Produk Hilirisasi, Kementan Latih Jutaan Petani dan Penyuluh di Indonesia

Millennial Farmers Development are the Target of Indonesia`s Agriculture Ministry

Reporter : Gusmiati Waris
Editor : Cahyani Harzi
Translator : Dhelia Gani


Produk Hilirisasi, Kementan Latih Jutaan Petani dan Penyuluh di Indonesia
POLBANGTAN MEDAN: Sejumlah jurnalis menghadiri konferensi pers via daring tentang Pelatihan Sejuta Petani dan Penyuluh [PSPP] Vol. 9 yang berlangsung secara hibrid selama tiga hari, 19 - 21 September 2023 mendatang.

Jakarta [B2B] -  Kementerian Pertanian [Kementan] melalui Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian Kementan [BPPSDMP] kembali menggelar Pelatihan Sejuta Petani dan Penyuluh [PSPP] volume delapan dengan tema "Peningkatan Nilai Tambah Komoditas Pertanian Mengantisipasi El Nino."

Melalui kegiatan ini diharapkan mendorong peningkatan nilai tambah komoditas pertanian yang semakin besar, dengan pendampingan dari widyaiswara, dosen, guru, dan penyuluh pertanian kepada para petani dalam menghasilkan nilai tambah komoditas pertanian yang dihasilkan.

Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo mengatakan, Kementerian Pertanian [Kementan] selalu berupaya untuk melakukan hilirisasi.

"Hilirisasi menjadi kunci dalam meningkatkan nilai tambah dan daya saing berbagai komoditas pertanian," kata SYL, sapaan Mentan Syahrul.

Dia berujar bahwa hilirisasi di sektor pertanian tidak hanya terbatas pada komoditas perkebunan, seperti sawit. Melainkan juga pada komoditas lain, baik tanaman pangan, hortikultura, maupun peternakan.

Kepala BPPSDMP, Dedi Nursyamsi menambahkan bahwa salah satu cara yang dapat dilakukan agar komoditas pertanian di Indonesia dapat bersaing adalah dengan melakukan peningkatan nilai tambah produk pertanian.

"Pengertian nilai tambah di sini adalah suatu komoditas yang bertambah nilainya karena melalui proses pengolahan, pengangkutan ataupun penyimpanan dalam suatu produksi," jelas Dedi saat memberikan keterangan pers di Jakarta, Kamis [14/9].

Menurut Dedi, peningkatan nilai tambah komoditas pertanian selain dapat mempertahankan dan menambah kualitas hasil pertanian juga dapat menambah nilai ekonomisnya.

"Nilai tambah sektor pertanian memberikan pengaruh yang berarti pada penyerapan tenaga kerja dan sekaligus perkembangan kesejahteraan masyarakat. Peningkatan nilai tambah pada penyediaan input produksi di antaranya dengan pemanfaatan bibit unggul, serta bahan nutrisi dan pengendali hama penyakit alami," tutur dia.

Di samping itu, nilai tambah juga mampu menekan biaya produksi dan menambah nilai dari kualitas dan kuantitas produk yang dihasilkan.

"Nilai tambah pada kegiatan produksi dapat dilakukan dengan penggunaan sistem produksi hasil tinggi atau terstandar, yang menjamin kuantitas, kualitas, dan keamanan pangan," kata dia.

 "Peningkatan nilai tambah panenan dapat diperoleh dari kegiatan pascapanen, mulai dari sortasi dan grading, pengemasan, hingga pengolahan hasil untuk mendapatkan masa simpan yang lebih lama atau tekstur, penampilan, dan rasa yang lebih dapat diterima pasar yang lebih luas," imbuh dia.

Sebagai informasi, PSPP Vol. 8 akan dilaksanakan selama tiga hari, tanggal  19 - 21 September 2023 yang dilaksanakan di Balai Besar Pelatihan Kesehatan Hewan [BBPKH] Cinagara dan secara online serentak di UPT Pelatihan Pertanian ataupun lokasi lainnya.

Peserta pelatihan ditargetkan sebanyak 1.800.000 orang yang terdiri dari petani, penyuluh, dan insan pertanian lainnya di seluruh Indonesia. Di antaranya sebanyak 60 orang mengikuti secara tatap muka di di BBPKH Cinagara.

Narasumber pelatihan ini antara lain Badan PPSDMP, BSIP, Akademisi, Widyaiswara, Penyuluh Pertanian, praktisi, serta pejabat pada instansi yang terkait dengan peningkatan nilai tambah pertanian.

Adapun materi meliputi kebijakan adaptasi dan mitigasi perubahan iklim, hilirisasi produk pertanian terstandar menuju kemandirian pangan, pengawetan bahan pakan ternak.

Penanganan hasil pertanian berbasis GHP pada situasi El Nino, perhitungan nilai tambah produk pertanian, penanganan limbah ternak, penerapan smart digital marketing, dan rencana implementasi.

Jakarta [B2B] - The role of agricultural training in Indonesia such as the Agricultural Training Center of Indonesia Agriculture Ministry across the country such as the BBPP Binuang so the ministry seeks to maximize its efforts to produce millennial entrepreneur.

Indonesian Agriculture Minister Syahrul Indonesia Yasin Limpo stated that the government´s commitment to developing agriculture, especially in the development of advanced, independent and modern agricultural human resources.

“The goal is to increase the income of farming families and ensure national food security. Farmer regeneration is a commitment that we must immediately realize," Minister Limpo said.

He reminded about the important role of agricultural training, to produce millennial farmers who have an entrepreneurial spirit.

"Through agricultural training, we connect farmers with technology and innovation so that BBPP meet their needs and are ready for new things," Limpo said.