`Urban Farming`, Kementan Dukung Sidoarjo Kembangkan Pertanian Kota

Indonesian Senior Official Encourage Development of Urban Farming in Sidoarjo

Reporter : Kemal Agus Praghotsa
Editor : Cahyani Harzi
Translator : Dhelia Gani


`Urban Farming`, Kementan Dukung Sidoarjo Kembangkan Pertanian Kota
AUDIENSI BUPATI: Kepala BPPSDMP Dedi Nursyamsi [kanan] menjawab pers bersama Bupati Sidoarjo, Ahmad Muhdlor Ali didampingi Direktur Polbangtan Malang, Dr Setya Budhi Udrayana [tengah] Foto: BPPSDMP

Sidoarjo, Jatim [B2B] - Kementerian Pertanian RI siap mendukung Pemerintah Kabupaten [Pemkab] Sidoarjo di Provinsi Jawa Timur, untuk mengembangkan urban farming [pertanian kota] guna menyiasati penyusutan lahan yang berlangsung masif setiap tahun, yang alih fungsi menjadi kawasan industri dan pemukiman.

Menteri Pertanian RI Syahul Yasin Limpo menegaskan bahwa pertanian kota sangat dibutuhkan dalam menjaga ketahanan pangan nasional. Meski terbatas, namun bukan hambatan pengembangan pertanian di perkotaan. 

"Urban farming juga bagian penting dari penyiapan kebutuhan pangan nasional. Urban farming pilihan strategis pertanian di tengah perkotaan," kata Mentan Syahrul.

Sementara Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian [BPPSDMP] Dedi Nursyamsi mendukung upaya Pemkab Sidoarjo yang berniat mengembangkan urban farming, maka kehadiran dirinya di Sidoarjo dalam kerangka membangun kapasitas SDM pertanian, petani dan penyuluh. 

"Arahnya tepat kalau urban farming, Sidoarjo adalah kota industri. Saya sepakat dengan gagasan tersebut dan mari bersama kita perkuat kapasitas SDM pertanian," kata Dedi di Sidoarjo, Jumat [25/6].

Menurutnya, urban farming yang mengandalkan vertikal farming harus memanfaatkan teknologi yang diperkenankan, sehingga pertanian berkembang cepat, efisien dan efektif. 

"Meski lahan sempit, produktivitas urban farming sangat tinggi. Nanti program pelatihan penyuluh dan petani, silakan arahkan ke sana. Kami punya banyak program. Ada urban farming, juga pengembangan lahan pekarangan," katanya.

Di sisi lain, Dedi menjelaskan tugasnya secara nasional adalah mengembangkan kapasitas praktisi pertanian agar mampu menyediakan pangannya sendiri.

Bupati Ahmad Muhdlor Ali mengakui bahwa Sidoarjo membutuhkan pengembangan kapasitas SDM pertanian. Pasalnya, warga Sidoarjo mulai meninggalkan sektor pertanian, lebih berharap pada hasil penjualan sawah yang dihargai lebih tinggi ketimbang harus mengolah lahannya untuk pertanian.

"Masyarakat kami mulai meninggalkan pertanian. Mereka lebih memilih lahannya menjadi beton, dalam arti lahannya dijual, karena menghasilkan uang lebih banyak," kata Bupati Ahmad yang akrab disapa Gus Muhdlor saat menerima audiensi Dedi Nursyamsi.

Dia mengakui kontribusi sektor pertanian terhadap Pendapatan Domestik Bruto [PDB] Sidoarjo tergolong minim, hanya 2% dan selebihnya dari kontribusi sektor industri sehingga menjadi dilema bagi Pemkab Sidoarjo.

Kendati begitu, Gus Muhdlor menilai masih ada harapan, hanya saja diubah, bukan lagi pertanian tradisional namun pertanian modern. "Kita harus move on. Bukan berarti meninggalkan pertanian, tapi mengubah mindset dan paradigma."

Dia mengakui pentingnya peningkatan kapasitas penyuluh agar mampu mempertahankan sektor pertanian di Sidoarjo meski bermetamorfosa menjadi urban farming. [Cha]

Sidoarjo of East Java [B2B] - Food security in Indonesia can start from the family, by developing urban farming in yard area of house to meet food needs by planting chili so it can save the household expenses because chili prices often soared during the religious holidays and National holiday, according to Indonesia senior official.