KSP Moeldoko: "AWR jadi Komando Kementan hingga Kecamatan"

Indonesian Govt Increase Capacity Building of Agriculture HR

Editor : M. Achsan Atjo
Translator : Dhelia Gani


KSP Moeldoko: "AWR jadi Komando Kementan hingga Kecamatan"
AWR KOSTRATANI: KSP Moeldoko [duduk kanan] didampingi Mentan Syahrul Yasin Limpo menyimak paparan Kepala BPPSDMP Dedi Nursyamsi di AWR Kementan [kanan] Foto: BPPSDMP

Jakarta [B2B] - Pusat data Agriculture War Room [AWR] pada Kementerian Pertanian RI diakui Kepala Staf Presiden [KSP] Moeldoko menjawab tantangan industri 4.0 bagi Kementan berkoordinasi dengan lebih dari 5.733 Balai Penyuluhan Pertanian [BPP] di seluruh Indonesia selaku Komando Strategis Pembangunan Pertanian [KostraTani].

"Saya kagum dan bangga pada AWR Kementan dan BPP Kostratani yang memanfaatkan teknologi digital, untuk meningkatkan koordinasi dengan petani dan penyuluh bagi peningkatan produktivitas pertanian," kata KSP Moeldoko saat audiensi dengan Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo di Jakarta, Kamis [1/7] didampingi Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian [BPPSDMP] Dedi Nursyamsi.

Moeldoko yang juga Ketua Umum Himpunan Kerukunan Tani Indonesia [HKTI] menilai AWR dan KostraTani merupakan teknologi tepat sasaran, solusi masa kini bagi pengendalian persoalan lapangan dan meningkatkan koordinasi pusat dengan daerah.

"AWR betul-betul war room atau ruang operasi yang bisa mengendalikan persoalan lapangan, merespon keluhan dan sekaligus solusi cepat," kata mantan Panglima TNI periode 30 Agustus 2013 hingga 8 Juli 2015.

Moeldoko mengingatkan para petani dan penyuluh memberi masukan secara intensif ke pusat, terhadap jalannya proses pembangunan pertanian di seluruh RI. Pasalnya, hal itu penting untuk dan meningkatkan kesejahteraan petani dan kapasitas penyuluh.

"Persoalan pupuk, benih dan lain lain saya kira harus kritis juga. Jangan ragu untuk menyampaikan pendapat, karena kalau Kostratani atau AWR tidak dapat laporan, tidak akan tahu apa yang harus diperbaiki. Saya minta teman-teman penyuluh semangat untuk perjuangkan kehidupan petani agar lebih sejahtera," katanya.

Mentan Syahrul memaparkan tentang inovasi berupa aplikasi Peta Potensi Komoditas Ekspor Pertanian Indonesia/Indonesia Maps of Agricultural Commodities Export [IMACE] yang mempertemukan para pelaku usaha agribisnis dengan petani di sentra komoditas unggulan.

Moeldoko menyatakan dukungan pada semua upaya yang dilakukan jajaran Kementan, bagi penumbuhkembangan seluruh potensi pertanian bagi ketahanan pangan dan kesejahteraan petani.

"Kita memang harus mengenal konsumen dan produsen, sehingga kita bisa menjadi jembatan. Misalnya, banyak petani yang memproduksi produk berkualitas tapi kesulitan menjualnya. Begitu pula dengan konsumen, banyak yang mencari produk berkualitas tapi tidak tahu dimana .. nah itulah fungsi kita," kata Moeldoko.

Sementara Kepala BPPSDMP Dedi Nursyamsi mengurai bahwa AWR juga digunakan untuk mengomunikasikan program-program Kementan kepada penyuluh dan petani, termasuk jadwal rutin Mentan Syahrul menyapa petani setiap Jumat dari AWR Kementan ke seluruh KostraTani melalui program Mentan Sapa Petani dan Penyuluh [MSPP].

"Bahkan Mentan bisa langsung menyapa petani setiap Jumat dari AWR ke seluruh Kostratani melalui program MSPP. AWR juga fasilitator atau pengelola data pertanian dari BPP Kostratani. Di saat yang sama, AWR memonitor standing crop tanaman padi di seluruh Indonesia," kata Dedi Nursyamsi.

Dia menambahkan, dilakukan pula peningkatan kapasitas penyuluh dan petani melalui pelatihan-pelatihan dari AWR ke Kostratani yang dilakukan secara rutin maupun insidental. [Cha]

Jakarta [B2B] - Indonesian government in the next five years prioritizes the development of human resources that are ready to face globalization in the era of industrialization 4.0, carry out its role to develop millennial farmers who understand information and communication technology, according to the senior official of the agriculture ministry.