Kementan: Agribisnis Jamin Keberlangsungan Pembangunan Pertanian

Millennial Farmers Development are the Target of Indonesia`s Agriculture Ministry

Editor : Kemal A Praghotsa
Translator : Dhelia Gani


Kementan: Agribisnis Jamin Keberlangsungan Pembangunan Pertanian
BPPSDMP KEMENTAN: Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian Kementan [BPPSDMP] Dedi Nursyamsi menegaskan, wirausaha pertanian berperan penting menjamin keberlangsungan pembangunan pertanian.

Bogor, Jabar [B2B] - Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo mengatakan untuk memajukan pertanian, khususnya meningkatkan kesejahteraan petani, peningkatan produksi, dan produktivitas pada pengembangan budidaya pertanian saja tidaklah cukup.

"Guna mengatasi kendala tersebut, perlu diterapkan integrasi dari hulu ke hilir. Budidaya sampai pemasaran serta dukungan eksternal pertanian, yang dimungkinkan terwujud dalam agribisnis modern," katanya.

Sejumlah program Kementerian Pertanian RI yang mendukung transformasi, kata Mentan, antara lain Food Estate yang mendorong korporasi petani, fasilitasi Alsintan, akses permodalan, serta pelatihan pertanian dan manajemen usaha.

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian Kementan [BPPSDMP] Dedi Nursyamsi menegaskan, wirausaha pertanian berperan penting menjamin keberlangsungan pembangunan pertanian.

Sejalan arahan Mentan Syahrul bahwa penumbuhan wirausaha perlu terus didorong, terlebih dikaitkan rasio kewirausahaan Indonesia pada 2022 baru 3,47%.

"Saya mengajak seluruh petani Indonesia, Poktan, Gapoktan, KWT, P4S, petani milenial dan petani andalan agar semua berbisnis alias kita harus bangun agribisnis. Wirausaha pertanian sesungguhnya akan menjamin kebersinambungan pertanian kita," kata Dedi pada soft opening Pelatihan Sejuta Petani dan Penyuluh Volume IV 2022 di Bogor, Selasa [22/11].

Dia menambahkan, saat ini Kementan sedang melakukan tranformasi dari pertanian sekadar memenuhi kebutuhan sendiri, keluarga, dan tetangga, menjadi tumpuan penghasil keuntungan sebanyak-banyaknya .

Kementan juga, kata Dedi Nursyamsi, sedang melakukan transformasi pertanian konvensional ke modern, dengan Alsintan, ciri khas pertanian modern, sehingga efektif dan efisien meningkatkan produksi dan produktivitas.

"Saat penduduk Indonesia kurang dari 100 juta jiwa, cara konvensional masih aman. Sekarang, 273 juta jiwa. Kalau masih cara konvensional, produksi pertanian tidak mungkin cukup untuk 273 juta jiwa," katanya.

Selanjutnya, Dedi menyebutkan, ada 'tiga jurus jitu' membangun wirausaha pertanian. Pertama, smart farming, pertanian dengan cara cerdas oleh orang pintar. "Saya yakin, dengan smart farming produktivitas bisa digenjot. Kualitas bisa dperbaiki dan kontinyuitas terjamin." 

Pada smart farming, ada pemanfaatan produk biosains, bioteknologi, biofertilizer, biopestisida, utamanya pemanfaatan varietas yang berpotensi hasil tinggi. 

"Ingat, pertanian dimulai dari benih dan varietas potensi hasil tinggi. Kalau asal-asalan apalagi hoaks, hasilnya juga hoaks. Kalau kalian mau bertani, pastikan benih berkualitas dan potensi produktivitas tinggi," kata Dedi.

Smart farming juga memanfaatkan Alsintan, selain internet of things, big data, artificial intelligence, robot construction dan sensor. "Kita sudah memasuki era 4.0. Segala sesuatu serba otomatis, dengan internet dari hulu hingga hilir. Di hulu, memilih benih dan bibit berkualitas cukup pakai robot." 

Bahkan sekarang, kata Dedi, irigasi bisa terhubung internet ot things. Generasi milenial Indonesia bahkan mampu membuat Smart Irrigation System untuk usaha tani cabai dan sayur-sayuran.

Kedua, memanfaatkan Kredit Usaha Rakyat [KUR] dari pemerintah bagi pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) termasuk petani. Bunga hanya 6%. "KUR itu ibarat bensin, untuk menggerakkan usaha pertanian. "Percuma punya traktor, motor, mobil, dan kendaraan lainnya kalau tidak ada bensin."

Terakhir, lanjut Dedi, membangun kolaborasi dengan seluruh offtakers, buyers, eksportir dan foundation yang menyediakan dana dan perbankan dengan membangun jaringan. 

"Prisipnya, kita harus bangun kolaborasi bukan kompetisi. Kita harus bersanding, bukan bertanding. Kita harus merangkul, bukan baku pukul. Kita juga harus memeluk bukan baku gebuk. Itu yang harus kita lakukan," katanya. [tika/timhumassekretbppsdmp]

Bogor of West Java [B2B] - The role of agricultural vocational education in Indonesia such as the the Agricultural Development Polytechnic or the Polbangtan, to support Indonesian Agriculture Ministry seeks to maximize its efforts to produce millennial entrepreneur.

Indonesian Agriculture Minister Syahrul Indonesia Yasin Limpo stated that the government´s commitment to developing agriculture, especially in the development of advanced, independent and modern agricultural human resources.

“The goal is to increase the income of farming families and ensure national food security. Farmer regeneration is a commitment that we must immediately realize," Minister Limpo said.

He reminded about the important role of vocational education, to produce millennial farmers who have an entrepreneurial spirit.

"Through vocational education, we connect campuses with industry so that Polbangtan graduates meet their needs and are ready for new things," Limpo said.