Pelatihan 7.230 Camat, Mentan: "Gerakkan Pertanian dari Desa dan Kecamatan"

7,230 Indonesia`s Sub-district Heads Participated in Agricultural Training

Editor : M. Achsan Atjo
Translator : Dhelia Gani


Pelatihan 7.230 Camat, Mentan: "Gerakkan Pertanian dari Desa dan Kecamatan"
PPMKP CIAWI: Mentan Syahrul Yasin Limpo menguraikan capaian ekspor komoditas pertanian pada 7.230 camat yang mengikuti pelatihan secara tatap muka [offline] dan online, yang dipusatkan di PPMKP Ciawi [Foto: BPPSDMP]

Bogor, Jabar [B2B] - Pertanian harus digerakkan dari desa dan kecamatan, sehingga sinergitas Kementerian Pertanian RI dan Kementerian Dalam Negeri RI akan menggerakkan ekonomi dan membangun bangsa. Terbukti, sektor pertanian di tengah pandemi tetap tangguh menjadi satu-satunya penyelamat perekonomian nasional.

Seruan tersebut dikemukakan Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo di Ciawi, Bogor, Kamis [28/10] pada Pelatihan Pertanian bagi Camat di seluruh Indonesia yang diikuti 7.230 camat, 50 di antaranya mengikuti pelatihan secara tatap muka dan selebihnya via daring.

"Kekuatan negeri ini di kecamatan, mengoordinasi desa-desa di bawahnya. Konsepsi program pemerintah terlebih dahulu dimatangkan oleh camat. Semua kebijakan unit desa baru bisa naik ke atas menjadi program kalau dimatangkan oleh camat. Pemerintahan yang baik dimulai dari peningkatan peran camat," kata  Mentan Syahrul, mantan Gubernur Sulawesi Selatan dua periode, 2008 - 2018.

Pelatihan digelar Kementan khususnya Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian [BPPSDMP] secara offline dan online yang dipusatkan di Pusat Pelatihan, Manajemen, Kepemimpinan Pertanian [PPMKP] Ciawi. Tujuannya, meningkatkan pemahaman, kapasitas dan peran camat terhadap pertanian Indonesia sehingga berperan dan tanggung jawab mensukseskan program pembangunan pertanian di kecamatan secara masif.

"Aneka terobosan dan inovasi program pembangunan pertanian guna mewujudkan SDM unggul harus terus didorong untuk meningkatkan produktifitas, kualitas dan kontinuitas produksi pertanian secara nasional," kata Mentan Syahrul yang mengawali karier di pemerintahan selaku Camat Bontonompo di Kabupaten Gowa, Sulsel pada 1984 - 1987.

Kecamatan, katanya, berperan penting memberi energi dan mensinergikan potensi pertanian di desa untuk pengembangan lumbung pangan masyarakat, bagi ketersediaan pangan dalam negeri dan menghasilkan komoditas pangan untuk ekspor.

Mentan Syahrul meminta para camat yang mengikuti pelatihan harus turut melakukan praktik dengan membangun lumbung pangan di wilayah kerja masing-masing, sehingga terbangun lumbung pangan di tiap kecamatan, utamanya dari komoditas jagung seluas 100 hektar per kecamatan.

“Kita siapkan anggaran, prasarana dan sarana produksi. Kita bisa bayangkan, 7.230 camat ini memiliki lumbung pangan seluas 100 hektar, pertanian kita tentu semakin kuat. Dari pelatihan ini, para camat diarahkan memiliki mindset dan agenda pertanian sehingga pertumbuhan ekonomi ke depan dapat diwujudkan dari pedesaan.

Sebagaimana diketahui, Badan Pusat Statistik [BPS] mencatat selama 2020, pada Triwulan II, Pendapatan Domestik Bruto [PDB] sektor pertanian tumbuh 16,24% q-to-q. Kinerja ekspor pertanian juga menggembirakan, terjadi peningkatan, pada Januari-September 2021 mencapai Rp450 triliun dan tumbuh 45,36% ketimbang periode yang sama 2020 sebesar Rp309,58 triliun.

"Saya mau lihat pertanian itu bergerak lebih cepat, lebih kuat, lebih besar dan rakyatmu dapat kesejahteraan dari sana. Kalian adalah Komandan KostraTani [Komando Strategi Pembangunan Pertanian] memiliki tanggung jawab menggerakkan potensi pertanian," kata Mentan pada kegiatan yang dihadiri Wakil Bupati Bogor, Iwan Setiawan sementara Wakil Gubernur Bangka Belitung, Abdul Fattah hadir melalui daring.

Pendampingan dari Kecamatan
Kepala BPPSDMP Kementan, Dedi Nursyamsi mengatakan pelatihan camat seluruh Indonesia bertujuan memperkuat pemahaman camat dalam fasilitasi, koordinasi dan pendampingan terhadap program pembangunan pertanian di kecamatan. Keterlibatan camat pun dapat meningkatkan prospek Wirausaha Integrated Farming, salah satunya berbasis lahan kering.

"Sebanyak 7.230 camat mengikuti pelatihan offline maupun online di 34 lokasi selama dua hari, pada pembukaan hari ini hadir 50 camat di Provinsi Jawa Barat," kata Dedi Nursyamsi.

Dedi menegaskan pelatihan camat dilakukan sekaligus untuk membangun kesamaan visi dan misi pembangunan pertanian harus dimiliki camat. Pasalnya, kecamatan berperan penting dan ditetapkan sebagai frontline pelayanan untuk masyarakat sekaligus penggerak KostraTani dengan mengoptimalkan peran Balai Penyuluhan Pertanian [BPP].

"Pembangunan pertanian bukan dilakukan Jakarta, bukan di ibukota provinsi atau kabupaten, tapi di kecamatan karena itu Kementan membangun KostraTani yang menggerakkan pertanian di kecamatan. Alhamdulliah, hari ini seluruh camat berkumpul pada pelatihan ini," tegasnya.

Menurutnya, KostraTani menjadi pusat data dan informasi, pembelajaran, pelatihan, pembangunan jaringan komunikasi dan konsultasi agribisnis. KostraTani memegang peran penting bagi sektor pertanian yang saat ini menjadi sektor yang seksi dan menjadi salah satu pilar penting pendukung pertumbuhan ekonomi Indonesia. [Cha/Mac]

Bogor of West Java [B2B] - Indonesian government in the next five years prioritizes the development of human resources that are ready to face globalization in the era of industrialization 4.0, carry out its role to develop millennial farmers who understand information and communication technology, according to the senior official of the agriculture ministry.