Kepala BPPSDMP Kementan Serukan Petani Kalimantan Gunakan Pupuk Organik
Indonesia Binuang`s Agricultural Training Center Support Borneo Farmers
Editor : M. Achsan Atjo
Translator : Dhelia Gani
Balikpapan, Kaltim [B2B] - Kementerian Pertanian RI mengajak kelompok tani [Poktan] dan gabungan kelompok tani [Gapoktan] untuk mendorong anggotanya memanfaatkan pupuk organik. Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian Kementan [BPPSDMP] melalui Balai Besar Penyuluhan Pertanian [BBPP] siap mendampingi petani berinovasi membuat pupuk organik dan hayati, agar petani mengurangi ketergantungan pada pupuk kimia bersubsidi.
Seruan tersebut dikemukakan Kepala BPPSDMP Kementan, Dedi Nursyamsi saat mengunjungi Gapoktan Tani Makmur di Kelurahan Karang Joang, Kota Balikpapan, Provinsi Kalimantan Timur pada Sabtu [10/9] di sela kunjungan kerja mewakili Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo menghadiri Hari Olahraga Nasional [Haornas] di Balikpapan.
Kabadan didampingi Ketua Gapoktan Tani Makmur, Agus Basuki menyerukan petani Kalimantan memanfaatkan pupuk organik. Kualitasnya tidak kalah mumpuni dari pupuk kimia [anorganik] namun belum banyak petani yang memanfaatkan secara optimal.
Turut hadir dalam kunjungan tersebut, Kepala BBPP Binuang, Yulia Asni Kurniawati; Kepala SMKPPN Banjarbaru, Budi Santoso; Project Manager Program YESS Kementan, Inneke Kusumawati dan sejumlah Widyaiswara BBPP Binuang dan penyuluh setempat.
Seruan Dedi Nursyamsi sejalan harapan Mentan Syahrul yang mendambakan para petani bersama Poktan dan Gapoktan mampu menghasilkan pupuk organik secara mandiri, yang kualitasnya lebih baik dari pupuk anorganik saat ini.
“Hasil pertanian non pestisida itu kualitasnya lebih bagus dan pasarnya bisa lebih besar. Pupuk organik itu makin menguntungkan ke depan, seharusnya petani memang bisa memproduksi sendiri,” kata Mentan Syahrul.
Dedi Nursyamsi menambahkan, selanjutnya para petani diberi pelatihan oleh para penyuluh pertanian untuk memproduksi pupuk secara baik.
"Tinggal bagaimana mengajarkan petani mengumpulkan kompos. Itu memang butuh keahlian dan itu peran widyaiswara dan penyuluh untuk mengajarkan," katanya.
Dedi Nursyamsi pun mengurai tentang pupuk sebagai salah satu sarana produksi yang berperan meningkatkan produktivitas dan produksi pertanian. Pupuk terbagi atas organik, anorganik dan hayati mengacu sumber bahan baku pupuk.
"Pupuk anorganik seperti urea, SP36, KCL dan NPK. Pupuk organik, ada yang disebut kompos, bokasi, abu sekam, pupuk kandang dan pupuk hijau dari biomas tanaman,"
Pupuk hayati, katanya lagi, bahan bakunya mikroba atau organ hayati, tentu tergantung fungsinya seperti mikroba pelarut P, mikroba dekomposer dan lainnya yang dikenal sebagai biofertilizer [pupuk hayati].
"Berkreasi dan berinovasilah segenap insan pertanian. Beri solusi buat petani kita, dengan inovasi-inovasi yang dikembangkan para widyaiswara, peneliti, dosen dan guru pertanian lingkup Kementan," kata Dedi Nursyamsi. [agus/timhumasbbppbinuang]
Balikpapan of East Borneo [B2B] - The role of agricultural training in Indonesia such as the Agricultural Training Center of Indonesia Agriculture Ministry across the country so the ministry seeks to maximize its efforts to produce millennial entrepreneur.
Indonesian Agriculture Minister Syahrul Indonesia Yasin Limpo stated that the government´s commitment to developing agriculture, especially in the development of advanced, independent and modern agricultural human resources.
“The goal is to increase the income of farming families and ensure national food security. Farmer regeneration is a commitment that we must immediately realize," Minister Limpo said.
He reminded about the important role of agricultural training, to produce millennial farmers who have an entrepreneurial spirit.
"Through agricultural training, we connect farmers with technology and innovation so that BBPP meet their needs and are ready for new things," Limpo said.
