Pelatihan Kewirausahaan, Kementan Dukung Petani Milenial Papua Barat
Millennial Farmers are the Target of Developing Indonesian Agricultural HR
Editor : Kemal A Praghotsa
Translator : Dhelia Gani
Sorong, Papua Barat [B2B] - Pelatihan kewirausahaan diyakini Kementerian Pertanian RI mampu meningkatkan kapasitas produksi komoditas pangan di Papua, yang digelar Kementan bagi petani milenial di Kelurahan Klamalu Distrik Mariat Kabupaten Sorong, Provinsi Papua Barat.
Sebelumnya di hari yang sama, Presiden RI Joko Widodo menegaskan kepada pers tentang harapannya kepada petani milenial, yang dikemukakan setelah tanam jagung bersama Ketua DPR RI Puan Maharani; Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo; Gubernur Papua Barat, Dominggus Mandacan dan Bupati Sorong, Johny Kamuru,
"Apabila petani milenial diberi kepercayaan akan mampu menciptakan ketahanan pangan, utamanya di Papua Barat," kata Presiden Jokowi.
Mentan Syahrul menambahkan bahwa tanah Papua tidak kalah hebatnya dengan Jawa, bahkan lebih subur maka pertanian Papua harus lebih unggul.
“Tuhan sudah berkahi bumi Papua ini dengan sinar matahari dan air di mana-mana. Itu modal yang luar biasa. Jadi, produktivitasnya jangan mau kalah. Mulai hari ini Papua Barat harus menjadi pemenang,” katanya saat membuka kegiatan pelatihan kewirausahaan pada Senin [4/10].
Mentan berharap pelatihan dapat mengoptimalkan sumber daya yang ada, memanfaatkan teknologi mutakhir melalui optimalisasi peran petani dan penyuluh dalam pencapaian program swasembada pangan di tingkat kecamatan, kabupaten hingga provinsi.
Menurutnya, keberadaan petani sangat vital dalam mewujudkan ketahanan pangan sehingga penerapan teknologi pertanian yang direkomendasikan, membuat petani milenial menjadi unggul, profesional dan berdaya saing dalam mengembangkan usahanya.
Petani milenial, kata Mentan, dapat mengembangkan usaha melalui Kredit Usaha Rakyat [KUR] dari perbankanseperti Bank BRI, Bank BNI, Bank Mandiri dan bank daerah untuk optimalisasi kegiatan agribisnisnya.
Kepala BPPSDMP Kementan, Dedi Nursyamsi mengatakan petani milenial yang tergabung pada Duta Petani Andalan/Duta Petani Milenial [DPM/DPA] terus melakukan resonansi di daerahnya seperti yang dilakukan di Sorong.
“DPM dan DPA sudah melakukan berbagai kegiatan di daerah. Kita bergerak di 11 provinsi, masing-masing sudah terdaftar lebih dari 200 orang petani milenial. Bersama dengan itu kita bangun jaringan pertanian nasional dan sudah terdaftar 10.470 petani milenial dalam jaringan itu,” kata Dedi Nursyamsi.
Dukungan pusat dan daerah serta banyak pihak dalam pemberdayaan petani milenial untuk meningkatkan produktivitas pertanian, menurut Dedi, sangat diperlukan. Pasalnya, petani milenial sebagai SDM unggul dengan karakter mampu beradaptasi, responsif dan kolaboratif, akan mendorong resonansi penumbuhan petani milenial
Terkait materi pelatihan, lebih diarahkan agar DPM/DPA mampu berwirausaha, yang disampaikan oleh fasilitator berkompeten yakni widyaiswara, P4S/Gapoktan berprestasi serta pihak perbankan terkait sosialisasi KUR.
“Materi pelatihan dengan metode blended learning untuk penumbuhan motivasi tentang prospek pertanian masa, juga pemahaman tentang bagaimana menjalin kemitraan dan negosiasi efektif dengan menerapkan supply chain management. Bagaimana menerapkan strategi pemasaran berbasis digitalisasi serta konsep pembiayaan dan pencatatan usaha yang relevan saat ini," kata Dedi.
Pelatihan berlangsung secara online dan tatap muka [offline] yang dihadiri 30 peserta dari Sorong, Sorong Selatan, Pegunungan Arfak, Tambrauw, dan Manokwari sementara petani milenial, penyuluh dan mahasiswa pertanian mengikuti melalui daring. [ND]
Sorong of West Papua [B2B] - Indonesian government in the next five years prioritizes the development of human resources that are ready to face globalization in the era of industrialization 4.0, carry out its role to develop millennial farmers who understand information and communication technology, according to the senior official of the agriculture ministry.