Antisipasi Perubahan Iklim dan Krisis Pangan, Kementan dan KTNA Jalin Komitmen
Millennial Farmers Development are the Target of Indonesia`s PEPI Serpong
Editor : Kemal A Praghotsa
Translator : Dhelia Gani
Padang, Sumbar [B2B] - Kementerian Pertanian RI membangun komitmen bersama dengan Kontak Tani Nelayan Andalan [KTNA] dalam upaya mengantisipasi perubahan iklim dan krisis pangan global.
Komitmen tersebut ditandatangani oleh Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo dan Ketua KTNA, M Yadi Sofyan Noor pada kegiatan Workshop bertajuk ´Program Kementan, Komitmen KTNA dan Rekomendasi Antisipasi Perubahan Iklim dan Ancaman Krisis Pangan Global´ di Padang, Sumatera Barat pada Jumat [9/6].
Penandatanganan komitmen disaksikan Anggota Komisi IV DPR RI, Hanan Abdul Razak dan Hermanto, Ketua Perhimpunan Penyuluh Pertanian Indonesia [Perhiptani] Isran Noor dan para pejabat eselon satu Kementan.
Mentan Syahrul mengatakan workshop belumlah cukup untuk menyamakan persepsi tentang pembangunan pertanian nasional, maka diperlukan koordinasi lanjutan antara Eselon I Kementan dengan KTNA untuk menjalankan program pembangunan pertanian nasional.
"Kita harus berterimakasih kepada petani, karena pertanian menjadi bantalan ekonomi dalam menghadapi pandemi," katanya.
Ke depan, kata Mentan Syahrul, dunia akan dihadapkan pada ancaman krisis pangan global, diperkirakan 30% produktivitas pertanian akan menurun.
"Harus ada gagasan-gagasan. Terobosan-terobosan seperti tiap kabupaten harus menjadi lumbung pangan, dengan cara menanam di tiap kabupaten seluas seribu hektar," katanya.
Hal yang perlu diperhatikan dalam kegiatan pelatihan seperti Bimbingan Teknis [Bimtek] selanjutnya tentang efisiensi pemakaian pupuk dan mulai menggunakan lebih banyak pupuk organik.
"Kita kurangi pemakaian pupuk kimia. Hal penting lainnya adalah pemanfaatan KUR [Kredit Usaha Rakyat] sektor pertanian untuk menjalankan dan mengembangkan bisnis pertanian," kata Mentan Syahrul.
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian Kementan [BPPSDMP] Dedi Nursyamsi berharap, dengan penandatanganan komitmen bersama antara Kementan dengan KTNA akan terjalin sinergi.
Dia berharap setelah kegiatan Pekan Nasional Petani Nelayan [Penas] XVI 2023 akan terjalin sinergi bersama dalam menjalankan komitmen program antisipasi perubahan iklim dan ancaman krisis pangan global.
"Komitmen bersama ini akan semakin membuat insan pertanian kita solid dalam mengantisipasi perubahan iklim dan ancaman krisis pangan global," kata Dedi Nursyamsi.
Menurutnya, Kementan telah menyiapkan berbagai langkah mitigasi dan adaptasi perubahan iklim dan ancaman krisis pangan global, salah satu langkah penting adalah petani harus terus dapat berproduksi tanpa mengalami kendala apa pun.
"Kami sudah melakukan identifikasi terhadap berbagai tantangan yang akan dihadapi sehubungan dengan ancaman perubahan iklim," kata Dedi Nursyamsi.
Langkah mitigasi dan adaptasi tersebut, katanya lagi, tentu membutuhkan kerja sama lintas stakeholder yang baik agar petani tetap dapat berproduksi dan meningkatkan produktivitas.
Ketua KTNA, M Yadi Sofyan Noor mengatakan, Workshop Program Kementan yang merupakan bagian dari Rembug Utama KTNA menghasilkan rekomendasi dari eselon satu Kementan.
"Ada delapan eselon satu Kementan yang akan bekerjasama dengan KTNA dalam mengantisipasi perubahan iklim dan ancaman krisis pangan global. Saya kira ini menjadi gerak bersama untuk kita dalam membangun pertanian nasional," katanya. [andriwan/timhumaspepiserpong]
Padang of West Sumatera [B2B] - The role of agricultural vocational education in Indonesia such as the the Agricultural Development Polytechnic or the Polbangtan to support Indonesian Agriculture Ministry seeks to maximize its efforts to produce millennial entrepreneur.
Youth Enterpreneurship And Employment Support Services Programme or the YESS, to support Indonesian Agriculture Ministry seeks to maximize its efforts for the millennial entrepreneur.
Indonesian Agriculture Minister Syahrul Indonesia Yasin Limpo stated that the government´s commitment to developing agriculture, especially in the development of advanced, independent and modern agricultural human resources.
“The goal is to increase the income of farming families and ensure national food security. Farmer regeneration is a commitment that we must immediately realize," Minister Limpo said.
He reminded about the important role of vocational education, to produce millennial farmers who have an entrepreneurial spirit.
"Through vocational education, we connect campuses with industry so that Polbangtan graduates meet their needs and are ready for new things," Limpo said.
