Jaring Milenial Kalbar, Kementan Identifikasi CPCL untuk Smart Farming

Indonesia Binuang`s Agricultural Training Center Support Good Governance

Editor : Cahyani Harzi
Translator : Dhelia Gani


Jaring Milenial Kalbar, Kementan Identifikasi CPCL untuk Smart Farming
BBPP BINUANG: Kepala BBPP Binuang, Yulia Asni Kurniawati koordinasi dengan instansi terkait di Kalbar, tindak lanjut instruksi Mentan Syahrul Yasin Limpo [kiri atas] dan arahan Kepala BPPSDMP Dedi Nursyamsi [kanan atas] kembangkan smart farming

Sanggau, Kalbar [B2B] - Balai Besar Pelatihan Pertanian [BBPP] Binuang selaku unit pelaksana teknis Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian [BPPSDMP] Kementerian Pertanian RI senantiasa menjaga komitmennya melahirkan SDM pertanian yang berdaya saing, maju, mandiri dan modern.

Kemajuan teknologi dan digitalisasi mendorong BPPSDMP Kementan mempersiapkan generasi milenial untuk dapat memanfaatkan teknologi demi pertanian yang lebih berjaya. 

Smart farming atau pertanian cerdas berbasis teknologi menjadi salah satu inovasi yang tengah digalakkan BPPSDMP Kementerian Pertanian. Melalui berbagai pelatihan berbasis smart farming yang akan diselenggarakan pada tahun 2022, BPPSDMP melalui Pusat Pelatihan Pertanian [Puslatan] berupaya memperkenalkan pemanfaatan teknologi dalam pertanian terutama kepada generasi milenial.  

BBPP Binuang melalui Program Rural Empowerment Agricultural and Development Scalling Up Initiative (READSI) akan melaksanakan Pelatihan Smart Farming bagi Petani Milenial. 

Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo mengaku optimis pada pemanfaatan Smart Farming dapat menjadi langkah yang tepat menuju pertanian modern.  

"Sudah saatnya meninggalkan cara yang tidak efektif, distorsi dengan perilaku yang tidak menyerah, salah satunya mampu menundukkan alam," kata Mentan Syahrul. 

Salah satu yang kita dorong, katanya, adalah Smart Farming, kita tidak saja tunduk pada alam, tetapi ada rekayasa teknologi dan mekanisasi yang harus didorong. 

Kepala BPPSDMP Kementan, Dedi Nursyamsi mengatakan bahwa Smart farming menjadi agenda strategis di tahun 2022, salah satu bentuk pemanfaatan bio-science dan bio-technology. Smart Farming juga menjadi andalan untuk mengelola industri pertanian dari hulu ke hilir.  

"Kita berharap seluruh insan pertanian dapat memanfaatkan smart farming untuk menggenjot produktivitas, menggenjot efisiensi, dan menjadikan pertanian semakin berjaya," kata Dedi Nursyamsi.

Guna memastikan calon peserta pelatihan benar–benar milenial yang memiliki minat dan kapasitas untuk membangun smart farming di usaha taninya, maka BBPP Binuang selaku penyelenggara pelatihan dengan wilayah program READSI di provinsi Kalimantan Barat, melakukan kegiatan assesment identifikasi Calon Peserta Calon Lokasi [CPCL] pada 24 – 25 Maret 2020.

Peserta CPCL dari dua kabupaten, Sambas dan Sanggau, dengan menggandeng Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Kalimantan Barat. Kegiatan identifikasi CPCL ini dilaksanakan oleh Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Kalimantan Barat [Kalbar].

Kepala BBPP Binuang, Yulia Asni Kurniawati yang turut hadir pada saat identifikasi CPCL tersebut, menjelaskan penggunaan teknologi smart farming yang disesuaikan dengan zamannya, diharapkan mampu mengatasi masalah perawatan tanaman yang selama ini tidak bisa diselesaikan secara tradisional. 

"Calon peserta pelatihan smart farming yang akan dilatih di BBPP Binuang kami harap dapat meningkatkan potensi pertanian karena akan turut menarik perhatian kaum milenial lainnya untuk ikut serta menggeluti pertanian di daerahnya," katanya.

Adapun rencana persiapan materi yang diajarkan oleh tim fasilitator untuk pelatihan smart farming nantinya adalah Pengembangan Pertanian berbasis Smart Farming; Pengenalan Pemrograman Mikrokontroller Berbasis IOT; Perakitan Modul Kontrol untuk Smart Farming; Implementasi Smart Farming di Tanaman Pangan dan Perkebunan, Peternakan dan Hortikultura; serta Pembiayaan dan Kredit Usaha Rakyat.

Perihal CPCL, Kepala Bidang Penyuluhan TPH Kalbar, Masudi menjelaskan bahwa assesment CPCL merupakan salah satu tahapan program READSI dalam melengkapi data calon peserta program dan menganalisis kebutuhannya. 

Pemetaan kebutuhan masing-masing CPCL akan menentukan intervensi Program READSI dalam meningkatkan kapasitas berusahatani dan ketrampilan bekerja mereka di bidang pertanian smart farming. 

Tak sekedar mengidentifikasi dan menarik minat pemuda yang akan menjadi target program READSI, Dinas Pertanian Kab Sanggau dan Kab Sambas juga memetakan permasalahan apakah yang dihadapi CPCL sehingga perlatihan program READSI dapat tepat sasaran. 

Kepala Bidang Penyuluhan sekaligus manager READSI Kab Sanggau, Edi berharap pelatihan smart farming yang akan diikuti pemuda dari kecamatan di Kabupaten Sanggau dapat memperoleh ilmu baru dalam mengelola pertanian, sehingga dapat menjadi role model bagi petani–petani di wilayahnya, khususnya menarik minat pemuda untuk terjun ke pertanian kelak. 

Kegiatan identifikasi CPCL ini menghasilkan calon peserta Pelatihan Smart Farming sebanyak 30 orang, dimana 10 orang berasal dari Sanggau dan 20 orang Sambas. Pelatihan Smart Farming dijadwalkan akan dilaksanakan di BBPP Binuang Kalimantan Selatan pada 29 Maret hingga 4 April 2022. [Tota/Intan/Agus]

Sanggau, Kalbar [B2B] - The role of agricultural training in Indonesia such as the Agricultural Training Center of Indonesia Agriculture Ministry across the country or the BBPP so the ministry seeks to maximize its efforts to produce millennial entrepreneur.

Indonesian Agriculture Minister Syahrul Indonesia Yasin Limpo stated that the government´s commitment to developing agriculture, especially in the development of advanced, independent and modern agricultural human resources.

“The goal is to increase the income of farming families and ensure national food security. Farmer regeneration is a commitment that we must immediately realize," Minister Limpo said.

He reminded about the important role of agricultural training, to produce millennial farmers who have an entrepreneurial spirit.

"Through agricultural training, we connect farmers with technology and innovation so that BBPP meet their needs and are ready for new things," Limpo said.