Kementan Sosialisasi Akses KUR bagi Petani Milenial via Forum Online

Indonesian Govt Encourages Farmers to Use People`s Business Credit

Editor : M. Achsan Atjo
Translator : Dhelia Gani


Kementan Sosialisasi Akses KUR bagi Petani Milenial via Forum Online
PRODUK OLAHAN: Kepala BPPSDMP Kementan Prof Dedi Nursyamsi membuka videoconference Forum Petani Milenial yang dihadiri eksekutif Bank BNI sebagai narasumber

Jakarta [B2B] - Kredit Usaha Rakyat [KUR] bukan sekadar dukungan permodalan dari pemerintah, juga edukasi bagi petani menghindari ijon dan membuka akses perbankan. Tujuan lain, mengajak petani mengembangkan pertanian dari hulu ke hilir melalui 'tunda jual' hasil panen yang diolah menjadi produk olahan bernilai jual tinggi.

Hal itu mengemuka dari kegiatan Forum Petani Milenial [milennial agriculture forum/MAF] melalui videoconference yang dibuka oleh Kepala BPPSDMP Prof Dedi Nursyamsi di Jakarta, Rabu [27/5] dan Kepala Pusat Pendidikan Pertanian [Pusdiktan BPPSDMP] Idha Widi Arsanti selaku moderator MAF II tersebut.

Hadir Vice President Divisi Hubungan Kelembagaan Bank BNI  Muin Fikri; dan Manajer Riset Bisnis & Ekonomi BNI Chandra Bagus Sulistyo selaku narasumber, mengingat kapasitas bank BUMN selaku salah satu bank yang ditunjuk pemerintah untuk menyalurkan KUR kepada petani.

Topik bahasan Akses KUR bagi petani milenial plus tips penulisan business plan yang bankable. Forum online tersebut diikuti oleh petani milenial dari seluruh Indonesia selaku partisipan online.

Prof Dedi Nursyamsi mengatakan bahwa KUR dan nilai tambah hasil produksi pertanian menjadi perhatian Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo, untuk kepentingan petani kolotnial maupun petani milenial.

"KUR bermanfaat untuk menghindari sistem ijon yang merugikan petani. Kami ingin mengedukasi petani melalui bantuan KUR, dengan mengajak para petani memanfaatkan KUR untuk meningkatkan kinerja sektor pertanian dari hulu hingga hilir," katanya mengutip instruksi Mentan Syahrul.

Dalam kegiatan MAF II tersebut, Prof Dedi Nursyamsi menegaskan bahwa paradigma pertanian harus diubah, seraya mengajak petani untuk berbagi ilmu dan informasi sehingga dapat mendukung peningkatan produktifitas.

"Paradigma pertanian harus kita ubah. Dulu tanam, petik lalu jual. Saat ini paradigma tersebut tidaklah cukup. Sekarang setelah petik harus diolah dulu sehingga meningkatkan nilai jual dan menguntungkan petani," katanya lagi.

Muin Fikri mengingatkan bahwa pandemi Covid-19 bukan halangan namun harus menjadi peluang. "Kondisi sulit ini menjadi tantangan bagi kita, dan kegiatan MAF akan bermanfaat nyata untuk membuka wawasan petani untuk petani mendapatkan KUR melalui akses perbankan.

Chandra Bagus Sulistyo menginformasikan bahwa KUR telah didistribusikan ke seluruh Indonesia. Pemberian modal kerja diberikan kepada debitur usaha perorangan atau kelompok yang produktif dengan bunga rendah 6% per tahun dan proses administrasinya mudah. 

"Pertanian adalah salah satu sektor yang mampu bertahan di era Covid-19. Jangan ragu untuk tetap menekuni bidang pertanian di tengah pandemi," kata Chandra BS.

Kapusdik Idha Widi Arsanti mengapresiasi antusiasme dari audiens mengikuti forum online tersebut menunjukkan bahwa salah satu aspek penting dalam pengembangan agribisnis adalah permodalan. [Vtr]

Jakarta [B2B] - The Indonesian government provides a budget for people´s business credit [KUR] around IDR 50 trillion to be used by farmers to increase agricultural production. Agriculture Minister Syahrul Yasin Limpo encouraged farmers to use KUR provided by the state, as an effort to improve the welfare of farmers across the country.