Kementan - Kemendikbud Sepakat `Link and Match` Pendidikan Vokasi dan DuDi

Millennial Farmers are the Target of Developing Indonesian Agricultural HR

Editor : M. Achsan Atjo
Translator : Dhelia Gani


Kementan - Kemendikbud Sepakat `Link and Match` Pendidikan Vokasi dan DuDi
VIDEO CONFERENCE: Dirjen Pendidikan Vokasi Kemendikbud, Wikan Sakarinto melakukan Vcon dengan Kepala BPPSDMP Dedi Nursyamsi dan Kepala Pusdiktan BPPSDMP, Idha Widi Arsanti selaku moderator [atas] Foto: Humas Pusdiktan

Jakarta [B2B] - Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian [BPPSDMP] Kementerian Pertanian Dedi Nursyamsi bertemu dengan Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan [Kemendikbud] Wikan Sakarinto, dalam rangka koordinasi pendidikan tinggi vokasi melalui video conference, Selasa [23/6]. Pertemuan membahas link and match pendidikan vokasi dengan dunia industri dan dunia usaha [DuDi].

Kepala BPPSDMP Dedi Nursyamsi menyampaikan kontribusi terbesar dari produktivitas sektor pertanian dan sektor lainnya adalah sumberdaya manusia (SDM). “Kita semua yakin pendidikan vokasi memegang peran penting dalam peningkatan kapasistas SDM pertanian,” ujar Dedi dalam memberikan arahan. Ia memaparkan tugas BPPSDMP adalah mewujudkan SDM pertanian yg profesional, mandiri, daya saing, dan wirausaha.

Kementan memiliki 7 politeknik yang tersebar di seluruh tanah air dan 3 SMK-PP yang saat ini sedang proses transformasi menjadi Politeknik Pembangunan Pertanian [Polbangtan]. “Salah satu indikasi keberhasilan pendidikan vokasi adalah alumninya dapat diserap oleh dunia usaha dan dunia industri. Kita harus bangun dudi sebanyak-banyaknya melalui dunia vokasi, dan menghasilkan SDM yang profesional dan mandiri,” ujar Dedi. 

Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi Kemendikbud Wikan Sakarinto sepakat dengan apa yang disampaikan Dedi. “Kalau mendengarkan penjelasan tadi, sepertinya kita tahu apa yang harus kita lakukan, we know exactly what we have to do,” kata Wikan. Ia menekankan link and match harus bisa sampai ‘menikah’. Harapannya menghasilkan lulusan yang kompeten bukan hanya dengan ijazah saja. 

“Pertanian jelas potensi bangsa kita. Kita ingin menghasilkan output SDM unggul yang kompeten dan itu harus terwujud dalam kurikulum. Kurikulum harus dibentuk bersama,” lanjut Wikan. “Masalah kita ada pada input yang tidak passion sehingga menguap tidak berefek pada output yang ingin dicapai,” jelasnya. 

Wikan menyampaikan kolaborasi perlu dilakukan secara rutin, “kita campaign masuk ke SMP dan SMA, kita ubah mindset mereka, pilih prodi sesuai passion bukan karena teman atau karena orang tua”. Ia berharap anak-anak sejak mendaftar masuk kuliah sudah ada passion. Kita fokus pada output yang kita sepakati bersama yaitu SDM yang berkompetensi, jelasnya.

Direktur Kemitraan dan Penyelarasan Mitra Dunia Usaha dan Dunia Industri Kemendikbud Ahmad Saufi mengamini apa yang disampaikan Dirjen Vokasi. Ia menyampaikan komunikasi dengan Kementan sudah cukup bagus, tataran teknis dapat dibicarakan setelah pertemuan ini. 

Bertindak sebagai moderator Kepala Pusat Pendidikan Pertanian Idha Widi Arsanti. Saat menutup pertemuan ini, Idha menyampaikan terima kasih kepada seluruh pihak dan mengajak bersama-sama memajukan vokasi khususnya di bidang pertanian.

Turut hadir direktur Politeknik lingkup Kementan beserta jajarannya, Kepala Sekolah Menengah Kejuruan Pertanian Pembangunan [SMK-PP] lingkup Kementan beserta jajarannya, dan juga para pejabat lingkup Pusat Pendidikan Pertanian. [Vtr]

Jakarta [B2B] - Indonesian Agriculture Ministry encourages agricultural training activities support the strategic program of the ministry by developing a self-help agricultural training center in the countryside, and on-the-job training in food production centers, according to senior official.