IFAD: "Amazing, AWR Bisa Komunikasi dengan 5.733 KostraTani "

IFAD`s Program Support Indonesian Govt to Farmer Empowerment

Editor : M. Achsan Atjo
Translator : Dhelia Gani


IFAD: "Amazing, AWR Bisa Komunikasi dengan 5.733 KostraTani "
PUSAT DATA: Kepala Perwakilan IFAD di Indonesia, Ivan Cossio Cortez [duduk kiri] dan Mentan Syahrul Yasin Limpo menyimak paparan Kepala BPPSDMP Dedi Nursyamsi di AWR [berdiri] Foto: Kementan

Jakarta [B2B] - Pusat Data Pertanian atau Agriculture War Room [AWR] yang dimiliki Kementerian Pertanian RI [Kementan] diapresiasi Lembaga Pendanaan Internasional untuk Pembangunan Pertanian [International Fund for Food and Agriculture Development/IFAD] lantaran kemampuan memonitor standing crop pada lebih 5.733 kecamatan di bawah koordinasi Balai Penyuluhan Pertanian selaku Komandan Strategis Pembangunan Pertanian [BPP KostraTani].

Kementan telah lama menjalin kerjasama dengan IFAD dalam upaya membangun pertanian melalui dukungan transformasi pedesaan yang inklusif, sehingga masyarakat pedesaan khususnya petani dapat mencapai mata pencaharian yang berkelanjutan.

Country Director/Kepala Perwakilan IFAD di Indonesia, Ivan Cossio Cortez pada pertemuan dengan Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo di Jakarta, Senin [26/4] mengapresiasi digitalisasi pertanian melalui penguatan BPP KostraTani pada 5.733 BPP di seluruh Indonesia di bawah koordinasi [AWR]. 

“Saya sangat senang bisa menjadi bagian dari usaha besar dalam membangun pertanian, saya dan Mentan Syahrul memiliki prioritas yang sama, meningkatkan kesejahteraan petani, untuk itu, kami berharap dapat terus saling bantu dan support petani Indonesia,” katanya.

Menurut Ivan, AWR memiliki kegunaan dan potensi yang besar dalam memberikan informasi yang akurat bagi petani di Indonesia.

“Teknologi tinggi yang diterapkan AWR dapat membantu para petani dalam memberikan informasi yang tepat kapan petani harus tanam maupun panen. Amazing, saya kagum melalui AWR kita bisa mengetahui apa yang sedang terjadi dari seluruh wilayah di Indonesia, terutama di 5.733 BPP Kostratani," katanya pada kunjungan di AWR.

Lebih lanjut Ivan mengungkapkan bahwa petani Indonesia sudah memiliki kemampuan dalam mengolah lahannya secara produktif, namun peran Kementan dalam mensinkronisasikan cara tradisional ke dalam pertanian modern sangat baik sehingga petani mendapatkan nilai tambah dan keuntungan yang lebih. 

“Dukungan program yang dilakukan Kementan terhadap hasil produksi petani tidak hanya bisa memenuhi kebutuhan pangannya sendiri, namun juga memiliki potensi besar untuk dipasarkan secara lebih luas, sehingga secara ekonomi dapat mendorong peningkatan pendapatan petani“ ungkapnya.

Mentan Syahrul mengatakan bahwa pihaknya menghargai upaya IFAD untuk melakukan sinergi dalam mendukung program nasional yang dilaksanakan Kementan seperti meningkatkan produktivitas, akses pasar dan layanan keuangan pada program Integrated Participatory Development Management of Irrigation Project [IPDMIP]; mendorong tumbuhnya agripreneur dan petani millenial pada program Youth Entrepreneurship and Employment Support Services [YESS]; pemberdayaan masyarakat tani pada program Rural Empowerment and Agricultural Development Scalling Up Initiative [READSI], ataupun pengembangan agribisnis dan penguatan sistem kelembagaan pada program UPLAND.

“Saya mengapresiasi dukungan dan fleksibilitas yang diberikan oleh IFAD kepada manajemen program dalam melakukan penyesuaian implementasi kegiatan di lapangan khususnya di masa pandemi Covid-19," kata Mentan Syahrul.

Sebagaimana diketahui, IFAD berperan dalam pembiayaan pembangunan pertanian di seluruh negara anggota, termasuk Indonesia. Selama periode 1980 sampai 2020, IFAD memberikan dukungan pendanaan untuk pembangunan pertanian di Indonesia dengan total nilai sekitar US$669,5 juta yang dialokasikan melalui pendanaan 20 proyek yang tersebar di sejumlah provinsi dengan total penerima manfaat mencapai 3,9 juta kepala keluarga [KK].

Sementara Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian [BPPSDMP], Dedi Nursyamsi mengatakan bahwa BPPSDMP Kementan telah bekerjasama dgn IFAD dalam melaksanakan program IPDMIP, READSI, dan YESS.

"Kegiatan utama dari program tersebut antara lain digitalisasi pertanian melalui penguatan Kostratani di 5.733 BPP di seluruh Indonesia, dan pembangunan petani pengusaha milenial," tuturnya.

Dedi Nursyamsi menjelaskan, kegiatan penguatan kostratani meliputi pengadaan sarana komputer dan internet, mengkoneksikan 5.733 BPP dengan AWR. 

"Selanjutnya, AWR dijadikan sebagai fasilitator atau pengelola data pertanian yang dikirimkan oleh Kostratani. Di saat yang sama, AWR juga digunakan untuk monitor standing crop tanaman padi di seluruh Indonesia," katanya. 

Dedi Nursyamsi menambahkan, informasi ini hingga level kecamatan yang bisa diverifikasi kepada KostraTani. 

"Selain itu, kita juga melakukan peningkatan kapasitas penyuluh dan petani melalui pelatihan-pelatihan dari AWR ke KostraTani yang dilakukan secara rutin dan insidental," jelasnya. 

Dedi Nursyamsi juga menyampaikan jika AWR juga digunakan untuk mengomunikasikan program-program Kementan kepada penyuluh dan petani. 

"Bahkan Mentan bisa langsung menyapa petani setiap Jumat dari AWR ke seluruh Kostratani melalui acara MSPP," tambahnya.

Sedangkan kegiatan kerjasama lainnya, membangun 2,5 juta petani milenial. Program YESS mengadakan pelatihan-pelatihan tematik bagi petani milenial, dari bagaimana mendapatkan KUR, mengelola on farm dengan alsintan modern, panen, pasca panen, olahan, pengemasan, distribusi hingga pemasaran. 

"Selanjutnya program ini juga memberikan sedikit insentif modal bagi petani milenial sebagai trigger agar mereka semangat untuk bisnis di sektor pertanian. Lalu program ini juga mendampingi petani milenial hingga mereka berhasil dalam wirausaha," jelasnya. (Cha)

Jakarta [B2B] - The project objective of Rural Empowerment and Agricultural Development Scalling - Up Innitiative (READSI) in Indonesia will aim to empower farmers with the skills, confidence and resources to sustainably improve incomes and livelihoods through a scalable programmatic approach, according to the senior official of Indonesian agriculture ministry.