Petani Milenial Tentukan Sukses Pembangunan Pertanian Nasional

Millennial Farmers are the Target of Developing Indonesian Agricultural HR

Reporter : Gusmiati Waris
Editor : Cahyani Harzi
Translator : Dhelia Gani


Petani Milenial Tentukan Sukses Pembangunan Pertanian Nasional
UJI TERAP: Penyuluh Kaltara mendampingi petani milenial Gapoktan Pemuda Milenial Burung Elang di Kukar, Kaltara melakukan uji terap penanaman jagung hibrida JH29 pada lahan seluas enam hektar [Foto: BPPSDMP]

Jakarta [B2B] - Masa depan pertanian di Indonesia diyakini di tangan petani milenial, diyakini Kementerian Pertanian sebagai bagian integral regenerasi petani. Dukungan pada Gapoktan Pemuda Milenial Burung Elang di Kabupaten Kutai Kartanegara, Provinsi Kalimantan Utara adalah dukungan strategis pada Kementan.

Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo menaruh harapan besar pada petani milenial untuk membangun pertanian Indonesia, karena di tangan mereka nasib pertanian Indonesia dipertaruhkan.  

“Kita akan terus mendorong generasi muda terjun ke sektor pertanian, Kementan telah memprogramkan untuk mencetak 2.5 juta petani milenial,” kata Mentan Syahrul.

Hal senada disampaikan Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian [BPPSDMP] Dedi Nursyamsi. Jumlah dan kualitas petani milenial turut tentukan keberhasilan pembangunan pertanian. 

"Inovasi teknologi pertanian dan teknologi informasi berkembang pesat, sekaligus mengubah perilaku warga dunia. Manfaatkan untuk pembangunan pertanian," kata Dedi Nursyamsi.

Sebagaimana diketahui, petani milenial di Kutai Kartanegara di Kalimantan Utara yang tergabung pada Gapoktan Pemuda Milenial Burung Elang yang diketuai oleh Hamzah Al Fauji bersemangat untuk meningkatkan produksi komoditas jagung. 

Beranggotakan 30 petani muda milenial di Desa Sindang Jaya RT 09, Kelurahan Muara JawaTengah, Kecamatan Muara Jawa mengelola usahatani pada lahan seluas 50 hektar. Komoditas yang dikelola adalah padi gunung, jagung hibrida dan semangka. 

"Mereka secara rutin mengelola semangka dan jagung hibrida sejak dua tahun lalu, bahkan padi gunung sudah berjalan selama 10 tahun," kata Hamzah Al Fauji.

Semangat tersebut diapresiasi Bupati Kutai Kartanegara, Edi Damansyah pada saat panen bersama jagung hibrida JH 29 yang berjanji akan mendukung pengembangan lahan kelompok tani [Poktan] Pemuda Tani Milenial sebagai role model pertanian yang dikelola oleh pemuda tani, yang akan difasilitasi dengan anggaran daerah. 

Menurutnya, para petani milenial yang dipimpinnya pada akhir 2020 berhasil melakukan uji terap jagung hibrida JH 29 pada lahan seluas enam hektar. Harapannya, penanaman jagung hibrida JH29 akan meningkatkan produktivitas dari 7 ton hingga 8 ton per hektar.

Metode penanaman jagung tanpa olah tanah, dengan sistem Jajar Legowo [Jarwo] pada jarak dalam barisan 20 cm dan jarak antar barisan 70 cm. Pemupukan dengan Kayabas, NPK Mutiara, urea, dan prokal yang dicampurkan langsung pada lahan berjarak 10 cm dari tanaman, menggunakan alat tanam jagung.

Hamzah Al Fauji mengakui petani milenial tersebut antusias melaksanakan kaji terap yang dibiayai dan dibina oleh Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Provinsi Kalimantan Timur [BPTP Kaltim].  

"Penjelasan kepada para petani milenial dilakukan pada saat tanam, saat pemupukan kedua dan ketiga. Dari kaji terap, diperoleh hasil 8,5 ton per hektar," katanya. [Wiji/Hevy/Cha]

Jakarta [B2B] - Indonesian government in the next five years prioritizes the development of human resources that are ready to face globalization in the era of industrialization 4.0, carry out its role to develop millennial farmers who understand information and communication technology, according to the senior official of the agriculture ministry.