8,2 Juta Hektar, Mentan Target Produksi Beras 20 Juta Ton

Indonesian Rice Production until December 2020 is Predicted 20 Million Tons

Reporter : Gusmiati Waris
Editor : Cahyani Harzi
Translator : Dhelia Gani


8,2 Juta Hektar, Mentan Target Produksi Beras 20 Juta Ton
MSPP VOLUME 22: Mentan Syahrul Yasin Limpo dialog interaktif dengan petani dan penyuluh didampingi Sekjen Kementan, Momon Rusmono, Kepala BPPSDMP Dedi Nursyamsi dan Sekretaris BPPSDMP Siti Munifah [Foto: Biro Humas Kementan]

Jakarta [B2B] - Menteri Pertanian RI  Syahrul Yasin Limpo mengurai target musim tanam pertama [MT I] Oktober 2020 hingga Maret 2021 [OkMar] menetapkan luas tanam 8,2 juta hektar dengan target produksi 20 juta ton beras.

“Jadi yang harus dilakukan sekarang adalah start penanaman dengan target 8,2 juta hektar,” kata Mentan Syahrul di hadapan di sekitar 500 petani dan penyuluh pada kegiatan Mentan Sapa Petani dan Penyuluh [MSPP] Vo. 22 di Jakarta, Jumat [16/10].

Dia menguraikan teknis penanaman berdasarkan waktu dan target. Pada Oktober, target tanam 700.000 hektar; 900.000 hektar pada November; Desember 1,9 juta  hektar. Kemudian pada 2021; Januari sekitar 2,16 juta hektar; Februari 1,2 juta hektar; dan Maret 1,01 juta hektar. 

“Nanti dibagi per kabupaten, per kecamatan dan per desa. Kita berharap dari 8,2 juta hektar yang ditanami pada MT I OkMar menghasilkan 20 juta ton beras,” kata Mentan Syahrul  yang didampingi Sekjen Kementan, Momon Rusmono dan Kepala BPPSDMP Dedi Nursyamsi.

Dia meminta persiapan matang menyangkut pengairan, benih, pupuk dan kondisi lahan eksisting. “Kita berharap lahan yang tersedia, tidak tergantung lahan eksisting tapi ada penambahan lahan baru. Mulai Jatim, Jateng, Jabar, Sumsel, Lampung dan sembilan provinsi lainnya harus konsentrasi mengejar target luas tanam dan produksi.

Mentan meminta kepada jajaran di Kementerian Pertanian RI menyiapkan benih untuk para petani demi memenuhi kebutuhan target MT OkMar. “Benih 205 ribu ton lebih sudah harus didipersiapkan di mana tempatnya, di mana ambilnya dan lain sebagainya.”

Syahrul mengingatkan agar imbauan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika [BMKG] menjadi perhatian, khususnya tentang prediksi akan terjadi banjir besar di seluruh Indonesia pada Desember dan Januari. 

“Hati-hati dan persiapkan diri. Lakukan perencanaan tepat. Manfaatkan yang ada secara efektif. Lalu mapping wilayah banjir. Ada wilayah merah, kuning dan hijau. Harus juga ada brigade tanam, brigade banjir, brigade hama dan brigade tanam. Ini membantu. Dia (brigade) hanya turun kalau ada hal signifikan. Ada masalah besar,” kata Mentan Syahrul. 

Ditegaskannya jika produksi padi pada tahun ini sangat mencukupi. Produksi 2020 aman, begitu pula beras, hingga akhir Desember 2019 tersedia stok awal 5,9 juta ton. Produksi beras 31,67 juta ton. Kebutuhan konsumsi beras untuk 200 juta penduduk sekitar 30 juta ton beras. 

"Jadi semuanya aman hingga akhir tahun ini, ada sekitar tujuh juta ton beras," kata Mentan Syahrul yang juga didampingi Kepala Badan Karantina Pertanian (Barantan) dan Sekretaris Badan PPSDMP Kementan, Siti Munifah.

Di sisi lain, Mentan juga memaparkan jika pertanian sejauh ini berkontribusi bagi kemandirian bangsa, maka dia meminta jajarannya untuk berkontribusi bagi bangsa. 

“Mari kita jadi pejuang untuk bangsa. Caranya dengan mengolah pertanian lebih baik, lebih maju dan mandiri. Kitalah pahlawan yang mengedepankan kepentingan rakyat,” ajaknya.

Sementara Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian [BPPSDMP] Dedi Nusyamsi menambahkan, saat ini baik petani dan penyuluh bergabung pada Komando Strategis Pembangunan Pertanian [KostraTani) yang menjelma menjadi lembaga vital mendukung realisasi target Mentan Syahrul.

Saat ini, dalam kerangka koordinasi lintas sektoral, Dedi mengharapkan penyuluh dapat meng-upgrade database petani Indonesia berdasarkan data Nomor Induk Kependudukan [NIK] yang terangkum dalam data Sistem Informasi Penyuluhan Pertanian (Simluhtan).

"Kita berharap database petani bisa di-upgrade setiap saat, karena data petani kita itu by name, by adress, sehingga tidak terjadi kekeliruan data," katanya. 

Menurutnya, database Simluhtan kelak menjadi basis pengambilan kebijakan yang dirumuskan oleh Kostratani agar tepat sasaran. Begitu pula penyaluran pupuk subsidi mengacu ini berdasarkan database tersebut. 

"Database Simluhtan kita dapat dari penyuluh dan petani berdasarkan NIK. Hal itu pula yang membuat Kementan mendapat penghargaan dari KPK karena berbasis NIK," katanya. 

Jakarta [B2B] - Indonesian government in the next five years prioritizes the development of human resources that are ready to face globalization in the era of industrialization 4.0, carry out its role to develop millennial farmers who understand information and communication technology, according to the senior official of the agriculture ministry.