangsa indonesia terutama dalam memajukan pertanian indonesia sebagai penyuluh pertanian yang mumpuni," kata Kapusdik Idha Widi Arsanti yang akrab disapa Santi.

Menurutnya, Program RPL ini memberikan kesempatan untuk mengenyam bangku perkuliahan terutama pendidikan vokasi yang secara teori praktis telah diterima wisudawan.

"Para lulusan diharapkan membangun pertanian khususnya menjadi penyuluh yang tangguh dan mumpuni dalam melakukan pendampingan bagi petani," tambah Santi.

Kapusdik mengharapkan para wisudawan yang akan bergabung dalam himpunan alumni Polbangtan menjadi semakin kuat dan kompak memajukan pertanian indonesia.

Salah satu hal yang spesial dari pelaksanaan Wisuda RPL adalah Orasi Ilmiah dari Rektor Institut Pertanian Bogor [IPB] Prof Arif Satria tentang profesi paling mulia.

"Ada tiga profesi yang menurut saya sangat mulia yaitu dokter, guru dan penyuluh. Kalau kita bicara pembangunan, tanpa dokter, guru, penyuluh maka tamatlah negara itu, maka berbanggalah menjadi penyuluh," katanya.

Menurut Prof Arif Satria mengatakan bahwa menjalankan fungsi untuk mendidik masyarakat, karena penyuluhan adalah salah satu bentuk pendidikan. Kita mencoba terus mengubah perilaku, pengetahuan dan keterampilan, yang  kita hadapi hari ini tentu berbeda dengan masa lalu sehingga penyuluh hari ini juga harus berbeda dengan penyuluh 40 tahun lalu."

"Hasil penelitian in learning menyebutkan pintar tidak cukup kuat, tidak cukup, tetapi respon perubahan itu justru yang paling penting untuk merespon perubahan, kita harus paham sinyal-sinyal perubahan itu sendiri.

Menurutnya, skill yang kita miliki, tidak hanya untuk wisudawan juga ancaman buat para dosen. "Kalau kita dalam lima tahun tidak melakukan upgrade dan pembelajaran cepat maka kita akan ketinggalan jaman". [mul/wisda/timhumaspolbangtanbogor]

Bogor of West Java [B2B] - The role of agricultural vocational education in Indonesia such as the the Agricultural Development Polytechnic or the Polbangtan, to support Indonesian Agriculture Ministry seeks to maximize its efforts to produce millennial entrepreneur.

Youth Enterpreneurship And Employment Support Services Programme or the YESS, to support Indonesian Agriculture Ministry seeks to maximize its efforts for the millennial entrepreneur.

Indonesian Agriculture Ministry stated that the government´s commitment to developing agriculture, especially in the development of advanced, independent and modern agricultural human resources.

“The goal is to increase the income of farming families and ensure national food security. Farmer regeneration is a commitment that we must immediately realize," Minister Limpo said.

He reminded about the important role of vocational education, to produce millennial farmers who have an entrepreneurial spirit.

"Through vocational education, we connect campuses with industry so that Polbangtan graduates meet their needs and are ready for new things," Limpo said.