Kementan Tegaskan Pembangunan Pertanian dimulai dari Desa

Indonesia`s Agricultural Development Starts from the Countryside

Editor : Kemal A Praghotsa
Translator : Dhelia Gani


Kementan Tegaskan Pembangunan Pertanian dimulai dari Desa
BPPSDMP KEMENTAN: Kepala BPPSDMP Kementan, Dedi Nursyamsi [ke-4 kanan] menjawab pers didampingi Kepala Puslatan, Leli Nuryati [ke-3 kiri] beserta sejumlah pengelola P4S usai pembukaan Fornas P4S di Denpasar, Bali, Minggu [25/9] yang dijadwalkan hingga Selasa [27/9].

Denpasar, Bali [B2B] - Pada Forum Nasional dari Pusat Pelatihan Pertanian dan Perdesaan Swadaya tahun 2022[Fornas P4S] di Denpasar, Provinsi Bali, Minggu [25/9], Kementerian Pertanian RI menegaskan, pembangunan pertanian dimulai dari desa. Sementara P4S berperan sebagai 'motor pembaharu pedesaan' guna mendukung ketahanan pangan di seluruh Indonesia.

Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo mengatakan pembangunan pertanian harus dilakukan dari lapangan, seraya mengingatkan tentang peran vital insan pertanian dapat menghadirkan banyak inovasi dan memperluas jejaring usaha.

“Pertanian adalah pekerjaan lapangan. Pembangunan pertanian harus dilakukan dari lapangan, dari desa sebagai dasarnya. Pembangunan tersebut akan turut mengiringi pembangunan pertanian di segala sektor,” katanya. 

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian Kementan [BPPSDMP] Dedi Nursyamsi, menjelaskan lebih lanjut mengenai hal tersebut.

“Pembangunan pertanian itu dimulai dari pedesaan untuk memenuhi kebutuhan bukan hanya saudara-saudara masyarakat di perdesaan, juga bagi ibukota kabupaten,  ibukota provinsi, bahkan ibukota negara, bahkan juga untuk ekspor,” katanya.

Menurutnya, hal tersebut juga menjadi tekad P4S dari seluruh pelosok tanah air yang berkumpul pada Fornas P4S di Bali, yang dijadwalkan berlangsung hingga Selasa [27/9].

“Tentu semua ini bisa dilalui dengan pendekatan P4S sebagai penyuluh swadaya. Peran P4S itu sebetulnya sama dengan penyuluh. Bahkan, P4S memiliki kelebihan P4S dari penyuluh biasa," kata Dedi Nursyamsi.

P4S merupakan petani, katanya, petani yang memang maju. Petani yang pintar. Petani yang adaptif terhadap perubahan inovasi teknologi pertanian dengan petani lain frekuensinya sama, sehingga transformasi informasi dan inovasi teknologi akan lebih mudah disampaikan kepada para petani oleh P4S.

Selain itu, sambung Dedi Nursyamsi, P4S tak tergantung APBN. Penyuluh P4S setiap saat berkarya. Setiap saat menjadi sumber inspirasi bagi petani di sekitarnya. 

“Setiap saat, mereka memberikan motivasi sebagai motivator bagi petani di sekitarnya. Hal terpenting, mereka sesungguhnya itu champion pembangunan pertanian di seluruh pedesaan Indonesia. Ini akan ditiru oleh saudara-saudara yang lain,” katanya. 

Dedi Nursyamsi mengaku optimistis melalui Fornas P4S 2022, mendorong konsolidasi para petani, seluruh praktisi pertanian akan semakin kuat untuk mengantisipasi krisis pangan global. 

“Begitu datang ke Bali, saya ketemu dengan saudara-saudaraku. Sahabat semua dari P4S dengan raut wajah yang cerah dan penuh optimisme. Saya jadi optimistis bahwa masalah pangan, inshaa Allah Indonesia aman. Ada P4S, pangan Indonesia inshaa Allah aman,” tegasnya. 

Menurut Dedi Nursyamsi, program P4S yang paling dekat adalah sebagai pembaharu perdesaan. Tentu harus terus melakukan pelatihan peningkatan kapasitas para petani di pedesaan. Di saat yang sama, mereka juga melakukan pendampingan pada para petani, bagaimana menggenjot produktivitas. Mereka bukan hanya pelaku utama, juga pelaku usaha.

Di saat yang sama, katanya lagi, P4S juga membangun agribisnis di pedesaan, sehingga pembangunan pertanian akan terjamin keberlanjutannya. 

“Kalau pertanian itu menguntungkan, petani akan lebih semangat melakukan produksi, melakukan olahan dan pemasaran. Nah dengan agribisnis, ada jaminan bahwa pertanian itu menguntungkan. P4S berdiri paling depan membangun agribisnis. Tadi saya katakan, P4S sebagai motor penggerak agribisnis di pedesaan,” katanya. 

Menurutnya, yang paling penting adalah action eksekusi dari apa yang dibahas pada Fornas P4S 2022. “Saya sangat berharap P4S memanfaatkan program Kementan untuk menggenjot produktivitas, khususnya di desa."

Denpasar of Bali [B2B] - The role of agricultural training in Indonesia such as the Agricultural Training Center of Indonesia Agriculture Ministry across the country so the ministry seeks to maximize its efforts to produce millennial entrepreneur.

Indonesian Agriculture Minister Syahrul Indonesia Yasin Limpo stated that the government´s commitment to developing agriculture, especially in the development of advanced, independent and modern agricultural human resources.

“The goal is to increase the income of farming families and ensure national food security. Farmer regeneration is a commitment that we must immediately realize," Minister Limpo said.

He reminded about the important role of agricultural training, to produce millennial farmers who have an entrepreneurial spirit.

"Through agricultural training, we connect farmers with technology and innovation so that BBPP meet their needs and are ready for new things," Limpo said.