Mentan Ajak Milenial Terjun ke Dunia Tani

Millennial Farmers are the Target of Developing Indonesian Agricultural HR

Editor : Kemal A Praghotsa
Translator : Dhelia Gani


Mentan Ajak Milenial Terjun ke Dunia Tani
REGENERASI PETANI: Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo saat Workshop Manajemen Kelompok Usaha Bersama Pemuda Tani. [Foto: Kementan]

Surabaya, Jatim [B2B] - Peran generasi muda sangat diperlukan dalam mendukung gerakan pembangunan dan peningkatan produktivitas pertanian yang dilakukan oleh Kementerian Pertanian RI. Untuk itu, Kementan terus  mendorong hadirnya para petani muda.

"Sektor pertanian itu adalah lapangan kerja yang menjanjikan, selama ada kemauan yang serius untuk menggarap sumber daya alam yang kita miliki,”  kata Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo saat Workshop Manajemen Kelompok Usaha Bersama Pemuda Tani, Jumat [8/10].

Mentan Syahrul mengatakan di negara-negara maju sekalipun, pertanian tetap menjadi sektor penting dan krusial. Bahkan, para pelaku pertanian memiliki peran penting di negara-negara tersebut.

"Di negara-negara seperti Jepang dan Korea, orang-orang yang hebat adalah petani. Bahkan di Amerika Serikat, orang-orang yang bisa menjadi pemimpin adalah mereka yang memiliki lahan pertanian yang luas," katanya.

Di Indonesia sendiri, sektor pertanian terbukti menjadi sektor yang tangguh selama masa pandemi. Mengutip data Badan Pusat Statistik [BPS], Mentan menyebutkan bahwa di masa awal pandemi pada kuartal II – 2020, sektor pertanian tumbuh 16,24 persen dan menjadi penyumbang tertinggi terhadap pertumbuhan ekonomi. 

“Kebutuhan pangan akan selalu penting dan tidak terpengaruh oleh pandemi. Ada atau tidak ada virus covid, manusia akan tetap butuh makanan. Maka negara kita bisa kuat karena ada pertanian kuat,” tegas Mentan Syahrul.

Lebih lanjut, Ia mengharapkan anak muda yang terjun ke sektor pertanian harus bisa meninggalkan mindset lama bahwa bertani adalah kegiatan kotor dan tradisional.

"Saya minta kita semua bisa meninggalkan pola-pola lama dalam bertani, termasuk bahwa petani itu adalah buruh. Saya yakin teman-teman saya di sini bisa menjadi entrepreneur. Petani tidak lagi underdog, tapi merupakan pekerjaan yang profesional," kata Mentan Syahrul.

Untuk itu, Mentan Syahrul meminta para petani muda bisa membangun sikap dan perilaku baru dalam Bertani.  Diharapkan pelatihan yang diselenggarakan Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian [BPPSDMP] pun bisa turut mendukung tujuan tersebut. 

“Kita hadirkan para pemuda muda yang agresif dan memiliki kemampuan. Lewat perilaku militan dan semangat tinggi, hambatan apapun bisa kita tabrak,” ujar Mentan Syahrul.

Ia pun meminta para petani muda untuk terus berinovasi, serta terapkan teknologi dan sistem usaha tani yang benar. 

Pada kesempatan yang sama, Dedi Nursyamsi selaku Kepala BPPSDMP menjelaskan bahwa Kementan sangat serius dalam meningkatkan kapasitas petani. Program-program yang telah dijalankan antara lain elatihan sejuta petani dan penyuluh, pembentukan komda DPM/DPA di 34 Propinsi dan sekarang Workshop Manajemen Kelompok Usaha Bersama Pemuda Tani.

"Mereka ini sangat diharapkan menjadi pionir-pionir untuk mampu mengajak, membimbing para muda diwilayahnya masing-masing untuk membangun sektor pertanian," katanya.

Dedi menambahkan, petani muda adalah generasi yang menarik untuk dipantau perilaku, pola pikir serta manajemen keuangannya dalam berwirausaha.

"Ini menjadi salah satu tugas para peserta Workshop Manajemen Kelompok Usaha Bersama Pemuda Tani Indonesia untuk mengarahkan dan membimbing agar pembangunan sektor pertanian menampakkan hasil yang maksimal," ungkap Dedi.

Surabaya of East Java [B2B] - Indonesian government in the next five years prioritizes the development of human resources that are ready to face globalization in the era of industrialization 4.0, carry out its role to develop millennial farmers who understand information and communication technology, according to the senior official of the agriculture ministry.