Penyuluh Didorong Kementan Terapkan Pertanian Terpadu berbasis Jagung
Indonesian Govt Supports Development of Integrated Farming Systems
Editor : Kemal A Praghotsa
Translator : Dhelia Gani
Pangandaran, Jabar [B2B] - Peningkatan kapasitas 120 penyuluh dari Kabupaten Pangandaran, Ciamis dan Kota Banjar, untuk menerapkan Sistem Pertanian Terpadu berbasis jagung di lokasi IDMP, yang dilakukan oleh Kementerian Pertanian RI selama satu hari, Kamis [2/12] dipusatkan di Hotel Horison Palma Pangandaran.
Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo mengatakan pertanian butuh inovasi untuk mewujudkan pertanian maju, mandiri dan modern.
"Oleh karena itu, kita berharap penyuluh terus membekali diri dengan pengetahuan baru dan menambah kapasitas," kata Mentan Syahrul.
Sementara Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian [BPPSDMP] Dedi Nursyamsi, mengatakan isu kebutuhan pangan akan kian meningkat di kemudian hari, sudah banyak diprediksi oleh para ahli.
"Pangan merupakan kebutuhan primer dari manusia untuk kelangsungan dapat hidup, sehingga upaya untuk menjawab tantangan tersebut di tengah ledakan penduduk dan perubahan iklim terus diupayakan," katanya.
Penyediaan pangan [beras] untuk 273 juta penduduk Indonesia yang terus bertambah, diperkirakan mencapai 318,96 juta pada 2045 tidaklah mudah, karena memerlukan lahan dan air yang cukup.
"Di sisi lain, budidaya pangan dihadapkan oleh alih fungsi lahan produktif, perubahan iklim yang memicu kekeringan, gagal panen, pandemi serta krisis pangan global," katanya.
Dedi mengingatkan perlu dikembangkan sumber pangan alternatif yang lebih adaptif terhadap kondisi spesifik lingkungan dan sosial masyarakat untuk menjaga ketahanan pangan nasional.
Kondisi ini, katanya, menjadi salah satu pemicu perlunya penyesuaian strategi kebijakan terkait pangan di semua lini - produksi hingga konsumsi dan hulu hingga hilir - agar ketahanan pangan di Indonesia tetap terjamin.
"Salah satu upaya yang dilakukan pemerintah, dalam hal ini Kementan, adalah menggerakkan model pertanian terintegrasi, sebagai terobosan untuk meningkatkan produksi dan secara holistik untuk meningkatkan ketahanan pangan nasional yaitu dengan Pertanian Terpadu," katanya.
Sistem Pertanian Terpadu merupakan sistem pertanian yang mengintegrasikan kegiatan subsektor pertanian, tanaman, ternak, untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas sumber daya lahan, manusia, dan faktor tumbuh lainnya bagi kemandirian dan kesejahteraan petani secara berkelanjutan.
"Penerapan pertanian terpadu pada dasarnya adalah mengoptimalkan pemanfaatan seluruh potensi sumber daya," kata Dedi.
Model Pengembangan Sistem Pertanian Terpadu yang ramah lingkungan dan berkelanjutan adalah salah satu alternatif untuk bisa diterapkan demi meningkatkan produktivitas, hemat air, hemat tenaga kerja, berwawasan lingkungan, hasil produksi yang sehat dan mudah diterima oleh petani.
"Semua limbah yang dihasilkan dapat dimanfaatkan kembali, untuk pakan ternak, dan kotoran ternak dapat diolah menjadi pupuk kompos. Diharapkan pula dapat menambah penghasilan petani sekaligus mendukung kelestarian lingkungan," katanya.
"Kita menyadari bahwa hal itu tidak semudah membalikkan telapak tangan, butuh sumbangan pemikiran dan kerja nyata dari seluruh insan pertanian. Tersedianya pembiayaan, sarana prasarana dan lainnya harus diimbangi SDM yang kompeten agar tercipta sinergi yang optimal," katanya. [Cha]
Pangandaran of West Java [B2B] - Integrated farming system or the SPT changed farming patterns of traditional to modern, encourage increased production and quality results to meet domestic and export needs success used technology and community development, according to the senior agricultural extensionis of Indonesian Agriculture Ministry.
