420 Milenial Banjar Dilatih BBPP Binuang Kembangkan Startup Pertanian

Indonesia Binuang`s Agricultural Training Center Support Borneo Farmers

Editor : M. Achsan Atjo
Translator : Dhelia Gani


420 Milenial Banjar Dilatih BBPP Binuang Kembangkan Startup Pertanian
BBPP BINUANG: Widyaiswara BBPP Binuang, Tota Totor Naibaho [belakang, ke-5 kanan] bersama salah satu dari 14 angkatan pada penutupan pelatihan mewakili Kepala BBPP Binuang, Yulia Asni Kurniawati

Tapin, Kalsel [B2B] - Selama tiga pekan, 420 generasi milenial Kabupaten Banjar di Provinsi Kalimantan Selatan [Kalsel] terbagi dalam 14 angkatan menjalani kegiatan ‘Peningkatan Kapasitas Pemuda melalui Start Up’ pada 14 September hingga 7 Oktober, yang dibuka oleh Kepala BBPP Binuang, Yulia Asni Kurniawati.

Mereka dilatih memantapkan langkah petani milenial dalam usaha agribisnis, yang difasilitasi oleh Kementerian Pertanian RI melalui Balai Besar Pelatihan Pertanian [BBPP] dalam hal ini BBPP Binuang bersama SMKPPN Banjarbaru, yang merupakan unit pelaksana teknis [UPT] pelatihan dan pendidikan Kementan di Kalimantan.

Pelatihan terlaksana dengan alokasi dana hibah Program Youth Enterpreneur and Employment Support Services [YESS] yang didanai oleh International Fund for Agricultural Development [IFAD].

BBPP Binuang berupaya memberikan materi ajar yang inovatif diantaranya membangun jiwa kewirausahaan dan pengembangan startup seperti materi ide bisnis, perancangan model bisnis, manajemen produksi dan pemasaran serta pengelolaan pelanggan.

Sebagaimana diketahui, Startup adalah istilah yang merujuk pada perusahaan rintisan, yang berada dalam fase pengembangan dan penelitian untuk menemukan pasar yang tepat memanfaatkan teknologi informasi dan inovasi teknologi.

Upaya tersebut sejalan harapan Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo tentang pentingnya pemanfaatan teknologi informasi dan inovasi teknologi bagi kemajuan dan peningkatan hasil pertanian.

"Sekarang ini, kalian punya era yang lebih bagus dari era saya dulu. Kenapa? Sekarang kamu bisa tahu kapan datangnya hujan, seperti apa panen, seperti apa hama dan lainnya, cukup dari smartphone. Jadi manfaatkanlah teknologi ini sebaik-baiknya," katanya.

Hal senada dikemukakan Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian [BPPSDMP] Dedi Nursyamsi bahwa Kementan berupaya mewujudkan regenerasi pertanian, meningkatnya kompetensi SDM pertanian dan meningkatkan jumlah wirausaha muda di bidang pertanian. 

"Targetnya, pertanian akan menjadi lapangan kerja menarik, prospektif dan menguntungkan, dan dapat berdampak pada penurunan angka pengangguran serta menekan urbanisasi," katanya.

Kepala BBPP Binuang, Yulia Asni Kurniawati mengatakan bahwa di era saat ini, generasi milenial pada usia produktif, banyak yang memilih menjadi wirausahawan, dengan membangun bisnis dari nol. 

"Hal ini sejalan dengan karakter generasi milenial yang bebas, tidak suka terkekang, kreatif, dan lebih suka mengespresikan diri mereka," kata Yulia AK.

Hal itu, katanya, Ini merupakan potensi besar bagi bangsa ini apabila generasi milenial dapat membangun sektor pertanian dan Kementan berkewajiban mendukungnya. 

"Generasi milenial juga bisa berkompetisi pada bisnis kuliner, membuka bisnis startup, kedai kopi maupun jualan online," kata Kabalai Yulia AK.

Terkait Program YESS, katanya lagi, merupakan program sinergi antara Kementan dan IFAD untuk menciptakan kesempatan bagi pemuda-pemudi di wilayah pedesaan untuk mengembangkan ekonomi mereka melalui kewirausahaan pengembangan usaha. 

"Bukan tanpa alasan hal itu dilakukan, karena sektor pertanian memiliki hubungan erat dengan pedesaan. Banyaknya lahan yang tersedia menjadi modal utama untuk memajukan pertanian. Tak hanya keberadaan lahan, SDM terutama generasi milenial pedesaan menjadi modal utama pembangunan pertanian," katanya.

Widyaiswara BBPP Binuang, Tota Totor Naibaho mengakui bahwa sangat penting menumbuhkembangkan minat jiwa entrepreneur dan pengembangan start up bagi generasi milenial kita.

"Diharapkan mereka bisa melakukan upaya-upaya kreatif dan inovatif dengan jalan mengembangkan ide, dan meramu sumberdaya untuk menemukan peluang di sektor pertanian," katanya. 

Menurutnya, modal pokok yang harus dimiliki generasi milenial jaman now adalah menata niat dan komitmen untuk fokus menggeluti usaha tani didukung integritas, modal ilmu atau keahlian, mental yang tangguh dan dukungan keluarga. [tota/agus/timhumasbbppbinuang]

Tapin of South Borneo [B2B] - The role of agricultural training in Indonesia such as the Agricultural Training Center of Indonesia Agriculture Ministry across the country so the ministry seeks to maximize its efforts to produce millennial entrepreneur.

Indonesian Agriculture Minister Syahrul Indonesia Yasin Limpo stated that the government´s commitment to developing agriculture, especially in the development of advanced, independent and modern agricultural human resources.

“The goal is to increase the income of farming families and ensure national food security. Farmer regeneration is a commitment that we must immediately realize," Minister Limpo said.

He reminded about the important role of agricultural training, to produce millennial farmers who have an entrepreneurial spirit.

"Through agricultural training, we connect farmers with technology and innovation so that BBPP meet their needs and are ready for new things," Limpo said.